Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Showing posts with label tembaga. Show all posts
Showing posts with label tembaga. Show all posts

Thursday, July 3, 2014

Nasionalisme di Perbatasan Indonesia

Kesempatan yang cukup langka, bisa berkesempatan mengeksplorasi potensi Kabupaten termuda di Kalimantan Timur, Kabupaten Mahakam Ulu. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat, pada tahun 2012. Kabupaten ini memang belum lama berdiri, dan saat ini pun masih dipimpin oleh Pejabat Sementara, dimana pemilihan Bupati baru akan dilaksanakan pada tahun 2015. Selama akhir Juni hingga awal Juli, saya sedikit mengubek-ubek pedalaman yang dilintasi oleh sungai Mahakam, sungai terbesar di Provinsi Kalimantan Timur.

sumber: Peta Dasar - BNPB, 2009

Selamat datang di Mahakam Ulu. Nadi perekonomian Mahakam Ulu sangat bergantung pada keberadaan sungai Mahakam. Untuk mencapai Ibukota Kabupaten ini, yaitu Ujoh Bilang, kita perlu datang ke Melak, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tering, yaitu dermaga yang berada di sebelah Barat kota Melak. Perjalanan menuju Ujoh Bilang ditempuh dengan menggunakan speed boat, mengingat jalan darat hingga ke ibukota kabupaten tersebut belum sepenuhnya tersambung dengan jalan raya. Perjalanan dengan menggunakan speed boat ditempuh selama 4 jam, karena speed boat harus melawan arus menuju hulu Mahakam. Di tengah perjalanan, kami berhenti di “rest area” di Datah Dawai, dan saya mencicipi makanan setempat, gule daging rusa dan tempoyak, alias fermentasi durian, yang rasanya tidak terlalu kuat dibanding tempoyak yang pernah saya coba di Jambi.




Kabupaten ini mempunyai 5 kecamatan yang cukup besar, yaitu Laham yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kalbar, Long Hubung , Long Bagun yang menjadi ibukota kabupaten Mahakam Ulu, Long Pahangai yang berada di Utara berbatasan dengan Malinau dan Serawak, dan serta Long Apari yang berada paling jauh dan berbatasan dengan Serawak dan Kalbar. Saya tergabung dalam tim, dimana kami harus memetakan potensi mineral dan batubara di Kabupaten yang mempunyai luas mencapai 18rb meter persegi.
 
Sebenarnya, bukan hanya mineral dan batubara yang berada di lokasi ini. Banyak potensi lain yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah sebagai potensi dan asetnya. Eksplorasi minyak bumi pernah dilakukan oleh Belanda pada tahun 1930-an, namun rig, kompresor dan peralatan lain terpakasa harus ditinggalkan karena adanya pendudukan oleh Jepang. Dilaporkan juga oleh penduudk, adanya gas yang keluar dari tanah, yang saya perkirakan itu adalah gas metana, yang berada di Formasi pembawa batubara.


Foto Eksplorasi Mahakam Ulu oleh Belanda 
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat#mediaviewer/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Groepsportret_van_controleur_J.P.J._Barth_met_zijn_reisgevolg_tijdens_de_bestuursvestiging_in_het_Dajakgebied_aan_de_Boven_Mahakam_Midden-Borneo._TMnr_60010382.jpg

Sebelum kita masuk ke Ujoh Bilang, kita akan menjumpai singkapan batugamping yang sangat tinggi di tepi kanan darii arah Tering, yang disebut sebagai batu dinding. Batu dinding merupakan batu gamping yang menunjukkan adanyafosil yang berukuran mikro, namun sebenarnya tidak semuanya berukuran mikro. Beberapa di antaranya masih bisa kita lihat dengan mata telanjang. Menurut legenda, batu dinding ini adalah akibat adanya pesta adat yang dilanggar, karena hewan ikut serta dalam pesta  adat dayak tersebut. Dewa pun marah, dan menjatuhkan batu hanya di satu kampung tersebut, yang sekarang disebut sebagai batu dinding.






Jika menilik potensi mineral, memang kabupaten Mahakam Ulu ketiga kriteria yang diperlukan untuk terbentuknya endapan. Adanya sumber, perangkap, dan media, membuat potensi mineral, terutama yang berhubungan dengan emas alluvial sangat mudah ditemukan di sepanjang sungai Mahakam. Namun, bukan kegiatan eksplorasi jika tidak menemukan sumber-nya. Intrusi sintang yang  berada di sekitar sungai Mahakam, serta adanya granit Era, diperkirakan menjadi sumber adanya potensi emas yang melimpah di sepanjang sungai. Hampir semua anak sungai bermuara ke Sungai Mahakam, sebut saja sungai Boh, sungai Meraseh, sungai Oga, sungai Alan, sungai Ratah, dan sungai Nyerimbungan, semua nya menjadi media transportasi emas yang terbawa ke sungai. Mencari sumber emas bukan pekerjaan yang mudah. Tutupan lahan yang didominasi oleh semak belukar dan pepohonan, serta kemiringan lereng yang cukup ekstrim, membuat eksplorasi potensi mineral, terutama emas menjadi tantangan tersendiri. Namun, saya cukup menikmati kegiatan eksplorasi ini, mengingat insting kita sebagai seorang eksplorer benar-benar diasah, karena kita berada di perbatasan dengan Negara lain, yang harga komoditinya sangat jauh lebih mahal di banding lokasi lain.






Sebagai gambaran, untuk sekali makan nasi dengan lauk dan sayur, anda memerlukan 30rb rupiah. Mash normal? Mungkin ini yang membuat anda tercengang. Air mineral gelas 2rb rupiah, bensin bervariasi dari 10rb rupiah di Ujoh Bilang, 15rb rupiah di Long Pahangai, dan mencapai 20rb rupiah di Long Apari.  Hmmmmm, cukup mencengangkan bukan? Selamat datang di daerah perbatasan.  Orang-orang disini mungkin sudah terbiasa dengan harga yang cukup mencengangkan untuk kebanyakan orang-orang yang terbiasa hidup di kota dengan segala kemudahannya. Yap, kita harus banyak bersyukur, bahwa di tempat yang kita diami, harga komoditasnya mungkin tidak akan semahal ini. Sehingga, boleh saja saya berpendapat, bahwa seharusnya dengan harga yang seperti ini, subsidi bahan bakar dan pembangunan harusnya diutamakan ke penduduk di daerah perbatasan seperti ini, bukan terpusat di Jawa.Jika harga bensin naik, selalu orang-orang di perkotaan yang demonstrasi. Wong yang di perbatasan dari dulu harga sudah membumbung tinggi juga tidak pernah protes. Yah yah, Indonesia belum merdeka juga ternyata…


Untuk potensi batubara, memang ada potensi batubara, karena memang di daerah ini sedikit termasuk ke dalam Cekungan Kutai. Potensi batubara di sungai Medang, sungai Betunuung  dan sungai Mahakam, terutama berlokasi di Kampung Mamahak. Jumlahnya memang harus di eksplorasi lebih lanjut dengan eksplorasi yang lebih detail, namun saya sangat tertarik pada struktur geologi yang ada di lokasi ini. Memang, lokasi yang saya jumpai berada di zona lipatan, batubara seperti kue lapis yang sudah diacak-acak saja. Belum lagi saya sempat merenung, bagaimana bisa ada batubara dengan rank yang rendah, gambut mungkin, berada di antara dua seam batubara yang sudah lebih mature. Periode pembatubaraan yang berbeda saya rasa, yaitu ketika batubara seam tengah terbentuk, belum sepenuhnya menjadi batubara, sehingga hanya menjadi  dirty coal.




Dari 5 kecamatan, saya sudah cukup banyak berinteraksi dengan potensi Long Bagun, dan sedikit saja melihat dari dekat Kecamatan Long Pahangai. Ingin rasanya saya kembali lagi ke Long Pahangai yang berada di Utara, terutama ingin melihat lagi riam pernah saya lalui, dan membuat saya menganga, mengingat motoris, atau nahkoda speedboat sangat cekatan melewati riam atau jeram yang berbahaya, karena kami melawan arus. Konon katanya, setiap tahun ada saja kecelakaan yang meminta korban nyawa di riam-riam tersebut, sehingga tidak sembarang orang berani melewati riam menuju Long Pahangai, maupun Long Apari. Saya sendiri sempat mengabadikan, betapa ganasnya riam yang diterjang oleh speedboat. Memang, alam bukan untuk di lawan, namun untuk dipahami.




Semoga saja, nanti saya bisa kembali lagi ke tempat ini, entah kenapa ada satu potensi yang banyak dibicarakan dan diteliti oleh peneliti sebelumnya, namun selalu berakhir dengan cerita yang kurang menyenangkan, potensi uranium. Hmmmm, uranium dalam granit membuat saya ingin belajar lebih dalam tentang endapan ini. Di salah satu riam itulah, yang secara tidak sengaja saya lewati ketika saya menuju Datah Dawai, ternyata batuannya adalah granit yang mengandung uranium. Damn, saya tidak sadar, dan baru tahu setelah saya di basecamp lagi.Disana saya hanya terlongok, kenapa ya batuan yang besar-besar ini berwarna hitam kemerah-merahan. Semoga saja saya masih bisa mampir kesana. Sampai jumpa Mahakam Ulu, semoga kelak resmi menjadi Kabupaten baru. 



Ada beberapa foto lapangan, edisi dibuang sayang, warnanya menarik seperti mangga, harum juga,, ternyata, aseeeem buanget... selamat menikmati buah Pangin dari pedalaman Mahakam


Tangkapan lokal, namanya ikan jelawat,,, bukan jerawat ya... :D

Mejeng setelah bos-bos koordinator lapangan diinterview untuk siaran di RRI perbatasan

Share:

Monday, June 9, 2014

Gemludug Gelundung Pengolah Emas di Bunikasih, Pengalengan



Hari Jumat lalu, baru saja saya mengunjungi salah satu perkebunan teh di Selatan Bandung, bukan untuk survey teh atau berencana survei lahan untuk diakusisi oleh pemilik baru. Tahun ini, saya dan Dosen saya, mendapatkan dana hibah untuk melakukan penelitian emas di lokasi tambang rakyat, yang berlokasi di Bunikasih, Desa Sukaluyu, Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung. Hampir 3 jam kami mencapai lokasi tersebut, mengingat lokasi nya yang sangat jauh dan terpencil. Saya memang belum pernah kesana, namun adik-adik saya di Himpunan Mahasiswa Tambang (HMT) ITB, dan Himpunan Mahasiswa Biologi (Nymphaea) ITB memang sudah pernah mampir ke lokasi tersebut untuk melakukan pengabdian masyarakat (Community Development) ke masyarakat yang berada di sekitar tambang tersebut.Misi penelitian kali ini, adalah memberikan edukasi kepada masyarakat di sekitar tambang rakyat, supaya lebih berhati-hati dalam penggunaan merkuri atau air raksa. Video aktivitas mereka bisa dilihat disini.
Dibalik hijaunya perkebunan teh yang saya jumpai di Bunikasih, ternyata sekelebat saya lihat tenda-tenda berwarna biru berada di lembah. Kalau kita berada di lokasi tambang rakyat, tenda-tenda itu menunjukkan lokasi keterdapatan tambang rakyat. Dan memang benar, di bawah tenda tersebut, banyak penambang rakyat yang sedang menggelundung batuan yang didapat dari urat kuarsa yang diambil dari dalam lubang. 



Kalau dilihat secara lebih cermat, secara mineralisasi dan alterasi, tampak komoditi tambang yang ditambang  di Bunikasih, merupakan emas, dengan tipe endapan berupa urat (vein). Urat kuarsa nampak teramati bersama-sama sedikit mineral sulfida berupa pirit dan kalkopirit. Sedangkan alterasi yang teramati adalah argillik yang didominasi oleh mineral lempung, serta alterasi propilitik yang didominasi oleh kemunculan klorit, albit dan epidot. Jika kita akan mengklasifikasikan secara lebih mendalam, tipe endapan nya merupakan endapan sulfidasi rendah. Bentuk endapan yang menyerupai urat ini mengharuskan penambang harus menambang dengan metode tambang bawah tanah. Hal ini lebih menguntungkan, karena volume tanah yang dikupas akan jauh lebih sedikit, dibandingkan dengan tambang terbuka. 



Lubang-lubang yang ada umumnya mempunyai kedalaman mencapai 40 meter, bahkan ada yang lebih. Diameter lubang pun hanya muat untuk 1 orang, sambil merayap keluar masuk dari lubang tersebut. Di dalam lubang, mereka mengikuti arah dari urat kuarsa yang berwarna putih, tanpa memberikan penyanggaan di sekitar lubang bukaan tersebut. Mengerikan, sudah banyak penambang yang akhirnya tertimbun akibat tidak adanya penyanggaan di dalam lubang. Kegiatan penambangan bawah tanah dengan metode gophering ,yaitu membuat lubang untuk mengejar bijih berharga (ore). 



Tipe endapan epitermal banyak dijumpai di Jawa Barat bagian Selatan, dan memang banyak penambang bawah tanah yang berkeliling di Indonesia berasal dari Jawa Barat, seperti dari Tasikmalaya, Sukabumi dan Garut. Saya pernah mengulas kehebatan mereka di tulisan sebelumnya, sebagai contoh kegiatan penambangan emas di Purwakarta  , penambangan di Garut , dan kehebatan penambang dari Sukabumi .



Di atas, sudah ada rekan yang siap menggerus batuan tersebut menjadi lebih kecil dengan meremukkan batuan dengan bantuan palu dan semacam alat yang digunakan untuk menggengam batuan yang dibuat dari potongan ban. Batuan yang sudah halus, kemudian dikumpulkan, untuk kemudian digelundung dalam tabung yang terbuat dari besi, untuk diputar dengan bantuan mesin atau bantuan air, yang di bagian dalamnya sudah diberi bola-bola besi. Fungsi bola besi ini adalah meremukkan batuan yang ada di dalamnya, sehingga mineral akan terliberasi dengan sempurna, sehingga emas yang semula terinklusi dalam batuan akan menjadi butiran bebas. Dalam metalurgi, istilah gelundung kita kenal dengan metode ball mill, yang ilustrasinya bisa dilihat di bawah ini.





Untuk memudahkan kerja penambang, kadang kala mereka menambahkan air raksa, yang sering disebut sebagai Kuik, yang berfungsi mengikat emas yang sudah terliberasi sehingga menjadi amalgam, yaitu emas murni yang diselimuti raksa. Amalgam yang ada, kemudian dibakar, dan ulasannya sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya, tentang betapa bahayanya pengolahan tambang dengan membakar amalgam, atau istilah umumnya gebos atau menge-joss-kan emas, berdasarkan kunjungan saya ke Pongkor, Bogor.


Saya pun kebingungan bagaimana akan menutup tulisan ini, karena realita yang ada, sangat banyak penambang yang sukses berkat lubang-lubang emas tersebut, namun lebih banyak juga orang yang meninggal, bukan hanya tertimbun dalam lubang galian mereka, terutama keluarga yang dapat saja terkena dampak akibat air yang tercemar oleh merkuri. Jadi, mari kita berhati-hati dengan penggunaan merkuri.


Sumber:
http://projects.inweh.unu.edu/inweh/inweh/content/1223/IWLEARN/Outreach%20Materials/issue-1-august-2006-englishs.html



Share:

Wednesday, July 24, 2013

Gunung Api dan Potensi Tambangnya

Lautan Pasir Bromo berlatarkan Gunung Semeru dan Gunung Batok, 2013

Alhamdulillah, saya masih dipertemukan dengan Ramadhan yang penuh maghfirah di tahun ini. Susah rasanya untuk memejamkan mata malam ini, akhirnya saya mencoba membunuh waktu dengan mencari referensi tentang gunung, kemudian merangkumnya dalam tulisan singkat ini.

Kita di Indonesia tentunya tidak lah asing dengan gunung berapi. Gunung yang ada di Indonesia, umumnya terbentuk akibat adanya tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera, yang mengakibatkan adanya bagian yang terangkat, sehingga di sepanjang Aceh hingga Sumbawa, serta Sulawesi hingga Maluku, banyak ditemukan adanya gunung berapi.

Adanya tumbukan antara kedua lempeng tersebut mengakibatkan di sepanjang zona tersebut memberikan manfaat dan musibah untuk Indonesia. Sudah jelas, manfaat yang dijumpai sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi agraria, perkebunan, pariwisata, maupun ditinjau dari segi geologi dan komoditi bahan tambang. Sedangkan musibahnya, sudah jelas pada zona tumbukan dan gunung berapi, banyak dijumpai adanya potensi erupsi, letusan, maupun gempa yang bisa muncul kapan saja. Kali ini, saya mencoba mengupas gunung api dari sisi manfaat terhadap dunia pertambangan dan ilmu geologi. (Gambar subduksi oleh Gertisser dan Keller, 2003)

Mengapa gunung sangat penting bagi seorang eksplorer maupun geolog, atau orang-orang yang berkecimpung di ilmu kebumian? Karena gunung api merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang tidak kunjung habis untuk ibahas. Banyak ilmuwan bermunculan, karya iilmiah dihasilkan berkat adanya gunung. Dari kacamata saya yang berkutat di eksplorasi sumberdaya bumi, banyak hal yang dapat ditinjau dari segi kegunung apian, seperti ilmu kegempaan atau seismologi, ilmu tentang kegunung apian atau volkanologi, geothermal, epithermal, sangat berkaitan erat dengan gunung api. (gambar kawah Kereta Api, Kamojang, 2012)
Banyak endapan bahan galian, baik logam maupun bahan galian industri berkaitan dengan adanya gunung api. Sebagai contoh, endapan epithermal, yang menghasilkan komoditi logam emas, perak, tembaga, selalu ditemukan tidak jauh dengan gunung api. Di sepanjang jalur pegunungan di Indonesia, banyak sekali aktifitas penambangan endapan emas epitermal maupun endapan tipe porfiri, muncul akibat adanya proses diferensiasi magma dan segregasi magma, sehingga logam-logam berat dapat terakumulasi secara ekonomis, yang kemudian terkumpul menjadi endapan yang berprospek untuk ditambang. Magma, yang mengandung adanya fluida magmatik, naik ke permukaan dalam bentuk ligan ataupun ion-ion, yang akan bereaksi dengan fluida-fluida lain, serta melalui proses kesetimbangan dalam diagram fasa, akan membentuk logam-logam yang bervariasi berdasarkan temperatur pembentukannya. Darimana asalnya fluida tersebut? Salah satunya berasal dari magma, yang manivestasinya dapat dilihat di banyak gunung berapi di Indonesia. Sebut saja endapan epithermal yang ada Miwah di Aceh, Cikotok dan Cibaliung di Banten, Pongkor dan Ciawitali di Jawa Barat, Tumpang Pitu di Jawa Timur, endapan porfiri di Wonogiri, Jawa Tengah, Newmont Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat, merupakan prospek endapan logam berharga yang muncul dan berdekatan dengan aktivitas volkanik dan di dekat zona subduksi. (gambar urat kuarsa dan pirit di tambang emas ANTAM Papandayan, 2011)

Komoditi lain yang dapat dijumpai di sekitar gunung berapi adalah panas bumi, atau yang sering disebut dengan geothermal. Geothermal, terbentuk akibat adanya sumber panas yang bersifat terus menerus(source) yang terperangkap pada batuan yang bersifat impermeable (trap). Panas yang tinggi ini mempunyai temperatur yang tinggi, dan harus mempunyai tekanan yang tinggi supaya dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. (kawah Sikidang, Dieng, 2012)

Karakteristik dari panas bumi adalah renewable resources (sumberdaya terbarukan) dan bersifat clean energy, dimana Indonesia saat ini menduduki 5 besar negara yang mempunyai sumberdaya panas bumi terbesar di dunia. Adanya manivestasi seperti solfatar, fumarol, silika sinter, mud pool, merupakan fenomena alam yang umumnya muncul di sekitar lokasi panas bumi, sering juga dimanfaatkan oleh sektor lain seperti pariwisata. (gambar Pak Umoh, Kawah Kereta Api, Kamojang, 2012)

Hal lain yang bisa dijumpai dari adanya gunung api, adalah produk erupsi gunung api, yaitu pasir besi. Pasir besi yang terbentuk akibat adanya letusan gunung api, umumnya mempunyai kualitas yang baik, dan mempunyai nilai ekonomis, karena mempunyai kandungan silika yang tinggi, serta habit yang meruncing. Pasir besi, umumnya terbawa ke laut melalui media sungai. (gambar batu besi, Rancabuaya, 2012)


Pasir ini tertransport dari gunung melalui sungai, dan mengendap di sepanjang lekuk sungai (meander), yang terbawa hingga muara. Hal ini yang menjelaskan asal muasal pasir yang berwarna kehitaman di sepanjang pesisir laut. Pasir besi kemudian diendapkan dengan arah yang relatif sejajar dengan garis pantai, akibat adanya pengaruh dari ombak dan pasang surut air laut. (gambar tambang pasir Gunung Galunggung, 2009)

Ulasan ini sekelumit komoditi yang berhubungan erat dengan gunung api. Masih banyak endapan lain yang dapat terbentuk, seperti obsidian yang terbentuk akibat adanya pembekuan magma yang sangat cepat sehingga membentuk amorf yang berwarna hitam dengan tekstur glass; perlit batuan piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan menjadi sangat berpori ketika dipanaskan, terbentuk akibat adanya lava yang membeku dari letusan gunung berapi dan membeku dengan cepat dengan kadar silika yang tinggi, dan lain-lain. (gambar obsidian di Drajat, Garut, 2012)

Betapa banyak hubungan antara gunung dengan pertambangan, dan tentu tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dan dalam ayat suci Al Qur'an, gunung juga disebut dalam beberapa ayatnya dengan arti sebagai berikut.

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak? "(Q.S. An Naba, 6-7)

“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. Al Anbiya:31)

"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi ini tidak berguncang bersama kamu" (Q.S. An Nahl, 15) 

Wallahu'allam bisshowab, masih banyak ilmu yang kita tidak ketahui, karena keterbatasan kita sebagai manusia. Sehingga, jangan pernah berhenti untuk terus mencari tahu Kebesaran Allah SWT, supaya kita semakin tunduk dan mengakui, bahwa ciptaan Allah sungguh tiada bandingannya. 

Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. (Q.S. An Nahl, 17) 
Saya berlatarkan Gunung Arjuno-Welirang, difoto dari Gunung Panderman, 2007
Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *