Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Showing posts with label emas. Show all posts
Showing posts with label emas. Show all posts

Friday, March 17, 2023

Logam kritis dari Meratus

Sebelum puasa tahun 2023!

Dari dulu, saya memang ingin sekali untuk datang ke Meratus, alasannya ga jauh-jauh dari mineral dan pengen tahu bentukan karstnya. Oke, kita obrolkan dulu yang pertama: mineral. Di Kalsel, kita sudah banyak dengar penambangan intan di endapan plaser nya, tapi seberapa banyak yang tahu, ada komoditi yang disebut dengan Platinum Group Minerals (PGM). Mineral ini, tersusun oleh 6 unsur utama yang digolongkan dalam precious metal: Pt-Pd-Rh-Ru-Os-Ir ; kadang-kadang digabung dengan Au-Ag.

PGM sudah beberapa kali dilaporkan keterdapatannya di Meratus, terutama berhubungan dengan endapan plaser hasil pendulangan warga. Mereka menjumpai mineral mempunyai densitas lebih berat dari emas, namun masih ada di bagian tengah dulang mereka. Mineral ini kemudian dipelajari oleh peneliti Badan Geologi Jerman (BGR) dan peneliti dari Kanada, dan mereka sudah mendeskripsikan nama mineralnya, sebelum tahun 1990an. Indonesia terlambat jauh sekali untuk urusan seperti ini.

Akhirnya tahun 2022 lalu saya menulis proposal, mengajak partner dari Belanda dan Austria, karena mengidentifikasi PGM tidak bisa dilakukan di Indonesia. Akhirnya sebelum masuk puasa, akhirnya saya bisa ke lapangan untuk mengumpulkan data. Alasan lainnya, kalau sudah masuk atau lewat bulan puasa, mengatur keuangan di kampus ini susah betul. Akhirnya di sela-sela minggu UTS, saya dan 1 mahasiswa S2 saya pergi ke sebuah tambang emas yang berlokasi di pegunungan Meratus, Kalsel. 

Perjalanan ke perusahaan ini lebih cepat ditempuh dari Balikpapan, dibandingkan dari Banjarbaru. Dari Balikpapan, kita menyeberang Teluk Balikpapan dengan speedboat, dilanjutkan dengan perjalanan darat ke site. Perusahaan yang saya datangi saat ini sedang melanjutkan kegiatan eksplorasi yang sudah diiisiasi sejak 1988 yang lalu, dan sudah mengantongi izin tahap operasi produksi. Seperti inilah karakteristik eksplorasi, perlu dana yang tidak sedikit dan memerlukan waktu yang lama. Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mengurangi aspek kegagalan yang lebih besar saat dilakukan penambangan. Ibarat kalau langsung hajar tambangnya, itu sudah mirip dengan judi: bisa untung besar sekali atau rugi besar. 

Penelitian saya kali ini berfokus pada mineral PGM dan yang mungkin ikut di batuan-batuan ultrabasa. Perusahaan ini cukup kooperatif dan penyambutannya juga sangat hangat. Makan siang dan malam di coreshed sudah jadi keseharian, makanannya enak-enak juga. Beristirahat dan makan di camp eksplorasi pun ga kalah enaknya. Flora dan fauna nya juga berkesan.  

Hal yang saya lakukan ini bertujuan untuk mendokumetasikan kemungkinan keterdapatan logam PGM yang ada di Meratus, karena biasanya endapan PGM akan berhubungan dengan batuan ultrabasa dan ofiolit. Sampling nya sudah, makan enaknya sudah, mari kita lanjutkan risetnya!!!

Burung yang saya engga tahu jenisnya bertengger di atas pohon setelah turun hujan. Saya suka perpaduan warnanya. Camp Haraan

Pelabuhan Semayang, Teluk Balikpapan
Belalang tempur

Dilarang menambang secara illegal
Bekas penambangan emas illegal di area Meratus yang sudah dibubarkan oleh aparat
Saya bersama tim eksplorasi Pelsart Tambang Kencana. Ki-ka: Aji, Irwandi, Satya,Gunawan, Iman, Bang Jon, saya, Kang Nano, Galih, Kemal, maaf Pak saya lupa namanya, Tofan
Usulan logam kritis yang dirumuskan oleh ESDM. Lihat, ada PGM disana
Judul penelitian yang didanai pihak Belanda melalui Bandoengse Technische Hoogeschool Fonds (BTHF Grants) Tahun 2022
Tulisan yang menjadi penyemangat untuk ke Meratus


Share:

Tuesday, October 10, 2017

Bre-X: sekarang emas, besok menghilang


Film ini berjudul "Gold", tayang tahun 2016 yang lalu. Ceritanya tentang kegiatan eksplorasi emas di Kalimantan, di daerah Busang. Nama deposit dari tambang emas ini adalah Bre-X. Mungkin banyak yang sudah tahu kalau kasus Bre-X adalah skandal terbesar di dunia tambang, karena exploration geologist dengan sengaja mencampurkan emas ke hasil pemboran. Dalam dunia tambang, kecurangan ini disebut salting. Dan seperti bisa diduga, hasil assay menunjukkan kadar emas ýang sangat tinggi, yang membuat harga saham dari Bre-X melonjak drastis.

Saya tidak akan menjelaskan detail cerita tersebut, langsung aja nonton film itu, atau baca bukunya Pak Bondan Winarno "maknyus" yang berjudul  "Bre-X: Sebungkah Emas Di Kaki Pelangi." Saya pengen bercerita dari segi geologi, terutama dari mineralogi dari emas. 

Emas yang digunakan oleh Michael de Guzman (geologist) untuk menaikkan kadar dari pemboran ternyata adalah emas alluvial, atau emas yang didulang oleh warga setempat dari sungai. Emas ini mempunyai bentuk yang lonjong hingga membundar, yang ketika diamati dengan mikroskop, akan nampak perbedaan yang mencolok antara emas yang terbentuk dari fluida hidrotermal dengan emas dari endapan alluvial.

Emas dari endapan hidrotermal umumnya berbentuk anhedral atau tidak beraturan, kadang-kadang pipih, dan jika diamati dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM-EDX) tidak nampak adanya zoning. Berbeda dengan emas alluvial. Emas ini berbentuk membulat, dan karena bagian luar dari emas sudah mengalami kontak dengan air dan udara, maka bagian tepi (rim) dari emas akan teroksidasi, sehingga nampak jelas ada lapisan tipis antara tepi (rim) dan inti (core). Cara membedakan emas dengan mineral sulfida lain gampang-gampang susah. Kalau kita mempunyai paku atau pisau tajam yang kecil, sulfida akan susah tergores, sedang emas karena lunak, akan mudah tergores. Berdasarkan pengalaman dari beberapa field geologist , mereka biasa menjilat mineral yang diduga itu, baru mengamatinya dengan menggunakan lup.

Saya mendapatkan ilustrasi yang sangat bagus dari James Craig, seorang profesor di bidang mineralogi dari Virginia Polytechnic University, USA. Dia menulis tulisan yang berjudul: "ORE-MINERAL TEXTURES AND THE TALES THEY TELL* (kalau tidak bisa download, kabari saya aja ya). Di paper tahun 2001 lalu, dia membuat pemetaan elemen (elements mapping) dengan menggunakan electron microprobe untuk elemen emas (Au) dan perak (Ag). Pada gambar di bawah , nampak jelas adanya lapisan yang heterogen, yang menunjukkan oksidasi emas karena kontak dengan air dan udara. 

Laporan ini juga sebelumnya sudah di confirm oleh tulisan di tahun 1997 dari Danielson & White. Saya cuplik tulisannya dari paper J. Craig: 

The duly diligent examination of the Bre-X deposit included careful microscopic examination of the supposed lode gold in some of the ore samples. Danielson & Whyte (1997) reported that “it was the shape, not the size, of the gold grains that stood out ... rounded with beaded outlines ... rounding and beading are characteristic of placer grains .... some of these ... gold grains had cores of gold–silver alloy, which graded outward to a rim with more gold. This was another clue: ‘hardrock gold’, more often than not, is actually an alloy containing some silver. But when the grains are re-concentrated as placers, ... the silver reacts with air and water, leaching away and leaving a spongy, gold rich edge”. Indeed, the placer gold used to “salt” the Bre-X cores bore the characteristic textural signature attesting to its origin, and helped in revealing the scam for what it was.

Sekarang, jadi lebih paham kan mengapa belajar mineralogi itu menarik? 

Batu, mineral, semua hanya benda mati yang tidak bisa berkata apa-apa. Kita lah yang membuatnya bercerita, ternyata, geologi dan mineralogi itu menyenangkan.

Ini ada beberapa foto emas koleksi saya. Enjoy!!
EMAS ALLUVIAL DAN PLACER
 
 
 
 
Mendulang emas di Mahakam Ulu, Kaltim
 
 
 Ini saya foto dari Natur Historische Museum di Wina
Gold nugget

EMAS dari FLUIDA HIDROTERMAL

inklusi emas di pirit

emas mengisi rekahan pirit

BSE (back-scattered image dari gambar atas)

NB: Judul tulisan ini di adaptasi dari tulisan Danielson & White (1997) yang berjudul "Bre-X: Gold Today, Gone Tomorrow: Anatomy of the Busang Swindle"

Tulisan ini dibuat 30 menit setelah bergulat dengan disertasi. Mumpung lagi ada ide, jadi nulisnya encer. Hahaha 

Share:

Thursday, February 23, 2017

Siapa bilang menambang itu mudah (bagian 2)

update 29-11-2017

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan lama yang saya post disini. Saya buat seperti ini supaya seperti film Tersanjung :D. Saya pengen urun rembug, hanya tentang sumberdaya dan cadangan di Indonesia, terutama tembaga dan emas. Bicara tentang tembaga, tentu otomatis kita tidak bisa memisahkan dengan komoditi emas, karena emas akan menjadi mineral ikutannya. Kalau penasaran seberapa banyak produksi atau cadangan emas di Indonesia atau dunia, banyak data publik yang bisa diakses, salah satunya World Mining Data (BMWFW-Austria) atau Mineral Commodity Summaries (USGS) yang diupdate rutin tiap tahun. (IQRA' atau BACALAH, jangan langsung percaya berita sekunder dari kantor berita, lokal maupun internasional)
Karena lokasi tambang yang sangat terpencil, tidak jarang perusahaan harus menggunakan sarana transportasi udara seperti pesawat maupun helikopter. Helikopter membawa keperluan untuk konstruksi. Lokasi: Tembagapura,2010 (dokumentasi pribadi)

Saya coba bawa perspektif lain dan membandingkannya dengan data yang bisa diakses publik. Data ini saya kumpulkan dari data yang bisa diakses oleh publik (Word Mining Data, USGS Mineral Commodity Summary, laporan tahunan perusahaan, dsb) dan saya olah menjadi gambar supaya mudah dipahami.

1. Tanya: Apa yang membedakan pertambangan dengan kegiatan bisnis yang lain?
Jawab: Kegiatan penambangan dimulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan (metalurgi), dan setelah tambang selesai, WAJIB hukumnya melakukan reklamasi. Eksplorasi 10-15 tahun itu sudah lazim, apalagi umumnya (hampir semua) tambang itu berada di lokasi yang terpencil, sehingga sejak deposit ditemukan hingga ditambang, diperlukan waktu yang sangat panjang dan modal yang sangat besar. 
Tambang emas Gosowong,2014 (dokumentasi pribadi)




sumber gambar: http://www.minerals.org.au/resources/gold/life_cycle_of_a_mine 

sumber gambar: http://www.usfunds.com/media/images/investor-alert/_2014/2014-08-08/COMM-Life-Cycle-of-a-Mine-08082014-lg.gif

Kalau kita tambahkan faktor perijinan, studi kelayakan, AMDAL, dll, waktunya akan lebih lama lagi. Balik ke pertanyaan, apa bedanya dengan bisnis lain, misal bisnis jual beli pakaian? Kalau anda punya modal, beli kain, bawa ke penjahit, beberapa hari kain jadi baju, jual, balik modal. Nah, kalau penambangan, jangka waktu dari eksplorasi hingga balik modal sangat lama.
Rumah beratap merah adalah camp eksplorasi yang dibuat oleh perusahaan tambang. Bayangkan ongkos eksplorasi untuk membuat pemukiman di tengah hijaunya belantara pegunungan Latimojong, Sulawesi Selatan (dokumentasi pribadi)

2. Tanya: Apakah Indonesia mempunyai cadangan emas terbesar di dunia? 
Jawab: Dari data USGS 2015, 5 negara yang mempunyai cadangan terbesar, berturut-turut adalah Australia-Afrika Selatan-Russia-Indonesia-Amerika
dikompilasi dari: Mineral Commodities Summaries 2015 dan World Mining Data 2015

3. Tanya: Apakah Indonesia penghasil emas dan tembaga terbesar di dunia? 
Jawab: Bukan, penghasil emas terbesar di dunia adalah Cina, penghasil tembaga terbesar di dunia, adalah Chile. Dari data World Mining Data 2015, Indonesia berada di peringkat ke 12. Kalau dilihat di WMD 2016, Indonesia adalah eksporter peringkat ke 14. Untuk tembaga, Indonesia peringkat ke 13.

--


update 29-11-2017
sumber: World Mining Data 2017

4. Tanya: Mengapa orang banyak menyebut tentang Grasberg, Batu Hijau? Apa itu?
Jawab: Grasberg dan Batu Hijau adalah salah dua dari beberapa tambang tembaga dan emas yang berbentuk porfiri (menyerupai tapal kuda) di Indonesia. Karena bentuk deposit nya tabular (bayangkan bentuk telur), maka penambangan dilakukan dengan open pit atau tambang terbuka. Jika dirasa tidak ekonomis (atau pertimbangan lain misalkan secara geoteknik tidak memungkinkan atau faktor lingkungan), maka penambangan dilakukan secara bawah tanah. Sebagai contoh, Grasberg, karena ukuran pit nya yang besar, maka pit harus terus di maintain supaya tidak longsor. Selain ditambang dengan tambang terbuka, penambangan di Grasberg juga dilakukan dengan metode block caving. Tambang emas di Aneka Tambang juga melakukan penambangan bawah tanah, tapi menggunakan metode yang berbeda, karena bentuk endapannya bukan tabular, namun berbentuk urat. 

5. Grasberg dan Batu Hijau adalah porfiri terbesar di dunia?

Jawab: Bukan, gambar di atas saya kutip dari jurnal dari Economic Geology. Sumbu x adalah tonase dalam juta ton, sumbu y adalah komoditi. Saya beri mark untuk tambang yang berlokasi di Indonesia. 

Teniente dan Chuquiqamata di Chile mempunyai tonase yang jauh lebih besar dibanding Grasberg dan Batu Hijau. Grasberg termasuk salah satu (sekali lagi, salah satu) endapan porfiri yang mempunyai kadar tinggi dengan tonase yang kecil. Grasberg dan Far South East (Filipina) termasuk endapan porfiri yang mempunyai kadar emas yang tinggi. Ada tambang lain di Chile (lagi-lagi Chile) bernama Escondida yang mempunyai kadar tembaga lebih tinggi.

6. Tanya: Apakah Grasberg dan tambang di Papua adalah satu-satunya komoditi yang dimiliki oleh Freeport McMorran?
Jawab: Tidak, Freeport mempunyai beberapa tambang yang tersebar. Saya ambil dari data publik yang dirilis Freeport sendiri, cadangan terbesar dari Freeport ada di Amerika Utara, di antaranya di deposit bernama Morenci, Bagdad dan Sierrita.


7. Tanya: Negara mana yang menghasilkan komoditi tambang terbesar di dunia?
Jawab: Cina. Dari total 60 komoditi yang saya catat, Cina unggul hampir dalam 28 jenis komoditi. Di tahun 2014, Indonesia sempat menjadi produsen nikel terbesar di dunia, namun di tahun 2015, komoditinya anjlok karena pemberlakuan larangan ekspor tanpa adanya pengolahan, sehingga sekarang menduduki peringkat ke 4.
Data di atas saya kompilasi dari World Mining Data 2015. Peta di atas menunjukkan persebaran eksportir komoditi terbesar di dunia, dan Cina unggul dalam banyak komoditi

8. Tanya: Apakah menambang itu sulit?
Jawab: Ya. sudah pernah saya ulas, silahkan baca disini

9. Tanya: Mengapa tembaga dan emas berharga? Apa ada logam lain yang lebih berharga daripada tembaga dan emas?
Jawab: Tembaga dan emas termasuk dalam precious metal atau logam berharga. Namun, kalau dilihat dari harga komoditi, logam Platinum masih lebih mahal dibandingkan tembaga dan emas. Saat ini Indonesia masih berfokus pada logam yang saya beri tanda merah dan putih, dan tantangan kita adalah mengekstrak logam-logam lain dan logam tanah jarang.



Saya tutup tulisan ini dengan foto Garimpo di tahun 1980-an. Garimpo adalah sebutan untuk penambang emas di Brazil. Foto ini menggambarkan puluhan ribu orang bekerja di Serra Pelada. Emas terakumulasi dalam endapan aluvial sehingga orang berebutan untuk menambang tanah dan mencari emas nugget. Singkat cerita, tambang ini akhirnya di kelola oleh perusahaan, dan saat ini telah direklamasi. Tambang ini diabadikan dalam film, yang juga berjudul "Serra Pelada" . Ketika tambang tidak ditata dan diatur, dampak negatif tambang akan lebih terasa dibanding manfaatnya. 
sumber gambar: http://meioambiente.culturamix.com/blog/wp-content/gallery/historia-da-serra-pelada-decadas-em-busca-de-ouro-1/historia-da-serra-pelada-decadas-em-busca-de-ouro-5.jpg

Menambang itu tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh anak bangsa sendiri. Saya sengaja tidak membahas tentang Kontrak Karya dan IUPK yang lagi ramai dibahas sekarang, karena itu di luar pengetahuan saya dan saya harus membiasakan diam ketika saya memang tidak tahu. 

Lebih baik saya menahan diri untuk tidak berkomentar daripada saya berkata salah dan menyakiti hati orang.

Salam,
AYAH





Share:

Saturday, December 24, 2016

Sumberdaya Alam Mineral dan Batubara Indonesia: saat ini dan masa depan


Tiap narasumber hanya diperkenankan 10 menit paparan dalam 10 slide, jadi video dibawah tidak terlalu lama dan langsung menjelaskan inti permasalahannya.

Video lengkap bisa di streaming di fb ITB 2006











Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *