Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Tuesday, September 1, 2020

Garam laut, garam gunung, dan bersepeda di Salar de Uyuni-Bolivia


Garam merupakan mineral yang kita jumpai sehari-hari di kehidupan kita. Mineral utama adalah halit (NaCl), yang kalau dijilat rasanya akan asin. Garam di Indonesia umumnya diproduksi dari hasil penguapan air laut, di negara lain seperti Austria, Jerman, atau di Himalaya, garam diproduksi dari endapan yang disebut endapan evaporit. Kedua jenis garam itu mempunyai persamaan: keduanya sama-sama terbentuk dari proses evaporasi, namun perbedaan yang cukup drastis adalah salinitasnya. Salinitas garam gunung jauh lebih tinggi dibanding garam laut.

Di Amerika Selatan, salah satunya di Bolivia, terdapat playa Salar de Uyuni, yaitu dataran tinggi yang sangat datar yang berada di ketinggian 3600 meter di atas permukaan laut. Seorang pesepeda dari Bandung, Mas Paimo, pernah melewati playa tersebut dan menceritakan pengalamannya di buku yang terbit pada tahun 2012 dulu. Dalam 3 menit kita bahas cerita seru di atas!



Share:

Monday, August 17, 2020

Situ Cisanti: dulu dan kini

8 tahun lalu, bulan Desember 2012 ada 2 acara bersepeda bersamaan, yang sebenarnya dua-duanya saya pengen banget ikut: Ulin Bareng Bikepacker Indonesia ke Situ Cisanti dan Gowes Bareng Geolog di Gunung Patuha-Situ Patenggang. Dua-duanya berlangsung di hari yang sama, Ulin Bareng 2 hari, sedangkan Gowes Bareng Geolog cuma 1 hari. 

Saya akhirnya memutuskan untuk ikut acara kedua, karena penasaran dengan kuliah alam alm. P Budi Brahmantyo (Dosen Geologi ITB). Dalam hati kecil, saya juga penasaran dengan Situ Cisanti, karena saya sudah dengar keindahan alam disana. Keduanya sama-sama berlokasi di selatan Bandung. Gunung Patuha dan Situ Patenggang melewati Ciwidey yang kaya akan strawberry, sedangkan Situ Cisanti perjalanannya melalui Ciparay, lumbung padi.

Tulisan penunjuk danau (2014)
Tulisan penunjuk danau (2020)

Beberapa hari berselang, saya cuma bisa senyum-senyum sendiri melihat teman-teman yang kemping di Situ Cisanti. Woooow.... Bagus bener pemandangan disana, itu yang terpikir waktu saya lihat foto-foto mereka.

April tahun 2014, 1 hari menjelang pemilu Presiden, akhirnya saya baru kesampaian juga bersepeda ke Cisanti bersama 1 orang teman. Teman-teman saya menyusul dengan naik mobil, waktu itu saya iming-imingi, disana bisa mancing. Saya berangkat sore hari jam 4 dari Dago, baru sampai sekitar jam 2 dini hari, selain bersepedanya santai, saya juga sempat diinterogasi di Polsek Kertasari gara2 bersepeda dengan jaket yang identik dengan warna salah satu parpol, di malam menjelang pemilu. 

"Kamu ngapain sepeda malam-malam ke Cisanti? Ga ikutan pemilu? Jangan-jangan mau ada serangan fajar ya?" Pengalaman bersepeda yang ga pernah saya lupakan sampai sekarang. Niat hati cari senang, malah kartu izin mengemudi saya nginap di kantor polisi.

Lewat dari Kantor Polisi, kami sampai subuh menunggu di parkiran Situ Cisanti. Setelah masuk, saya baru membuktikan sendiri keindahan Cisanti. Danau ini benar-benar indah. Indah. Danau yang berada di kaki Gunung Wayang dan Gunung Windu, sangat asri. Tidak jauh dari danau ini, terdapat pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia yang berlokasi di Wayang Windu. 

2014 dulu, saya masih ingat lokasi ini masih sangat natural. Jalan masih setapak, sudah ada saluran air dan saya masih ingat sekali, petilasan Dipati Ukur, dimana mata air keluar, berwarna sangat-sangat jernih. Warna biru kehijauan yang sama dengan air gletser yang berasal lelehan salju, yang pernah saya lihat di Gruener See (artinya danau hijau), Austria. 

Mataair Cikahuripan (2014)
Mataair Cikahuripan (2014)
Mataair Cikahuripan/ Citarum (2020)

Kemarin, 1 hari menjelang 17 Agustus 2020, saya bisa kembali lagi ke danau ini, kali ini bersama keluarga dan seorang teman. Saya ingin sekali membagi apa yang pernah saya lihat dulu ke keluarga saya. Tahun 2020, saya melihat lokasi ini menjadi jauh lebih tertata dan sudah di-paving sebagian. Sangat berbeda dengan tahun 2014, jalanan yang mengelilingi danau masih tanah. Sayangnya, lebar bagian yang di paving berukuran sangat sempit. Ketika harus berpapasan dengan orang lain, salah satu harus mengalah untuk turun ke tanah, atau merapat ke sisi kiri yang sudah dibatasi dengan pagar bambu berwarna-warni dan ditanami alang-alang.

Di tahun 2014 dulu, belum ada pembatas jalanan dengan danau. Beberapa pemancing bisa menghabiskan waktu di tepian danau, menunggu ikan dengan berjongkok, duduk atau berdiri persis di tepian. Beberapa orang justru memancing di atas rakit, ada juga yang melempar jala di tengah danau.Tahun 2020 ini, berbeda drastis. Sudah ada pagar bambu yang membatasi jalan dengan danau. Tidak ada lagi pemancing, sepertinya sudah dilarang sejak program Citarum Harum yang dilaksanakan beberapa tahun lalu. Banyak plang yang menunjukkan lokasi-lokasi 7 mata air di Cisanti. Hal yang tidak saya jumpai beberapa tahun lalu.

Memancing di tengah danau (2014)

Saya di tahun 2014, dan teman-teman saya Bikepacker Indonesia di tahun 2012, masih bisa membawa sepeda ke tepian danau dan membuka tenda untuk menginap. Di tahun 2020 ini terpampang jelas: sepeda tidak boleh dibawa ke bawah (maksudnya danau). Saya tidak lihat adanya tenda. Yang jelas, sekarang lebih banyak wisatawan, banyak yang membawa tikar dan menggantungkan hammock untuk berayun. Situasinya sangat bersih, tersedia tempat sampah dan tulisan-tulisan yang mempromosikan kebersihan.

Mempersiapkan umpan di tepi danau (2014)

Tepian danau (2020)
7 mata air di Cisanti (2020)
Darajat, Garut dari Situ Cisanti (2020)

Ketika masih tinggal di Austria, danau yang saya sebutkan di atas (Gruener See), memang dibiarkan natural tanpa adanya sentuhan modernisasi. Masyarakat dibiarkan menikmati danau itu apa adanya dan menyesuaikan diri. Ada beberapa kursi untuk wisatawan duduk, tapi tidak ada pagar yang membatasi pengunjung dengan danau. Saya sendiri, jujur lebih senang dengan kondisi natural Situ Cisanti yang dulu, ketika pengunjung bisa melihat langsung tepian air, tanpa ada pembatas. Membiarkan melihat ikan yang berenang kesana-sini dengan jumlah beberapa ekor saja, tanpa harus diberikan bibit ikan yang sangat sangat sangat banyak sekali, seperti kondisi situ Cisanti sekarang. 

Gruener see, Austria (2015)
Gruener see, Austria (2017)

Walaupun Situ Cisanti sudah tidak seperti dahulu, saya masih mengagumi kebersihannya. Banyak keluarga, pesepeda yang berkunjung. Penjaja makanan ada di sisi luar, diteduhi pohon Eucalyptus berwarna hijau yang rindang. Terima kasih buat semua yang sudah menjaga Cisanti, semoga danau ini terus asri. Let nature sing, let nature forever humble you.

Saya jadi ingat waktu saya baca tulisan Martinus Brouwer, seorang budayawan dari Delft yang ditolak status warga negara Indonesia berkata seperti ini: Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum. Apa kita sudah bersyukur lahir di tanah yang indah ini? 


Walaupun banyak negeri kujalani
yang mahsyur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku merasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Terima kasih, Ibu Sud. Dirgahayu Indonesia. 



Tulisan Situ Cisanti tahun 2014 (Asrinya Situ Cisanti)

Gruener see, Austria




Share:

Monday, April 20, 2020

Mineralogi - Inklusi Fluida: Dasar, Metode, Aplikasi dan Interpretasi [Minggu 5]

Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB



Subbab
  • Inklusi fluida: dasar, metode, aplikasi dan interpretasi
Outcomes
  • mahasiswa mengerti pengertian inklusi fluida, dasar, aplikasi
  • mengerti perbedaan inklusi primer, pseudosekunder, sekunder 
  • metode berbagai metode analisa inklusi fluida
    • petrografi, SEM, CL
    • mikrotermometri
    • Raman spektroskopi
    • spektroskopi massa (ICPMS dan LA-ICPMS)

    • mahasiswa mengerti pemanfaatan inklsui fluida dan aplikasi untuk tahapan kegiatan pengolahan data serta interpretasinya
    Link materi

    Materi bisa diunduh di link ini dan di youtube.

    Share:

    Thursday, April 9, 2020

    Kuliah Mineragrafi - TA4213 Teknik Pertambangan ITB

    Materi mineragrafi dan analisa mineral butir (last update 20 April 2020)
    1. Prinsip mikroskop optik dan preparasi sampel batuan untuk analisa mikroskopi
    2. Identifikasi mineral dengan menggunakan mikroskop optik refleksi
    3. Analisa mineral butir dengan mikroskop dan aplikasi untuk geometalurgi
    4. Mikroskop elektron dan automated mineralogy
    5. Inklusi fluida: dasar, metode, interpetasi dan aplikasi

    § Materi kuliah boleh untuk disebarluaskan HANYA untuk keperluan pendidikan dan bukan untuk keperluan komersial, dengan tetap menyebut penulis awal sebagai penghargaan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)


    § NB: Semua gambar/ garis yang ada di slide perkuliahan telah saya gambar ulang untuk keperluan perkuliahan atau berasal dari koleksi foto/ sampel pribadi kecuali diindikasikan dengan sitasi 
    Share:

    Mineralogi - Mikroskop elektron dan analisa mineralogi kuantitatif [Minggu 4]

    Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB



    Subbab
    • Prinsip mikroskop elektron dan analisa kuantitatif
    Outcomes
    • mahasiswa mengerti perbedaan WDS dan EDS
    • mahasiswa memahami prinsip yang digunakan mikroskop elektron (SEM dan EMPA)
    • pemahaman tentang analisa kuantitatif dengan automated mineralogy
    Link materi

    Share:

    Monday, April 6, 2020

    Syukur mumpung masih bisa

    Sabtu pagi kemarin saya dan anak saya beli gorengan di dekat rumah, si penjual menanyakan ke saya.
    "Aa' minggu ini diminta kartu keluarganya sama Pak RT?" tanya penjual gorengan.
    "Engga Bu, memang ada apa?"
    "Katanya mau ada pembagian dari pemerintah, Rp 400rb tiap keluarga. Rumahnya si itu sudah diminta dan dikasih uang, saya ga diminta kartu keluarga tuh sama Pak RT. Pilih-pilih euy Pak RT-nya. Uang saya udah mulai habis diminta anak saya terus buat sekolah, pake internet terus sekarang" lanjut penjual sambil cemberut.

    Saya termenung, seingat yang pernah saya baca, Pemprov memerintahkan untuk mendata terlebih dahulu warga yang terdampak yang berhak untuk mendapatkannya, untuk ditindaklanjuti Pemda
    Provinsi Jabar untuk menyalurkan dana tersebut (baca: Jabar Siapkan Rp16,2 Triliun Atasi Dampak Sosial COVID-19 tanggal 3 April 2020). Jumlah yang diakan diberikan adalah Rp 500rb, dimana 1/3 dalam bentuk tunai dan 2/3 dalam bentuk sembako. Memang agak beda jumlahnya dengan yang di lapangan, saya ga paham jadi saya manggut-manggut saja.

    Tetangga saya juga menginginkan hal yang sama. Saat saya menulis tulisan ini, dia baru saja selesai merenovasi rumahnya supaya jadi dua lantai. Saya sendiri bingung, sudah punya mobil, rumah, renovasi sudah, ternyata mengharapkan dana kucuran pemerintah karena merasa terdampak. Keluarga mereka mempunyai bisnis biro wisata, saat ini sepi, pemasukan hampir tidak ada.
    "Enak ya kayak Mas, di rumah aja tapi tiap bulan dapat gaji" begitu dia bilang ke saya.

    Saya sendiri merasa belum perlu didata karena masih banyak yang lebih membutuhkan. Malah yang saya lihat lebih berkecukupan dibanding saya, ternyata ikut mengharapkan uang bantuan cair juga. Wis, wis...

    Malam harinya, Pak Satpam di tempat saya tinggal meminta izin untuk meminjam uang dari kas tempat saya tinggal. Istrinya dirumahkan, si Bapak tidak bisa ojek dan mengantar penumpang lagi ke pasar karena pasarnya sepi.
    "Alhamdulillah masih ada pegangan pekerjaan disini. Kalau boleh, saya bayar pinjamannya 10 kali ya Pak, nanti saya angsur 50rb per bulan", kata si Bapak.

    Berbagai sektor merasakan perubahan drastis semenjak wabah ini. Semuanya mendapat ujian, yang biasanya longgar rezeki, sekarang menjadi agak seret. Di saat-saat seperti ini, kita semua diuji, ada yang melewatinya dengan mudah, ada yang tidak.

    Saya bisa melihat, ada yang menyikapinya dengan bijak, ada yang tidak. Ada yang bersyukur masih bisa bekerja walaupun dengan kesulitan yang ada, ada yang akhirnya kebawa nyeletuk hal-hal yang kurang bermakna. Saya tahu kesulitan si Pak Satpam, dengan penghasilan yang pas-pasan, tapi menyikapinya dengan positif dengan tidak mengeluh. Prinsip saya, daripada mengatakan sesuatu yang tidak berfaedah, lebih baik diam saja. Daripada harus mengeluarkan energi untuk berkata hal yang negatif, lebih baik disimpan untuk hal positif lain.

    Di saat-saat seperti ini, kita cuma bisa berikhtiar dan berdoa saja supaya wabah ini segera hilang. Perbanyak bersyukur karena ga akan habis hal yang bisa kita syukuri. Bersyukur masih bekerja, karena banyak yang akhirnya dirumahkan dan belum tahu harus mendapatkan penghasilan dari mana. Bersyukur dirumahkan, karena akhirnya ada waktu dengan keluarga (jika sudah berkeluarga), atau bisa menekuni kegiatan lain selama di rumah. Yang merasakan pelajaran on-line, harus bersyukur karena banyak yang tidak mengenyam pendidikan yang memadai. Yang masih bisa membeli masker, bisa mencuci tangan, harus banyak bersyukur karena banyak yang tidak bisa membeli masker karena harganya yang mahal dan akses air yang susah.

    Tidak akan habis rasa syukur kalau kita mau sejenak diam dan berpikir.
    Cobaan ini membuat saya ingat tentang QS Al Ibrahim ayat 7-8, yang artinya seperti ini:
    "Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. Dan Musa berkata: “Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

    Sabar, sabar, dan bersyukur atas apa yang sudah kita rasakan saat ini. Kita bersyukur karena masih sehat dan dikaruniai banyak nikmat. Seperti janji-Nya, Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Semuanya akan diuji, hanya tarafnya berbeda. Berjenjang memang, karena saat kita melewati satu anak tangga, kita akan menjumpai anak tangga yang lain. Saya cuma bisa berdoa, semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur, supaya setelah melewati satu tanjakan ini, kita kuat untuk melewati tanjakan berikutnya. Syukuri saja, mumpung masih bisa, dimanapun kita berada. Entah sedang di bawah, atau sedang di atas. Masih ada yang bisa dimakan besok pagi, masih punya teman, masih ada keluarga. Toh, waktu baca tulisan ini masih diberi nikmat hidup dan masih bernafas, ya kan?


    Share:

    Thursday, April 2, 2020

    Mineralogi Bijih - Analisa Mineral Butir - BAGIAN 1 [Minggu-3]

    Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB

    Subbab
    • Identifikasi mineral butir - BAGIAN 1
    Outcomes
    • pengenalan metode analisa butir dengan menggunakan mikroskop binokuler dan optik refleksi
    Link materi

    • Materi tersedia juga di youtube.

    Durasi
    • +- 20 menit, interaktif dengan video dari beberapa kanal terbuka serta contoh penerapan kasus

    Share:

    Wednesday, March 25, 2020

    Mikroskopi bijih - Sifat fisik dan optik, skema identifikasi mineral [Minggu-2]

    Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB

    Subbab
    • Sifat fisik dan sifat optik dari mineral bijih, skema identifikasi mineral bijih  

    Outcomes
    • pengenalan sifat fisik dan sifat optik dari mineral bijih, sebagai dasar untuk mengidentifikasi berbagai macam mineral bijih.
    • pengetahuan tentang bentuk, morfologi dan habit mineral, belahan, parting, kembar, 
    • pengetahuan sifat optik mineral meliputi pengamatan tanpa analisator (nikol sejajar) meliputi: warna, reflektivitas, bireflektans dan pleokroisme; serta pengamatan mikroskopi dengan analisator meliputi sifat anisotropik, internal refleksi  
    Link materi
    Durasi
    • +- 30 menit, interaktif dengan video dari beberapa kanal terbuka serta contoh penerapan kasus


    Share:

    Wednesday, March 18, 2020

    Mikroskopi Bijih - Metode preparasi, cahaya polarisasi dan preparasi sampel [Minggu 1]

    Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB

    Subbab
    • Pengenalan mikroskopi bijih dan preparasi sampel 

    Outcomes
    • review tentang komponen mikroskop dan prinsip cahaya polarisasi yang digunakan pada mikroskop
    • mengetahui cara melakukan preparasi sampel dan membedakan kualitas sayatan poles 
    Durasi
    • 30 menit, interaktif dengan video dari beberapa kanal terbuka serta contoh penerapan kasus
    Link materi
    • Materi bisa diunduh di link ini , narasi dan presentasi tersedia di youtube.

    Tugas
    Share:

    Wednesday, February 5, 2020

    Kawan Baik yang Kaya Hati

    Siang ini saya mendapat banyak pengalaman berharga dari dua orang: Pak Daud adalah sopir dan Pak Dhe Frans adalah petugas bengkel di tambang emas di Katingan, Kalteng. Pak Daud dan Pak Dhe Frans sudah jadwal cuti dan pulang ke Tator, Tana Toraja. Kami bertiga naik mobil yang sama dari pedalaman Kalimantan Tengah menuju bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya. Perjalanan dari site sekitar 4 jam, di salah satu segmen masih harus menyeberang sungai Katingan dengan kapal Ferry karena jembatan belum diresmikan. 
    Sesampai di dermaga Ferry, Pak Dhe Frans menraktir saya bakso yang digoreng dengan tepung. Belum cukup bakso, sesampai di Palangkaraya, semua penumpang di mobil, termasuk saya dan Pak Daud berhenti makan siang di Warung makan mba Sum (Cabang Sampit). Menunya enak, prasmanan.
    Ketika aku ingin membayar, ternyata semua sudah dibayar Bapak yang kerja di workshop itu. Belum cuma itu, di sepanjang jalan menuju Bandara, mereka banyak tertawa senang di mobil karena akhirnya ketemu istri mereka lagi. Sama- sama tahulah, apa yang dirasakan laki-laki yang sudah menikah dan pulang setelah beberapa bulan.

    Saya diberi Pak Daud beberapa potong kayu. Yang awalnya saya pikir kayu ternyata adalah akar Bajakah (awalnya saya dengarnya akar perjaka). Karena namanya seperti itu, saya pikir ini obat untuk pria, maklum obrolan mereka di mobil ga jauh-jauh dari topik 18++. 
    Pak Daud berkata seperti ini, "siapa tahu ada keluarga atau orang yang membutuhkan obat kanker payudara, tolong dikasihya Pak. Obatnya suku Dayak, kalau di hutan seperti rotan dan berongga. Titip ya Pak" Saya mengangguk mengiyakan.

    Saya, yang datang ke lapangan untuk mengantar  mahasiswa penelitian di riset yang didanai perusahaan, banyak dibantu dan dibaikin sang orang yang baru kenal tidak lebih dari 5 Jam. sewaktu saya sampai di Bandara, saya coba tanyakan berapa harga akar Bajakah ini, ternyata cukup mahal buat ukuran saya. 
    There are many good people out there in the world. Pak Daud dan Pak Dhe Frans adalah dua orang yang kaya hatinya, mereka berbuat baik dan tidak menganggap saya orang baru buat mereka. Buat beberapa orang cerita remeh remeh ini terkesan biasa, buat saya benih kebaikan harus dikenang dan disebar luaskan, supaya tumbuh dengan subur. 

    Tjilik Riwut,
    5-2-2020
    Share:

    Blog Archive

    Kontak ke Penulis

    Name

    Email *

    Message *