Conversations with the Earth

Thursday, November 30, 2017

Geokimia - Elemen inkompatibel vs kompatibel, HFSE vs LILE

Ketika kerak bumi meleleh (melted), trace element akan menjadi indikator dari fase yang meleleh (the melt phase) atau fasa padatnya (solid mineral phase). Trace element yang mengikuti fase padat disebut sebagai elemen kompatibel (compatible element), sedangkan trace element yang menunjuukkan fase lelehannya disebut elemen inkompatibel (incompatible element).

Diagram antara ionic charge vs ionic radius lazim digunakan untuk membedakan antara elemen kompatibel dan inkompatibel. Elemen dengan charge cations >2 disebut HFSE (high field strength element), sedangkan elemen dengan charge cations <2 disebut LILE (large ion litophile elements). Elemen dengan radius ion kecil (LILE) termasuk sebagai elemen kompatibel. 
sumber: https://earthscience.stackexchange.com . MRFE (Mantle Rock Forming Elements) adalah elemen utama yang melimpah di kerak bumi. LILE mempunyai cationic charge <2, sedangkan HFSE >2

Karena jumlah "trace element" atau elemen jejak sangat sedikit dibanding major element atau elemen utama, elemen ini jarang muncul sebagai mineral melainkan akan mengisi crystal lattice dari mineral lain. Misalkan pada muskovit atau phengit, element Rb-Cs akan melimpah. 

Komposisi kimia dari batuan yang telah teralterasi atau termetamorfkan akan berubah, begitu pula dengan elemen-elemennya. Elemen LILE (ex. Cs, Rb, K, Rb, Ba) umumnya akan mobile , sedangkan elemen HFSE (ex. REE, Sc, Y, Zr, Hf, Ti, Nb, Ta, P) bersifat immobile. Sehingga untuk mengetahui komposisi batuan yang sudah teralterasi atau termetamorfkan, kita membutuhkan data elemen immobil. 

Diagram laba-laba atau spider diagram biasanya disusun berdasarkan ukuran dari kationnya (cationic charge), sehingga pada sumbu x, elemen disusun dari elemen mobile (LILE) baru kemudian elemen immbobile (HFSE).  Data dari LILE HFSE dan di plot, elemen ini harus di "normalisasi" terlebih dahulu dengan cara membagi komposisinya dengan suatu koefisien, misalnya terhadap kondrit (chondrite), primitive mantle, kerak bumi (crust), shale, dsb. Hasil dari normalisasi ini kemudian di plot sebagai sumbu "y". 

Beberapa referensi yang biasa digunakan antara lain dari Sun and McDonough (1989) , McDonough and Sun (1995), Rudnick and Fountain (1995), dsb.
Contoh analisa LILE dan HFSE di normalisasi dengan primitive mantle (Rudnick dan Fountain, 1995)
 
Contoh analisa REE di normalisasi menggunakan C1-chondrite (
Share:

0 comments:

Post a Comment

Komentar akan dimoderasi oleh penulis sebelum tayang. Terima kasih

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *