Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Monday, June 16, 2014

Memori Indonesian Students Mining Competion 7 yang Terwujud 4 tahun Berselang

 Jepretan saya waktu rock drilling,,, situasi hujan rintik-rintik (2010)

Tulisan ini diperbaharui pada 16 Juni 2014, 4 tahun setelah tulisan pertama dibuat. Dan, harapan yang dipanjatkan semenjak pertama, akhirnya terwujud, yaitu pelaksanaan ISMC yang diselenggarakan oleh ITB dengan berskala Internasional. Memang masih banyak kekurangan, namun selamat karena telah melangkah untuk maju lebih baik dari waktu ke waktu. Dulu saya pernah menulis tentang harapan tentang ISMC ke-8, tepat setelah LPJ Kepengurusan dan LPJ ISMC pada tahun 2010. Dan setelah 4 tahun kemudian, saya bisa tersenyum simpul karena cita-cita itu terwujud juga




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[2010] Salah satu acara akbar yang dimiliki oleh Himpunan Mahasiswa Tambang ITB adalah Indonesian Students Mining Competition, yang sampai saat ini sudah berjalan untuk ke 7 kali nya (tahun 2010). Acara ini diadaptasi dari kontes serupa, yang diadakan di Australia, 14 atau 15 tahun yang lalu. 



Seingat saya, tahun 1996 HMT ITB pertama kali turut serta dalam perlombaan tersebut, dan banyak yang menceritakan kepada saya, bahwa ketika itu, mahasiswa yang ikut perlombaan tersebut sampai harus menggembel dan dititipkan di beberapa rumah WNI yang sedang belajar di Australia. Saya menjadi terbayang, betapa hebatnya perjuangan mahasiswa tambang ketika itu. Dan akhirnya setelah sekian lama ISMC berjalan, the first prize berupa keturut sertaan pemenang utama dalam kegiatan serupa di Australia akhirnya dihapuskan, yang artinya pemenang utama ISMC tidak akan diikutkan dalam kejuaraan yang serupa di Australia. Memang kontes tersebut tidak hanya dimiliki oleh ITB dan Australia, beberapa kampus juga melakukan hal yang sama, seperti USMC yang digagas oleh Unisba, Dinamite yang digagas oleh UPN Veteran Jogjakarta, dan kontes serupa oleh Colorado School of Mines. 





















Dari tahun ke tahun, banyak perubahan yang telah dilakukan, seperti dengan menambahkan atau memodifikasi konten acara, meningkatkan kualitas pertandingan, "menggonta ganti" syarat calon peserta (mula-mula untuk semua mahasiswa Tambang se Indonesia, kemudian diperbolehkan untuk mahasiswa Geologi, mahasiswa Metalurgi, dan ISMC yang terakhir, hanya diperbolehkan mahasiswa S1 Teknik Pertambangan se-Indonesia), namun yang menjadi concern saya saat ini, kapan ISMC bisa bersanding di tingkat Asia, bahkan Asia Pasifik. Ingin sekali saya mendengar adik-adik saya melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang telah saya dan teman-teman lakukan. Karena perubahan itu pasti terjadi, dan mau untuk berubah, itu pilihan.



Mungkin terkesan mengkhayal atau "menerawang", namun kalau saya berani bermimpi, saya yakin suatu saat nanti hal tersebut pasti akan bisa terjadi. Ya memang saya tidak bisa lagi membantu mengkonsep semua dari awal, tapi saya yakin, adik-adik saya pasti akan lebih terpacu untuk meningkatkan kualitas dari ISMC tersebut, tentunya dari berbagai aspek. Karena sadar atau tidak. tiap generasi telah membuat suatu standar yang cukup tinggi untuk dicapai, dan penerus-penerusnya tentu tidak akan mau untuk kalah dibandingkan senior-senior mereka (tapi jangan digeneralisasikan juga sih). Jadi, ini adalah waktu kalian untuk bangkit, menjawab tantangan tersebut, dan membuktikan, bahwa kalian mampu untuk berbuat lebih baik daripada yang kami dan teman-teman lakukan. Kalau saat ini pendahulu kalian hanya bisa melakukan sampai sejauh ini, aku yakin kalian bisa lebih baik dari kami semua. Semangat HMT-ku, aku yakin kalian bisa... Maju(kan) Pertambangan untuk Pembangunan..


------------------------------------------------------------------TAMAT-----------------------------------------------------

*) semua foto dokumentasi ISMC 8 dan ISMC 9 diambil dari dokumentasi panitia ISMC-9 SEAMC-1 HMT ITB, dari website Yudha Bumi HMT ITB



foto saya dan Galang (TA-09) ISMC 9 (foto diambil tahun 2014)
Foto saya tahun 2010, Ini lagi sarapan di CC setelah pembukaan ISMC (foto diambil tahun 2010)

 Wah, ini foto saya dengan mantan pacar saya tahun 2010, yang sekarang sudah menjadi istri saya.. :D InsyaAllah bakal awet sampai kapan pun

Jepretan Kahim Trisakti 2009-2010, Willy (tahun 2010)




Share:

Monday, June 9, 2014

Gemludug Gelundung Pengolah Emas di Bunikasih, Pengalengan



Hari Jumat lalu, baru saja saya mengunjungi salah satu perkebunan teh di Selatan Bandung, bukan untuk survey teh atau berencana survei lahan untuk diakusisi oleh pemilik baru. Tahun ini, saya dan Dosen saya, mendapatkan dana hibah untuk melakukan penelitian emas di lokasi tambang rakyat, yang berlokasi di Bunikasih, Desa Sukaluyu, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung. Hampir 3 jam kami mencapai lokasi tersebut, mengingat lokasi nya yang sangat jauh dan terpencil. Saya memang belum pernah kesana, namun adik-adik saya di Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB, dan Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea) ITB memang sudah pernah mampir ke lokasi tersebut untuk melakukan pengabdian masyarakat (Community Development) ke masyarakat yang berada di sekitar tambang tersebut.Misi penelitian kali ini, adalah memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitar tambang rakyat, supaya lebih berhati-hati dalam penggunaan merkuri atau air raksa. Video aktivitas mereka bisa dilihat disini.
Dibalik hijaunya perkebunan teh yang saya jumpai di Bunikasih, ternyata sekelebat saya lihat tenda-tenda berwarna biru berada di lembah. Kalau kita berada di lokasi tambang rakyat, tenda-tenda itu menunjukkan lokasi keterdapatan tambang rakyat. Dan memang benar, di bawah tenda tersebut, banyak penambang rakyat yang sedang menggelundung batuan yang didapat dari urat kuarsa yang diambil dari dalam lubang. 



Kalau dilihat secara lebih cermat, secara mineralisasi dan alterasi, tampak komoditi tambang yang ditambang  di Bunikasih, merupakan emas, dengan tipe endapan berupa urat (vein). Urat kuarsa nampak teramati bersama-sama sedikit mineral sulfida berupa pirit dan kalkopirit. Sedangkan alterasi yang teramati adalah argillik yang didominasi oleh mineral lempung, serta alterasi propilitik yang didominasi oleh kemunculan klorit, albit dan epidot. Jika kita akan mengklasifikasikan secara lebih mendalam, tipe endapan nya merupakan endapan sulfidasi rendah. Bentuk endapan yang menyerupai urat ini mengharuskan penambang harus menambang dengan metode tambang bawah tanah. Hal ini lebih menguntungkan, karena volume tanah yang dikupas akan jauh lebih sedikit, dibandingkan dengan tambang terbuka. 



Lubang-lubang yang ada umumnya mempunyai kedalaman mencapai 40 meter, bahkan ada yang lebih. Diameter lubang pun hanya muat untuk 1 orang, sambil merayap keluar masuk dari lubang tersebut. Di dalam lubang, mereka mengikuti arah dari urat kuarsa yang berwarna putih, tanpa memberikan penyanggaan di sekitar lubang bukaan tersebut. Mengerikan, sudah banyak penambang yang akhirnya tertimbun akibat tidak adanya penyanggaan di dalam lubang. Kegiatan penambangan bawah tanah dengan metode gophering ,yaitu membuat lubang untuk mengejar bijih berharga (ore). 



Tipe endapan epitermal banyak dijumpai di Jawa Barat bagian Selatan, dan memang banyak penambang bawah tanah yang berkeliling di Indonesia berasal dari Jawa Barat, seperti dari Tasikmalaya, Sukabumi dan Garut. Saya pernah mengulas kehebatan mereka di tulisan sebelumnya, sebagai contoh kegiatan penambangan emas di Purwakarta  , penambangan di Garut , dan kehebatan penambang dari Sukabumi .



Di atas, sudah ada rekan yang siap menggerus batuan tersebut menjadi lebih kecil dengan meremukkan batuan dengan bantuan palu dan semacam alat yang digunakan untuk menggengam batuan yang dibuat dari potongan ban. Batuan yang sudah halus, kemudian dikumpulkan, untuk kemudian digelundung dalam tabung yang terbuat dari besi, untuk diputar dengan bantuan mesin atau bantuan air, yang di bagian dalamnya sudah diberi bola-bola besi. Fungsi bola besi ini adalah meremukkan batuan yang ada di dalamnya, sehingga mineral akan terliberasi dengan sempurna, sehingga emas yang semula terinklusi dalam batuan akan menjadi butiran bebas. Dalam metalurgi, istilah gelundung kita kenal dengan metode ball mill, yang ilustrasinya bisa dilihat di bawah ini.





Untuk memudahkan kerja penambang, kadang kala mereka menambahkan air raksa, yang sering disebut sebagai Kuik, yang berfungsi mengikat emas yang sudah terliberasi sehingga menjadi amalgam, yaitu emas murni yang diselimuti raksa. Amalgam yang ada, kemudian dibakar, dan ulasannya sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya, tentang betapa bahayanya pengolahan tambang dengan membakar amalgam, atau istilah umumnya gebos atau menge-joss-kan emas, berdasarkan kunjungan saya ke Pongkor, Bogor.


Saya pun kebingungan bagaimana akan menutup tulisan ini, karena realita yang ada, sangat banyak penambang yang sukses berkat lubang-lubang emas tersebut, namun lebih banyak juga orang yang meninggal, bukan hanya tertimbun dalam lubang galian mereka, terutama keluarga yang dapat saja terkena dampak akibat air yang tercemar oleh merkuri. Jadi, mari kita berhati-hati dengan penggunaan merkuri.


Sumber:
http://projects.inweh.unu.edu/inweh/inweh/content/1223/IWLEARN/Outreach%20Materials/issue-1-august-2006-englishs.html



Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *