Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Saturday, January 25, 2014

Museum Tambang Batubara di Fukuoka

Anda sedang berada di Jepang Selatan, di Pulau Kyushu? Atau malah menetap di Fukuoka? Sempatkan untuk berkunjung ke salah satu museum tambang batubara yang ada di Omuta district, di Selatan kota Fukuoka.
Awal Desember yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu museum tambang bawah tanah di daerah Omuta, Fukuoka. Tambang ini terletak berdekatan dengan pantai, dan dikelola oleh Matsui Miike. Mitsui Miike merupakan salah satu perusahaan tambang batubara terbesar di Jepang, yang berada di Omuta, Fukuoka, dan Arao, Kumamoto, Jepang. Aktivitas penambangan dimulai pada era Kyoho, yang merupakan salah satu dinasti di Jepang yang berkuasa sekitar tahun 1700-an.

Bisa dibayangkan, betapa lamanya kegiatan penambangan ini dimulai, mengingat di Indonesia kegiatan penambangan baru dimulai pada akhir 1800-an, yang dimulai di Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat. Di museum ini, ditunjukkan sejarah penambangan batubara di Jepang, yang ternyata pada masa lampau, kegiatan penambangan ini berada di bawah laut. Mengingat lapisan batubara yang mempunyai kemiringan yang tidak terlalu besar, maka kegiatan penambangan di lokasi ini dilakukan menggunakan metode longwall mining. Yang hebat lagi, ternyata drum shearer, dan roof support nya bisa dijalankan hanya dengan memencet tombol "On". Luar biasa....Berikut saya berikan beberapa video tentang museum tambang batubara di Omuta.



Alat-alat yang dipamerkan museum tambang ini cukup lengkap, mulai dari yang paling tradisional berupa palu dan beliung (yang jadi logo tambang secara internasional), lokomotif, gerbong pengangkut batubara, diorama yang bisa digerakkan dengan tombol, serta peralatan yang lebih modern seperti power roof support, drum shearer, dan alat-alat lain yang umum digunakan pada tambang batubara bawah tanah dengan metode longwall. Saat kita masuk ke dalam ruangan museum, kita akan disuguhkan singkapan batubara yang berada di atas kepala kita, yang merupakan replika dari batubara sebenarnya. Yup, memang, sekitar sekian ratus meter di bawah kita berdiri saat itu, terdapat batubara yang sudah ditambang sejak ratusan tahun yang lalu.

Selain menyuguhkan peralatan dan kegiatan penambangan, terdapat juga sarana edukasi untuk anak-anak, seperti adanya komputer yang berisi game yang berhubungan dengan dunia tambang, ada wahana untuk belajar mengenai prinsip-prinsip fisika yang diterapkan di dunia tambang. Memang lah, saya salut dengan CSR dari perusahaan ini, benar-benar edukatif sekali, serta bisa mengubah citra tambang menjadi lebih positif.
Tidak jauh dari lokasi museum tersebut, terdapat tambang bawah tanah yang dinamakan sebagai Manda Pit, yang juga dikelola oleh Matsui Miike.Tambang batubara di lokasi ini telah berhenti pada tahun tahun 1997, dan tepat di lokasi bekas penambangan, saat ini dijadikan sebagai museum tambang batubara.
Yang unik dari museum tambang ini, semua peralatan tambang dibiarkan apa adanya, namun tetap dijaga sehingga wisatawan yang berkunjung ke museum tersebut, bisa merasakan langsung suasana pada masa lampau. Rencananya, pemerintah daerah ini akan menjadikan Manda Pit ini sebagai salah satu warisan sejarah, yang diajukan ke UNESCO. Namun hingga saat ini, belum ada jawaban terkait mengenai hal tersebut. Gambar "Miners at Work in Manda Pit, Miike Coal Mines", Japanese, Late Meiji era, cancelled 1911, Artist Unknown, Japanese, dikutip dari http://www.mfa.org/collections/object/miners-at-work-in-manda-pit-miike-coal-mines-418042)

Manda Pit (1939)


Manda Pit tahun 2013 (foto andyyahya)


Saya sangat terkesima dengan Manda Pit. Tambang yang dibangun lebih dari 150 tahun yang lalu menunjukkan konstruksi yang bergaya Eropa, dengan susunan batubata merah, seperti berada di Eropa. Benar saja, karena memang batubata yang menyusun bangunan tersebut ternyata diimpor dari Inggris. Hingga saat ini, bangunan tersebut masih terjada asri, dan sangat menarik untuk dipandang dari segi manapun. Tali-tali yang berukuran sangat besar untuk menarik cage untuk masuk keluarnya pekerja ke dalam tambang. Dan seperti kebanyakan orang Jepang pada umumnya, di lokasi tambang tersebut terdapat kuil, dimana tiap pekerja yang akan masuk ke dalam tambang, mereka akan berdoa dulu untuk keselamatan dalam bekerja. 

Gambar-gambar di bawah ini saya kutip dari http://www.mfa.org/collections/object/miners-at-work-in-manda-pit-miike-coal-mines-418042 , dan http://www.kyuyama.jp/e/kyushuyamaguchi/ky_miike_02.html , 

yang menunjukkan kegiatan penambangan jaman baheula, dan beberapa gambar saya tambahkan dari koleksi pribadi saya.

Electric fan for ventilation (around 1926)


(the 1920s) Winding engine of No. 1 Shaft

Winding engine (2013) (foto andyyahya)

Jalan masuk lori dan penambang (foto andyyahya, 2013)


Museum kereta api Sawahlunto 
(http://pecintawisata.wordpress.com/2011/09/02/melihat-kejayaan-batubara-di-sawahlunto/)

Lubang Mbah Suro (http://pecintawisata.wordpress.com/2011/09/02/melihat-kejayaan-batubara-di-sawahlunto/)

Indonesia pun tidak kalah, karena kita juga mempunyai museum tambang batubara, yang berada di kota Sawahlunto, di Sumatera Barat. Tambang batubara tertua tersebut juga diabadikan sebagai museum, mulai dari rumah sakitnya, stasiun, kantor perusahaannya. Karena penulis belum pernah mengunjungi Sawahlunto, penulis coba berbagi gambar yang dikutip dari http://pecintawisata.wordpress.com/2011/09/02/melihat-kejayaan-batubara-di-sawahlunto/. Kalau ada kesempatan berwisata ke Sumatera Barat, tidak ada salahnya mengunjungi museum tersebut. Sama juga kalau berkesempatan ke Fukuoka, sempatkan untuk melihat indahnya Manda Pit Coal Mine. 

Andai saja museum yang bisa mengedukasi seperti ini bisa ada di tambang-tambang yang sudah tidak beroperasi di Indonesia, pastinya akan sangat bagus dan bermanfaat. Karena banyak orang yang menganggap bahwa tambang itu merusak lingkungan, walaupun sebenarnya, perusahaan wajib melakukan reklamasi di lahan tambang, atau juga pemanfaatannya dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, seperti museum tambang di Fukuoka, maupun museum di Sawahlunto.

Selamat berwisata ke dunia tambang.

Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain

Museum Batubara Sawahlunto



































Referensi:

1. http://www.mfa.org/collections/object/miners-at-work-in-manda-pit-miike-coal-mines-

2. http://www.kyuyama.jp/e/kyushuyamaguchi/ky_miike_02.html

3. http://www.visitkyushu.org/?mode=detail&id=9999901003688&isSpot=&isEvent=

4. http://pecintawisata.wordpress.com/2011/09/02/melihat-kejayaan-batubara-di-sawahlunto/

Share:

Wednesday, January 8, 2014

Northern Alps

Polster, Präbichl (Juli 2017)
 
 
 


Hallstatt - (Desember, 2015)

Eisenerz Hochblaser - (Agustus, 2015)


Ramsau am Dachstein - Gütennberghaus (Juli, 2015)
Zigzag, 1.900 m asl 
Guttenberghaus in Ramsau am Dachstein (1914) at 2.164 m
His name is Mingmar, came from Nepal and work in this huts since 2 months a go. I hope someday I can visit Kathmandu and Khumbu
Can you see the goat? They lived in a hill of the Alps, I tooked this photo in around 2.250 m asl
Hölltallsee (Silberkar see) 
Rossing Silberkarklamm
Bunny in Lärchbodenalm 
Bee and flower 
Flag which guide you home
Bloom in summer 
Hill between Sinnabel and Essenstein, 2.200 m asl
Silberklamm

Grüner See (April, 2015)
Hochswab as a background
Me at Hochswab background
Grüner See
Camp stove
Bench before the water level increase
Grüner See
Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *