Conversations with the Earth

Tuesday, August 14, 2018

Nikel dari Obi

Beberapa waktu yang lalu saya sempat mampir ke Pulau Obi di Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Perjalanannya cukup panjang, dimulai dari Bandung-Jakarta dengan mobil, Jakarta-Ternate dengan pesawat, Ternate-Labuha (pulau Bacan) dengan pesawat berbaling-baling, dan Labuha-Obi dengan speed boat (perusahaan kadang menyebut sea truck). Total 2 hari perjalanan untuk sampai di pulau Obi. Saya belum pernah berkunjung ke tambang nikel laterit, kunjungan ini sangat menarik karena saya bisa belajar hal baru. 
Serpentinit
Pulau Tidore
Pulau Maitara
Gunung Gamalama
Gunung Kie Besi di Pulau Makkian
Dari Pulau Obi memandang ke Pulau Mala Mala

Endapan nikel laterit terbentuk dari lapukan batuan ultrabasa dan banyak dijumpai di Sulawesi, Maluku dan Papua, karena batuannya tersusun oleh batuan ultrabasa  yang miskin akan silika dan kaya akan mineral-mineral berwarna hijau atau gelap, seperti olivin, piroksen, mineral grup serpentin dan amfibol.

Mineral bijih yang lazim dijumpai sebagai pembawa nikel adalah garnierit, yaitu mineral berwarna kehijauan yang mudah hancur menyerupai talk. Jangan terkecoh dengan mineral lain yang berwarna hijau, karena kadang-kadang, ditemukan juga mineral yang lebih keras dan tidak mudah hancur, nah, itulah krisopras, silika yang mempunyai ukuran butir kriptokristalin (sangat halus atau kristalin).
Krisopras (keras) dan garnierit (lunak, mudah hancur )
Garnierit yang lapuk
Krisopras (sayang sudah lapuk) 


Tahu ngga sih, kalau krisopras sering tertukar dengan krisokola yang diperjual belikan dengan nama dagang batu bacan? Ada lagi yang disebut kalsedon, trus apa bedanya? Krisopras dan kalsedon memang sama-sama silika yang berwarna, yang membedakan adalah teksturnya, kalau krisopras sudah dijelaskan sebelumnya mempunyai ukuran butir halus, sedangkan kalsedon berlapis-lapis. Warna hijau pada kuarsa disebabkan oleh adanya unsur Ni (nikel), yang umum dijumpai pada batuan-batuan ultrabasa. Kalau krisokola adalah mineral produk sekunder dari endapan tembaga, yang umum dijumpai bersama-sama dengan malasit dan azzurit. 

Selain mineral diatas, terdapat juga beberapa batuan yang lazim dijumpai di komplek batuan ultrabasa. Sebut saja serpentinit, peridotit, harzburgit dan dunit. Dua batuan awal tsb adalah batuan favorit saya disini.

Serpentinit, tersusun dari mineral bernama serpentin, mempunyai tekstur seperti kulit ular, yang dalam Bahasa Inggris disebut juga "serpent". Peridotit, adalah batuan intrusif yang berasal dari bahasa Arab, faridat, yang artinya batu mulia. Mengapa batu mulia?  Peridotit tersusun atas olivin dan piroksen, dan jika mempunyai ukuran yang kasar dan besar, umum dijadikan batu mulia dengan warna hijau. Olivin berasal dari "olive"  karena mempunyai warna hijau seperti buah zaitun.
Serpentinit 
Urat serpentinit yang menerobos peridotit

Pemetaan disini cukup menantang, karena yang kita injak rata-rata limonit yang kaya akan besi, karena panas dari matahari cukup menyengat karena memantul dari lapisan limonit tsb. Produk akhir tambang yang diekspor adalah limonit (saya sedih karena seperti jualan tanah saja) dan ferro-nickel, produk akhir smelter Fe-Ni. Tidak semua bijih bisa diolah di smelter, karena ada syarat2 seperti basisitas (tingkat basa) yang dipersyaratkan oleh alat. Selain itu, ada kapasitas maksimum dari smelter sehingga tidak semua biji bisa diolah
Ferro nikel
Bijih nikel yang siap ekspor

Pulau Obi berbeda kalau kita bandingkan dengan pulau yang bergunung-gunung, seperti Pulau Ternate, Tidore, Maitara. Pulau-pulau itu tersusun dari batian gunung api, sehingga tanahnya didominasi batuan andesit (ekstrusif), sedangkan pulau Obi didominasi oleh batuan ultrabasa. Saya jadi ingat perkataan prof saya, Frank. "Andy, istilah intrusi andesit itu tidak ada. Andesit itu batuan yang terbentuk jauh di dalam perut bumi, dan tidak akan pernah muncul sebagai intrusi."
Karnivorous pitcher plant alias kantong semar

Disini banyak sekali papan pengumuman "awas buaya", membuat pemetaan saya kali ini agak-agak ngeri sedap. Selain topografi yang bergunung-gunung, di lembah dan di dekat sungai, banyak dijumpai rawa, tempat buaya tinggal. Sebulan lalu ada korban yang diserang oleh buaya karena memanah ikan, dalam bahasa lokal disebut bajubi. 
Rawa, dari hasil pemboran, di bawah lapisan limonit ditemukan batubara kalori rendah
Bendera merah putih menyambut hari Kemerdekaan 

Maluku Utara,
8-2018
-ayah-
Share:

5 comments:

  1. Luar biasa Mas andy, Petualangannya menantang dan menarik untuk disimak, cara penyajian dan penulisannya juga Ok Punya...BTW eksplorasinya di IUP nya PT apa mas andi ?

    ReplyDelete
  2. Helⅼ᧐! Quiск question that's totally off toⲣic.
    Do you know how too make your site mⲟbile friendⅼy?
    My site looks weird when viеwing from mmy iphone. I'm trying to find a tempⅼate or
    pluɡin that might be abpe to resoⅼve this issue.
    If you have any suggestions, pⅼease share.
    Apprecіate it!

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum Pak Andy,
    Pak, maaf kalo komparator panjang SGA tsb kira2 dapatnya gimana? makasih Pak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumsalam, aku dapat waktu mampir ke stand SGA waktu ada acaranya. 2021 bakal ada acara SGA di Selandia Baru, siapa thu kita ada rejeki bisa kesana

      Delete

Komentar akan dimoderasi oleh penulis sebelum tayang. Terima kasih

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *