Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Tuesday, February 24, 2015

Orang-orang Anti Tambang Mengoleksi Akik Ga Ya?


Di luar salju belum mencair semua, jadi biar hangat, mari kita olahraga jari di depan keyboard. Hehe.. Tulisan ini saya buat ketika banyak orang demam batu mulia. Dulu selama masih di Bandung, hampir tiap hari ketika berjumpa dengan orang, hampir tiap hari ada yang nanya, "Mas Andy, nanti kalau ke lapangan, saya nitip batu akik ya!". Saya hanya bisa ngempet ngguyu, alias nahan ketawa, sambil membayangkan saya pergi ke padalarang, kemudian mengambil marmer, kemudian saya poles dan diberikan sebagai oleh-oleh. Jangan sampai karena saking ngebetnya punya batu mulia, batu bacan dari Maluku bisa ketuker dengan batu marmer... Hehehe..

Batuan ini asalnya dari Maluku, namun ini adalah urat kuarsa, yang mengandung emas. Gambar selengkapnya ada di judul blog saya yang lain tentang tambang emas di Halmahera. Berminat karena emasnya? Atau malah ingin dijadikan batu mulia?

Tulisan ini saya kombinasikan beberapa tulisan dengan analogi gerakan anti tambang, karena isu yang saya angkat memang sangat berdekatan, antara eksploitasi batu mulia dengan kegiatan penambangan. Tidak untuk memancing kontroversi dengan orang-orang yang saat ini sedang aktif di dunia per-batu mulia-an, namun untuk sekedar mengingatkan, bahwa segala informasi yang ada, tidak boleh kita telan mentah-mentah, namun harus dipikirkan masak-masak, termasuk ketika kita menyikapi demam batu mulia ini. 


Ilustrasi reklamasi dan revegetasi setelah kegiatan tambang berakhir: Penjelasan tentang reklamasi ada di halaman blog saya yang lain tentang kegiatan penambangan dan reklamasinya

Saya, yang menjerumuskan diri di bidang eksplorasi sumberdaya humi, juga tidak bisa mengatakan bahwa kegiatan tambang sepenuhnya baik, karena masih banyak aspek teknis dari penambangan yang perlu mendapat pengawasan dari pemerintah, misalkan dari segi perijinan, pengawasan, maupun kesehatan dan keselamatan kerja. Namun, jika hanya menyalahkan tambang tanpa adanya solusi yang kongkret, bukan merupakan pilihan.  Hal yang ingin saya tekankan di tulisan ini, jangan hanya asal menolak aktivitas tambang, karena tidak disadari, kita hidup sangat dekat sekali dengan bahan tambang. Semen untuk rumah kita, komponen dari hp yang kita pakai, bahkan untuk mahar, di adat Indonesia, kota memberikan emas sebagai mahar. Termasuk juga yang saat ini sedang booming, batu akik, alias batu mulia.


Memiliki satu, dua, atau lima batu mulia untuk sebagian orang tidak ada masalah.  Namun, bagaimana untuk orang-orang yang tidak berkecukupan, namun karena saking inginnya mempunyai batu mulia, akhirnya malah mengorbankan segala cara, yang malah nantinya lebih banyak mudhorot daripada manfaatnya. Jangan-jangan anak istrinya belum makan di rumah. Jangan-jangan uang yang dipakai seharusnya untuk bayar spp, atau bayar cicilan.

Jangan-jangan, kita belum tentu mengenal batu yang kita beli lo, dan kita hanya membeli karena bentuk yang indah, atau warna yang menarik. Kalau di universitas saya, ada pelajaran khusus tentang batu mulia, nama kuliahnya Gemology - Geology untuk batu mulia (terjemahan dari Gemmology - Geology of precious minerals). Saya berikan beberapa gambar yang menjelaskan jenis-jenis batu mulia, dan asal mula bagaimana bisa berwarna-warni. Perbedaan warna itu disebabkan adanya ion dari unsur lain, yang masuk sebagai pengotor ketika batu pertama kali terbentuk. Warna itu sifatnya sangat alami, bukan diberi warna tambahan supaya menarik. Hal itu sekarang sangat umum dijumpai, seperti menambahkan warna pada kuarsa, seperti pada contoh drusy quartz di bawah. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat memberikan ulasan tentang batu mulia yang sangat terkenal di Tasikmalaya yang sudah banyak diekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan, bernama jasper atau batu merah hati, di halaman ini.


 http://www.geologyin.com/2015/01/the-chemical-composition-of-various.html

Tulisan ini saya buat, karena kadang, banyak orang Indonesia yang tersesat, ketika harus menjustifikasi, apakah tambang itu merusak lingkungan atau tidak, padahal mereka seperti yang saya bilang, hidup sangat dekat dengan bahan tambang. Rata-rata ketika ditanya pertanyaan tentang akibat penambangan terhadap lingkungan, pasti akan banyak yang menjawab merusak lingkungan. Padahal, ada hal-hal positif dari dunia tambang yang kadang tidak di ekspos karena media, hanya akan mengekspos sesuatu yang sedang booming.
Apakah dengan menghentikan tambang, maka masalah akan selesai? Hmmm...

Begitu lah saya analogikan dari judul tulisan ini, Orang-orang yang anti tambang, pada pakai akik engga ya? Semua orang menjadi buta, lupa diri,  bahwa mungkin, orang-orang yang anti terhadap aktivitas penambangan, mereka sendiri juga memakai produk tambang, misalnya batu mulia. Ada cerita ketika saya harus membawa batu untuk penelitian dari Makassar ke Bandung, saya merasakan sendiri dipersulit oleh banyak pihak. Sampel batuan yang sudah saya packing, hampir dibongkar oleh petugas bandara karena dipikirnya batu itu adalah batu mulia. Pengalaman itu saya tuliskan disini.


Entah benar atau tidak, orang Indonesia termasuk tipikal orang yang reaktif, yang kebanyakan hanya melihat judul besar, namun tidak mendalami sampai ke dalam pokok permasalahan. Memang sih, sangat banyak orang sibuk, sehingga tidak perlu membaca konten beritanya. Namun sadarkah kita, kalau ternyata kita bisa salah menafsirkan berita, karena tidak didukung dengan informasi yang cukup? Apa hubungannya dengan batu mulia dan tambang? Coba kita telaah dari referensi di mining journal tentang investasi di Indonesia. Selama ini kita merasa bahwa potensi sumberdaya alam di Indonesia itu sangat menarik, namun apakah Indonesia tujuan satu-satunya Untuk berinvestasi? hmm, tunggu dulu,,, Sistem dan perijinan di Indonesia sangat ruwet, sehingga hal ini sangat tidak terlalu disukai banyak investor. Negara ini adalah negara kontradiksi. silahkan baca disini . It is hard to believe, but, we should know about it.

Singkapan krisopras di Garut

Ingin tahu bagaimana reaktif dan latahnya bangsa kita? Dulu saya pernah menulis sebuah tulisan, dimana ada rumor, bahwa di Gunung Ciremay, akan dilakukan eksploitasi geothermal, dan Gunung Ciremay akan dijual kepada swasta. Semua pendaki gunung, pecinta alam, aktivis lingkungan, langsung menolak kegiatan panas bumi. Tidak sadarkah mereka, bahwa mereka sedang membaca berita yang sesat? Berita tentang penjualan Gunung Ciremay di blog ini. termasuk juga ketika kita menyikapi demam batu mulia ini, hampir semua orang, kebanyakan hanya ikut ikutan dan akhirnya membuat pasar batu mulia di Indonesia langsung gegap gempita. Padahal banyak dampak yang terjadi, dengan permintaan yang naik ini, yang kalau ditarik ke ujung, akan sangat berdampak pada kgiatan eksploitasi bahan galian.
Drusy quartz, alias kuarsa yang menunjukkan tekstur seperti gula (saccharoidal). Kuarsa diberi pewarna tambahan supaya terlihat menarik


Di tengah demam batu mulia ini, marilah kita bersikap wajar, semua yang berlebihan itu tidak baik. Apa harapannya? Supaya demam batu mulia yang saat ini sedang melanda kota, bisa perlahan-lahan kita netralkan kembali, supaya terjadi keseimbangan antara permintaan pasar, dengan aktivitas penambangan batu mulia ini. Mata rantai itu tidak bisa kita putus begitu saja, karena yang terjadi saat ini, memang karrna adanya pasar yang mendukung terjadinya lonjakan tersebut. Saya sempat berceloteh di twitter tentang ke gusar an saya tentang orang orang yang sedang mengalami demam batu mulia ini, kutipan  lengkap twit saya ada di chirpstory ini.




Semoga kita bisa bersikap bijak di tengah demam batu mulia ini. Salam dari Leoben yang suhu nya masih berkisar di bawah 5 derajat.. brrrrr
 Jasper, berwarna merah hati hingga hitam, sedang diburu oleh banyak pecinta batu mulia. Saya pernah menulis tentang batu merah hati ini di batu merah delima dari Pancatengah, Tasikmalaya

 Sistem penambangan bawah tanah. Ini adalah contoh yang baik, karena sudah diberi penyanggaan secara permanen
Klik gambar untuk melihat museum tambang Sawahlunto

 Topaz, yang mempunyai skala kekerasan 8, lebih keras dibandingkan kaca/ kuarsa yang mempunyai kekerasan 7

Emerald, varian dari mineral bernama beryl, yang berwarna hijau karena adanya pengaruh ion kromium menggantikan ion aluminium, yang mengakibatkan adanya perubahan warna

Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain





Share:

Friday, January 30, 2015

Lukisan Manusia Purba di Maros

Sering sekali kita jumpai batugamping di dekat kita, yang rata-rata lokasinya akan berdekatan dengan laut, seperti di Gunung Kidul (Yogyakarta), Palimanan (Cirebon), Padalarang (Bandung), Trenggalek dan Tulungagung (Jawa Timur) ataupun yang sangat eksotis di kepulauan Rajaampat (Papua Barat). Nah, tahukah teman-teman, di Sulawesi Selatan kita mempunyai sebuah Taman Nasional yang menyajikan hamparan karst terluas di Indonesia? Itulah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, yang terletak di Kab Maros dan Kab Pangkep, karst terluas di dunia kedua setelah karst yang terletak di Guilin, China.

Masih asing dengan kedua nama daerah tersebut? Saya berikan gambaran. Maros, merupakan lokasi dari Bandara Hasanuddin, jadi bandara bukan berada di Makassar, namun di Kab Maros. Di Kab Maros, terdapat juga pabrik semen Bosowa dan semen Tonasa, yang nantinya dikapalkan melalui pelabuhan di Pangkep. Nah, karena Kab Pangkep mempunyai pelabuhan, otomatis di daerah itu, masakan lautnya sangat nikmat, sehingga, sering kita jumpai ikan bakar Pangkep. Nah, sesuai judul, kita akan ulas perbukitan karst yang ada di Maros-Pangkep, yaitu Karst Bantimurung Bulusaraung.


Dari contekan jaman kuliah dulu ketika saya mengambil kuliah Geomorfologi dan Geologi Foto yang diajarkan Dosen saya, Pak Budi Brahmantyo, "karst dari bahasa Slavia krs: daerah gersang berbatu-batu di pegunungan Kaukasus, sebelah timur dari Laut Adriatik. Oleh Cvijic dipelajari dan makalahnya ditulis dalam bahasa Jerman, dengan istilah karst". 


Bentukan karst umumnya sangat indah, karena air akan melarutkan batugamping, sehingga muncuk bentukan-bentukan unik, seperti gua, sungai bawah laut, karena menyuguhkan bentukan seperti gunung-gunung yang berundulasi, kadang dijumpai gua, yang dapat terisi air maupun yang kering. Sering kali muncul speleotem yang indah (hiasan dalam gua).


Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung juga menjadi tempat wisata taman kupu-kupu. Yang saya sayangkan ketika berkunjung di kawasan wisata bantimurung, adalah mahalnya tiket untuk wisatawan asing, tidak dibarengi dengan perbaikan kualitas dari pelayanan tempat wisata. Bayangkan saja, untuk wisatawan lokal, kita dikenai tiket Rp 25.000,- sedangkan untuk wisatawan asing, 10x lipat, Rp 255.000,-. Jika di dalam kualitas tempat wisatanya bagus, tidak ada masalah. Namun di dalam, banyak sekali jebmen (jebakan betmen), seperti untuk duduk di tikar, ternyata kita harus membayar, masuk ke dalam goa, harus memakai senter yang disewakan. Ckckck, sangat tidak sebanding untuk harga semahal itu. Dan hal lain yang sangat disayangkan, menjual kupu-kupu sebagai oleh-oleh itu tidak benar, karena di sekitar lokasi wisata, banyak anak-anak maupun remaja yang memburu kupu-kupu dengan penangkap kupu-kupu. Sangat disayangkan memang..





Di dalam Taman Nasional Bantimurung, kita dapat menjumpai air terjun bantimurung, yang sangat deras, yang mengalir melewati basement batugamping dengan beda tinggi 15 meter, dengan lebar mencapai 20 meter. Di sisi samping dari air terjun, air juga dialirkan melalui pipa, mungkin untuk pembangkit listrik saya rasa. Di dalam lokasi air terjun, pengunjung bisa berenang di sisi sungai yang lebih tenang, dan anak-anak bisa bermain di lokasi yang lebih aman. Tidak jauh dari air terjun, jika kita masuk ke lebih dalam, maka kita dapat menjumpai goa dengan mulut yang tidak terlalu besar, namun ketika kita masuk ke dalamnya, kita akan mendapati ruangan yang sangat besar, dengan adanya danau yang terbentuk akibat adanya rembesan dari stalaktit di dalam mulut goa. Namun, karena kamera saya habis, saya belum sempat mengabadikannya dalam gambar. Lain kali harus lebih "prepare" nih.


Di kawasan taman nasional Bantimurung, kita juga dapat menjumpai prasasti Leang-Leang. Saya sendiri belum mencari tahu arti dari leang-leang, namun saya menduga leang ada hubungannya dengan liang, kalau kita analogikan dengan karst Maros, maka yang dimaksud adalah goa yang ada di batugamping. Kalau benar, ya syukur, kalau salah, nanti saya ralat ya. Hehehe. Disana, kita bisa menjumpai bentukan batugamping yang sangat indah, yang membentang di sepanjang persawahan, yang terbentuk akibat pelarutan dari batugamping oleh air. Memang, goa dan lubang yang terbentuk di kawasan karst sangat dikontrol oleh interaksi antara air (H2O) dan kalsit (CaCO3). Kalau dihubungkan dengan wisata Leang-Leang, maka disinilah manusia purba dulu sempat tinggal dan menetap. Hal ini ditunjukkan oleh adanya lukisan-lukisan yang indah yang ada di dinding bagian atas dari goa. Cukup tinggi lo, lebih dari 5 meter. Sepanjang perjalanan, kita akan menjumpai Leang Burung, dan yang paling menakjubkan, Leang Pettakere.






Di Leang Burung, kita dapat melihat hanya beberapa lukisan tangan di bagian atas dari goa. Namun di Leang Pettakere, kita tidak hanya menjumpai satu lukisan tangan dari manusia purba, ada juga lukisan babi di dinding tersebut. Lukisan ini bisa juga kita jumpai di Karst Berau-Mangkalihat, yang berada di Kutai Timur. Untuk menggapainya, sepertinya mustahil, karena kita akan diingatkan oleh petugas keamanan dari situs wisata, untuk tidak naik ke batugamping yang lebih tinggi. Cukup bagus memang, daripada akhirnya lukisan tangan dan babi dari manusi prasejarah itu bisa rusak karena vandalisme.

Dan, kini waktunya berpisah... Saya pamit sekolah dulu di tempat kelahiran Adolf Hitler, Austria. Semoga saya masih bisa berkarya,,,



http://geowww.geo.tcu.edu/faculty/donovan/10113%20karst%20revision/photoalbum/pages/speleothem%20forms_jpg.htm


Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain







Share:

Wednesday, January 28, 2015

Artikel Inspirasi

Review saya berikan dalam tulisan berwarna merah
===============================================================
Cerpen tentang keluarga kecil kami, saya dan Vidya Sari dari Januari hingga Desember 2017. Tulisan ini jadi refleksi saya melihat betapa beratnya perjuangan seorang ibu ketika dikaruniai anak, namun kemudian harus mengikhlaskannya untuk kembali ke pangkuan Allah, cerita disertasi dan revisi yang tak pernah berujung (akhirnya berujung kok), dan ditutup dengan commencement speech dari profesor saya untuk saya ketika wisuda.

===============================================================
Pengalaman di periksa oleh security bandara Zürich ketika akan terbang menuju Kanada.

Hidup ini keras bung
===============================================================
Cerita perjalanan bersepeda dan hiking saya di Alpen, membuat saya semakin cinta Indonesia
===============================================================
Naik turun perjalanan hidup kami di Austria selama 2015-2016

===============================================================
Cerita tentang kejujuran dari salah satu masjid di Riau. Kotak amalnya terbuka dan berlubang tiga
===============================================================
Harapan dan cita-cita selama 2015-2016. Beberapa tercapai, beberapa tidak.

http://www.andyyahya.com/2016/01/refleksi-2015-harapan-2016.html
===============================================================
Cerita dari perbatasan Indonesia yang serba kekurangan namun tidak mengeluh, yang mungkin lebih cinta Indonesia dibandingkan kita yang telah hidup berkecukupan. 


===============================================================
Kutipan kuliah Bung Karno tentang kondisi ekonomi dan geologi di Indonesia di awal era kemerdekaan 
===============================================================
Cerita tentang nasib penambang rakyat di sekitar tambang emas di Pongkor, Jawa Barat

===============================================================
Iseng-iseng saya ketika pusing me-riset
===============================================================
Pengalaman yang saya dapat dari adik-adik yang besar di lingkungan keluarga separatis di Aceh dan bekas daerah Tsunami
===============================================================
Orang jujur yang harus ditiru, Jenderal Hoegeng
===============================================================
Akibat pelarangan ekspor pasir besi dari selatan Jawa 
===============================================================
Definisi cita-cita bagi saya
  
===============================================================
Orang yang lugu, sederhana, penjual kopi dan mie di kampus selama menjabat sebagai ketua himpunan dulu hingga saya lulus
===============================================================
Seorang juara internasional dalam kompetisi mengingat, Yudi Lesmana
===============================================================
Tulisan saya untuk adik-adik saya di himpunan untuk memotivasi mereka sebagai penerus generasi pertambangan Indonesia
===============================================================
Saya sempat dipilih menjadi salah satu motivator untuk mahasiswa baru di Kampus. Tulisan ini terpilih untuk diterbitkan di web kampus 
===============================================================
Saya tulis ketika saya ingat bahwa semuanya akan meninggal dan bagaimana mempersiapkan hidup sebelum meninggal 
===============================================================
Beberapa kalimat motivasi yang saya dapat dan relevan dari dulu hingga sekarang
===============================================================
Tulisan saya ketika saya ingat, saya ini hanya orang kecil yang harus selalu berkaca, bahwa banyak sekali kekurangan yang harus saya terus perbaiki lagi
===============================================================
Motivasi untuk rajin menulis
Mari Menulis, Mari Berkarya


==============================================================
Cerita dari Jepang tentang sepasang kadal yang hidup bersama-sama
Kisah Seekor Kadal Yang Terjepit Selama 10 Tahun
Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *