Conversations with the Earth

Monday, May 25, 2015

Pengamatan Mineral Transparan dengan Mikroskop Refraksi

Update 26-10-2017

Atlas mikroskopi bijih

Belajar mikroskop online
Virtual microscope
Mineral in reflected light and metasomatism
texture in calcite

Update 26 Desember 2016: rollover image for crossed nicols
Arahkan mouse di atas gambar pada teks yang berwarna biru untuk melihat gambar pada pengamatan nikol silang. 



Tekstur zoning
Anatase (TiO2) adalah polimorf dari rutile dan brookite. Anatase mempunyai sistem kristal tetragonal. Anatase dicirikan dengan belahan yang sempurna. 
Anatase mempunyai belahan sempurna (perfect cleavage) pada sumbu (001) dan (011).  
Spesimen: anatase (Sudan)
Tekstur zoning pada agate

Textural zoning pada agate(salah satu varian dari kuarsa). Ulasan tentang varian dari agate dan pertumbuhan zoningnya bisa dibaca di halaman ini
Spesimen: agate (Sudan)
Tekstur colloform

Malasit (hijau) menunjukkan tekstur colloform. Mineral tak berwarna di sekitar malasit adalah kuarsa
Spesimen: urat kuarsa-malasit (sudan)
Tekstur kembar (twinning)

Gambar di atas menunjukkan kembar pada plagioklas. Plagioklas tidak mempunyai warna interferensi sehingga pada pengamatan nikol sejajar, plagioklas tidak berwarna.
Lokaliti: Myanmar
Gambar di atas menunjukkan kembar pada plagioklas. Plagioklas tidak mempunyai warna interferensi sehingga pada pengamatan nikol sejajar, plagioklas tidak berwarna.
Lokaliti: Myanmar
Karbonat dicirikan warna interferensi dan relief yang tinggi, mempunyai bidang kembar (twinning) dan belahan (cleavage) rhombohedral
Untuk memudahkan pengamatan, sayatan tipis batugamping seringkali diberi pewarna (staining) untuk membedakan rongga dengan mineral. Nampak habit rhombohedral pada gambar di bagian kanan
Lokaliti: Padalarang, Jawa Barat
Bending/kink (lekukan)
Indikasi dari adanya deformasi. Contoh di atas teramati pada muskovit.
Lokaliti: Myanmar
Tekstur mozaik 

Umum teramati pada kuarsa di batuan metamorf, menunjukkan tekstur polygonal dengan sudut antar butir (triple junction) sebesar 120 derajat. 
Alterasi hydrothermal

Piroksen terubah menjadi serisit. Proses di atas dinamakan seritisasi. 
Lokaliti: Latimojong

==================================================================== Update 26 Januari 2016

"The 10,000 Hour Rule" dari Malcolm Gladwell. Sebuah teori yang disampaikan oleh seorang penulis buku berjudul "Outliers", bahwa untuk mencapai sebuah kesuksesan, diperlukan 10.000 jam untuk berlatih. Terlepas orang bisa menjadi lebih hebat kurang dari jam yang disebutkan tersebut, tidak ada masalah. Itu motivasi saya untuk bisa mengerti bidang yang dulu kurang saya suka semasa kuliah, dan akhirnya sekarang saya harus mendalaminya selama saya kuliah, yaitu petrografi dan mineragrafi.

Petrografi dan mineragrafi, merupakan salah satu cabang dari ilmu geologi yang mempelajari karakteristik mineral dengan batuan mikroskop. Petrografi adalah ilmu untuk mengamati mineral pembentuk batuan yang mempunyai sifat fisik dapat ditembus cahaya dan sedikit ditembus cahaya (mineral transparan dan semi-opak), sedangkan mineragrafi adalah ilmu untuk mengamati mineral bijih, yang umumnya adalah mineral logam yang tidak dapat ditembus cahaya (opak atau semi-opak).

Fosil, merupakan organisme yang terawetkan, dan gambar di atas menunjukkan fosil yang terawetkan di batugamping. Sampel batugamping di Padalarang, Jawa Barat

Pengamatan mineral transparan menggunakan mikroskop refraksi, yaitu menggunakan salah satu sifat cahaya dengan memanfaatkan perbedaan nilai indeks bias (refractive index). Sedangkan untuk pengamatan mineral bijih, mikroskop yang digunakan adalah mikroksop refleksi (menggunakan sifat memantulkan cahaya)


Koleksi mineral di kampus saya di Leoben

Tanya : Apakah mikroskop yang digunakan oleh waktu belajar ilmu biologi itu sama dengan mikroskop untuk mineral?
Jawab : Mikroskop yang digunakan tidak sama, karena mikroksop biologi tidak mempunyai meja putar (rotating stage), serta tidak memerlukan adanya pengamatan dengan menggunakan analisator dan polarisator. Polarisator dan analisator akan mengeblok sinar yang datang (sinar tampak = visible light), sehingga sinar yang didapat hanya mempunyai satu arah saja. Jika polarisator mengeblok sinar yang sejajar dengan arahnya, maka polarisator akan mengeblok sinar yang mempunyai arah tegak lurus dengan analisator. Sebagai contoh, kaca mobil, kamera, spion, menggunakan polarizer (polarisator) sehingga tidak semua cahaya akan diserap oleh kaca. Ilustrasinya ada di gambar ini.

http://learnphotographywithtomgrill.blogspot.co.at/2011/07/filters-using-polarizer.html

Kalau kita praktekkan di mikroksop, maka ilustrasi dari polarisator dan analisator seperti gambar di bawah.
https://www.microscopyu.com/articles/polarized/polarizedintro.html

Kali ini, saya coba bagikan beberapa mineral yang sempat saya dan guru saya di Tambang Eksplorasi, , Bu Teti Indriati (ahli mineralogi), selama saya membantu beliau di Laboratorium Mineragrafi Bijih di Teknik Pertambangan ITB. Ini merupakan beberapa contoh mineral yang sempat saya dan Bu Teti amati selama 2011-2014, semoga nanti koleksi mineralnya akan bisa bertambah.
Lanjutan tentang cara mengidentifikasi mineral dengan menggunakan Michel Lévy chart bisa dilihat di halaman ini.
http://www.andyyahya.com/2015/06/memahami-warna-interferensi-dan-michel.html
Batu yang sudah diambil, kemudian dipotong dengan gergaji mesin dengan ketebalan 0,03 mm, ditempelkan dengan epoxy di preparat (kaca transparan), kemudian dipanaskan

Sayatan tipis dengan tebal 0,03 mm. Diletakkan di meja putar mikroskop, kemudian diamati sifat fisiknya

Biotit
Biotit berwarna hijau hingga cokelat, memiliki pleokroisme yang kuat, habit pseudo hexagonal, tabular, atau flaky ,  dengan belahan sempurna  satu arah. Pada pengamatan nikol silang memperlihatkan  warna interferensi hijau-pink orde 3 hingga 4 (Geunteut, Aceh)
Hornblende (memanjang, cokelat terang) dan biotit (cokelat) (Geunteut, Aceh)
Mineral biotit dengan habit memanjang dengan warna interferensi orde 3 pada pengamatan nikol silang, sedangkan mineral plagioklas berwarna abu-abu dengan kembar albit (gambar kiri). Mineral biotit yang tampak terubah menjadi hornblende dengan warna interferensi yang kuat (gambar kanan) (Padalarang, Jawa Barat)

Diopsid
Grup piroksentidak berwarna pada pengamatan nikol sejajar hingga berwarna pucat kehijauan, mempunyai habit granular subhedral hingga anhedral, memperlihatkan interlocking dengan mineral kuarsa, kadang dijumpai sebagai prismatik maupun lamellar (Geunteut, Aceh)

Diopsid (relief tinggi), klorit (kehijauan) dan mineral opak

Dolomit 
Dolomit tidak berwarna pada pengamatan nikol sejajar, mempunyai habit anhedral hingga subhedral, dijumpai juga dalam habit rhombohedral, tampak menunjukkan adanya bidang kembar pada individu mineral
Rongga tampak ditandai dengan pewarna (stanning) berwarna biru, sedangkan dolomit tampak dengan habit rhombohedral di sebelah kanan dari rongga, sedangkan kalsit tampak dengan relief yang tinggi

Epidot habit  anhedral, berwarna kuning-kehijauan dengan relief  tinggi pada pengamatan nikol sejajar, bersifat anisotrop pada pengamatan nikol silang dengan warna interferensi pink–hijau  orde tinggi
Garnet grosularit  (keruh)  mengandung banyak inklusi kuarsa, sedikit klorit dan epidot. Sebagian inklusi tampak terorientasi membentuk struktur zoning pada garnet (gambar kiri) Epidot (pink-hijau), kuarsa (abu-putih jernih) dan alkali feldspar (putih keruh) diantara mineral opak dan garnet (gambar kanan) (Geunteut, Aceh)
Epidot menunjukkan belahan yang sempurna

Garnet
Garnet berbentuk kubik atau polygonal, euhedral sampai anhedralberwarna kekuning-kuningan dengan relief  tinggi pada pengamatan nikol sejajar, bersifat isotrop pada pengamatan nikol silang. Garnet  mengandung banyak inklusi mineral lain membentuk tekstur poikilitik (Geunteut, Aceh)
Hornblende
Mineral utama pembentuk batuan beku granodiorit terdiri dari: plagioklas, hornblende, biotit dan kuarsa dengan mineral opak sebagai asesoris. Hornblende tampak mulai terubah menjadi biotit (Gambar kiri). Pengamatan nikol silang memperlihatkan tekstur holokristalin, hypidiomorfik granular,  terdiri dari plagioklas (abu-abu prismatik) dengan kembar albit , biotit (hijau–pink) dengan belahan yang sempurna, hornblende yang mengandung banyak inklusi (pojok kanan atas)  , dan interstitial kuarsa (abu-abu) yang berbentuk tidak beraturan (Gambar kanan) . (Geunteut, Aceh)
Hornblende dengan belahan yang sempurna pada masa dasar plagioklas
Mineral hornblende dengan habit euhedral dan belahan yang sempurna pada dua arahnya, dengan warna interferensi kuning hingga merah (gambar kiri). Mineral hornblende berwarna kuning pucat dan memiliki dua arah dengan habit prismatik. Mineral epidot diperlihatkan dengan warna interferensi yang tinggi (gambar kanan) (Padalarang, Jawa Barat)

Kalsit
Kalsit tidak berwarna, mempunyai belahan yang sempurna, sering dijumpai dalam bentuk lamellar hingga anhedral, dan juga dijumpai sebagai relik fosil dengan habit membundar dan menggerombol seperti anggur. Kalsit merupakan mineral dengan warna interferensi dari kuning hingga kecokelatan orde 4 pada pengamatan nikol silang. Mineral kalsit dengan ukuran butir yang halus dengan warna interferensi kuning hingga kecokelatan pada pengamatan nikol silang (Padalarang, Jawa Barat)
Fosil mempunyai habit membulat, kadang menyerupai gelang membutir yang memanjang, berbentuk cangkang, sarang lebah, dan juga ditemukan menyerupai bentuk bunga. Fosil tersimpan baik dan terawetkan oleh mineral kalsit yang mempunyai karakteristik mempunyai warna interferensi yang tinggi antara orde 3-4 pada pengamatan nikol silang, dan nampak tidak berwarna pada pengamatan nikol sejajar (Padalarang, Jawa Barat)

Klorit
Batuan andesitik yang mengalami proprilitisasi, memiliki fenokris terubah berupa klorit klorit pseudomorf menggantikan mineral mafik. Plagioklas (putih prismatik) dijumpai sebagai fenokris dan massa dasar, sedangkan mineral opak berwarna hitam hadir sebagai inklusi pada mineral mafik , juga tersebar dalam massa dasar (Gambar kiri). Urat halus (tengah) berisi kuarsa (putih), klorit (hijau) dan mineral opak (hitam) memotong batuan beku porfiritik (Gambar kanan) 

Klorit (kehijauan) dan plagioklas (memanjang)

Piroksen
Piroksen tidak berwarna pada pengamatan nikol sejajar hingga berwarna pucat kehijauan, mempunyai habit granular subhedral hingga anhedral, memperlihatkan interlocking dengan mineral kuarsa, kadang dijumpai sebagai prismatik maupun lamellar. Mineral piroksen pada nikol // yang ditunjukkan oleh mineral berwarna jingga pucat dan jingga yang kuat (gambar kiri). Mineral epidot yang berada paling atas, plagioklas di tengah dan piroksen yang berada di bawah epidot serta sedikit kuarsa di pojok kanan bawah pada nikol x (gambar kanan) (Padalarang, Jawa Barat)
Plagioklas
Plagioklas berwarna bening agak keruh pada pengamatan nikol sejajar dengan warna interferensi abu-abu pada pengamatan nikol silang. Plagioklas mempunyai habit prismatik panjang, umumnya  menunjukkan gejala kembar albit, sebagian diantaranya memperlihatkan zoning. Sebagian besar individu kristal plagioklas mulai terubah menjadi serisit, kalsit dan epidot

Serisit
Serisit adalah mineral ubahan dari plagioklas, yang diidentifikasi dengan habit yang menjarum dengan warna interferensi yang tinggi orde 2 (tengah) (Geunteut, Aceh)

Berikut ada tabel identifikasi mineral-mineral yang umum dijumpai di sayatan tipis. Saya hanya tampilkan 3 halaman pertama dari 8 halaman, silahkan download disini .





Referensi lain, silahkan kunjungi :
Semoga bermanfaat.... 

NB: Saya tak mengumpulkan bahan-bahan lainnya, semoga mineral bijih yang pernah saya amati bisa segera terkumpul dan di share disini. Salam dari Leoben yang baru akan adzan isya jam 22.30 malam


Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain







Share:

8 comments:

  1. cara mengambil foto hasil pengamatan mikroskop gitu gimana caranya ya mas?
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Irfan, kalau yang simpel seperti ini, jadi kamera nya diletakkan di lensa okuler, trus dihubungkan via kabel data ke komputer. Kalau yang untuk research, kameranya ada di bagian atas dari mikroskop. http://2.bp.blogspot.com/-xpPcZVCenf8/UdzOG8ZmxJI/AAAAAAAAAlw/KyH8bogSlro/s1600/mikroskop-bino.jpg

      Delete
  2. Wah makin seru aja nih artikel nya mas andi, btw di indonesia ada gak ya tempat les gemologi (dasar-dasar nya ) aja, klo ada kira2 dimana ya mas andi kalau boleh tau

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo, salam kenal.. ada bapak2 sudah sepuh sering share tentang batu mulia, namanya Mang Okim (Pak Sujatmiko- id fb: Sujatmiko Miko), yang punya toko http://gemafia.co.id/ . Di fb beliau sering di share tipe2 dan jenis tentang gemstone.

      Gemafia setahu saya juga memberikan pelatihan di daerah2, tapi tentunya profit oriented

      Delete
  3. Artikel yang bagus kang Andy,, itu sayatannya logo obsidian ya..
    Sukses selalu
    Salam
    #vian obsidian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Alvian, betul Mas, dulu saya preparasi di Kanayakan dengan Mas Vian. Di Eropa ada sedikit perbedaan ukuran dan preparasi preparat mas.
      - ukuran preparat 27x43x2 mm, lebih pendek dibanding preparat di Indonesia tapi lebih tebal
      - preparat tidak ditutup dengan gelas tipis, sehingga nantinya bisa dipakai untuk analisa lanjutan (SEM, microprobe, dll)
      - mineral bijih bisa ikut sekalian dipoles sampai mengkilap, sehingga sayatan tipis bisa sekaligus menjadi sayatan poles.

      Semoga kapan2 bisa double juga ya Mas.
      Salam

      Delete
  4. Ya mas Andy,, di Indonesia itu disebut double thinsection ya, untuk pengerjaan memang lebih rumit dari sayatan tipis.mdh-mdhan ya mas,tinggal melengkapi alat-alatnya saja.sukses ya.

    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Kang Vian, semoga kapan2 saya bisa berkunjung lagi ke Kanayakan. Sukses juga untuk Obsidian.

      Salam

      Delete

Komentar akan dimoderasi oleh penulis sebelum tayang. Terima kasih

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *