Conversations with the Earth

Friday, January 6, 2017

Inferiority Complex: perlu ga sih?

Kita ini kaya akan keberagaman dan keramahan lokal, kenapa kita harus malu, merasa rendah diri alias inferior dan parahnya bisa-bisa tidak menghargai budaya kita sendiri? Kita ini harus bersyukur karena kita ini beragam dan bisa unggul dengan budaya kita.

Saya beri contoh: bambu, wayang dan matahari.
- Bambu: makan dengan alat makan dari bambu itu merupakan sebuah kemewahan, begitu menurut pandangan iklan peralatan makanan berbahasa Jerman "Soehnle". Jadi kalau kita makan nasi bakar dalam bambu, harusnya kita bisa berbahagia dan mempromosikannya sebagai kekayaan alam Indonesia.
- Wayang: tidak ada yang menyangkal kalau wayang adalah output dari tingginya peradaban nenek moyang kita. Seni bertutur dalam cerita, mendongeng sudah ada sejak 930 Masehi. Cerita dalam pewayangan mengisahkan kebaikan akan mengalahkan kebatilan, raja yang adil dan romansa percintaan. Bukan saatnya lagi bilang "ndeso" terhadap budaya sendiri, apalagi mencibir.
- Matahari: tahukah teman-teman, banyak turis negara non-tropis merindukan matahari? Matahari bersinar sepanjang tahun, buah melimpah, agraria berkembang, kenapa kita tidak mensyukuri nikmat yang gratisan ini?

Tidak perlu merasa rendah diri. Tiap orang, bahkan bangsa, punya kelebihan dan kekurangan. Kalau negara tetangga promosi punya salju, berarti dia memanfaatkan kekuranhan mereka akan matahari untuk hal yang positif (padahal ya, banyak orang dan alat transportasi "kepeleset" gara2 salju).
Kelebihan bukan untuk disombongkan, namun untuk tahu arah mengembangkan potensi untuk kemakmuran (kalau itu negara) dan kesuksesan (kalau itu perorangan). Tidak perlu minder dengan kekurangan, diamini saja, toh itu jadi motivasi buat memperbaiki diri.


noun
  1. an unrealistic feeling of general inadequacy caused by actual or supposed inferiority in one sphere, sometimes marked by aggressive behaviour in compensation.

Share:

0 comments:

Post a Comment

Komentar akan dimoderasi oleh penulis sebelum tayang. Terima kasih

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *