Sejarah
Di Indonesia usaha pencarian sumber energi panasbumi pertama kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Pada tahun 1926 hingga tahun 1929 lima sumur eksplorasi dibor dimana sampai saat ini salah satu dari sumur tersebut, yaitu sumur KMJ‐3 masih memproduksikan uap panas kering atau dry steam (Saptadji, 2010). Pecahnya perang dunia dan perang kemerdekaan Indonesia mungkin merupakan salah satu alasan dihentikannya kegiatan eksplorasi di daerah tersebut.
Pada tahun 1978, pembangkit listrik pertama di Indonesia didirikan di Kamojang, Jawa Barat. Semenjak itu, hingga tahun 2013 terdapat hingga 1.200 MW daya yang sudah dihasilkan, lebih dari 90% di instalasi di pulau Jawa (Schotanus, 2013). Berikut beberapa lokasi panas bumi yang sudah beroperasi di Pulau Jawa.
Patuha
Lapangan panas bumi berdekatan dengan lokasi wisata Kawah Putih dan Ciwidey, 40 km di Selatan Bandung. Patuha merupakan vapor-dominated system, dimana panas berasal dari reservoir yang berada di bawah Kawah Putih dan Gunung Patuha. Aliran panas mengisi sepanjang rekahan yang terbentuk pada cap rock melalui sesar dan pada batuan yang mempunyai permeabilitas rendah. Lapangan panas bumi ini mempunyai kapasitas 60 MW dengan temperatur berkisar antara 210 - 240 derajat Celcius. Kawah Putih mempunyai air yang memiliki temperatur berkisar 26 - 34 derajat Celcius yang didominasi oleh acid-sulphate-chloride water dengan pH yang sangat rendah (<0.5 - 1.3).
Kawah Putih
Selain Kawah Putih, terdapat juga beberapa manivestasi di sekitar Gunung Patuha, antara lain mata air panas (thermal spring) seperti Ranca Upas dan Ranca Walini, serta mata air dingin (cold spring) di sekitar Gunung Patuha, antara lain Panceuling, Cimanggu dan Legok Kondang dan Situ Patengan. Kebetulan saya beberapa kali mampir di Ranca Upas (bersepeda, motor), dan lokasi ini sangat ideal untuk lokasi camping Bersama keluarga.
Ranca Upas
(Out Of Topic)
Tahun 2012, saya pernah mengikuti Gowes Bareng Geolog yang diadakan oleh Ikatan Alumni Ahli Geologi, diawali dari Kawah Putih, menyusuri desa di sekitar Puncak Patuha, menyusuri perkebunan teh hingga finish di Situ Patengan. Saya kembali lagi ke sekitar Kawah Putih ke Ranca Upas Bersama-sama teman Federal Bandung Indonesia pada
Almarhum Pak Budi Brahmantyo memberikan kuliah tentang geologi Kawah Putih
Di Ranca Upas Bersama Bikepacker Indonesia, foto di atas bukan milik saya (maaf saya lupa ini milik siapa)
Bikecamping di Ranca Upas (by Idoz)
Kamojang
Lapangan panasbumi Kamojang berada dalam wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lapangan ini berjarak + 17 km Baratlaut Garut atau + 42 km Tenggara Bandung, dan berada pada ketinggian 1640 – 1750 m diatas permukaan laut.Lapangan Kamojang mencakup suatu kumpulan kenampakan gejala panasbumi di permukaan, berupa fumarol serta kubangan lumpur panas. Beberapa diantaranya adalah Danau Pangkalan, Kawah Manuk, Kawah Berecek dan Kawah Leutak.
Kamojang
Lapangan panasbumi Kamojang berada dalam wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lapangan ini berjarak + 17 km Baratlaut Garut atau + 42 km Tenggara Bandung, dan berada pada ketinggian 1640 – 1750 m diatas permukaan laut.Lapangan Kamojang mencakup suatu kumpulan kenampakan gejala panasbumi di permukaan, berupa fumarol serta kubangan lumpur panas. Beberapa diantaranya adalah Danau Pangkalan, Kawah Manuk, Kawah Berecek dan Kawah Leutak.
Kawah Kereta Api
Salak
Gunung Salak berlokasi 70 km di sebelah Selatan dari Jakarta. Lapangan geothermal ini menghasilkan daya sebesar 377 MW yang diproduksi dari 6 pembangkit. Produksi dimulai pada tahun 1994 dengan membangun dua pembangkit, yang dilanjutkan pembangunan unit lain pada 1997. Panas bumi gunung Salak merupakan reservoir dengan tipe liquid-dominated system dengan temperatur antara 235 - 310 derajat Celcius.
Darajat
Darajat adalah lapangan panas bumi vapor-dominated system dengan temperatur 245 derajat Celcius yang beroperasi sejak tahun 1994. Produksi awal sebesar 110 MW yang terus bertambah hingga 270 MW. Darajat berlokasi di Garut dan berdekatan dengan lapangan panas bumi Kamojang dan Gunung Papandayan.
Berdasarkan catatan DVMBG, Kawah Mas Gunung Papandayan dapat dicapai dari Bandung dengan kendaraan bermotor melalui 2 jalan alternatif. Jalan alternatif pertama, melalui kota Garut (lama perjalanan sekitar 2 jam), lalu menuju Kecamatan Cisurupan (lama perjalanan sekitar 20 menit) dan dari sini dilanjutkan hingga Kawah Mas (lama perjalanan sekitar 25 menit). Jalan alternatif yang kedua, melalui Pangalengan, melewati daerah perkebunan Garut Selatan (Perkebunan Sedep dan Malabar) hingga perkebunan Cileuleuy (lama perjalanan sekitar 3 jam), dari sini dilanjutkan menuju Kawah Mas (lama perjalanan sekitar 30 menit).
Banyak kawah kecil, cerobong kecil yang muncul semenjak letusan tahun 2002. Muncul beberapa kawah baru yang mengeluarkan bau yang sangat menyengat, seperti Kawah Mas, Kawah Batu, Kawah Nangklak, Kawah Manuk yang termasuk ke dalam tipe solfatar. Daftar letusan gunung Papandayan pernah saya tulis di laman ini.
Gunung Papandayan
Natupala di Papandayan
Papandayan
Wayang Windu
Lapangan panas bumi ini berlokasi di sebelah Barat dari panas bumi Kamojang dan Drajat. Lapangan ini beroperasi sejak tahun 2000 dan menghasilkan daya sebesar 110 MW, yang meningkat dengan penambahan 117 MW pada tahun 2009. Reservoir geothermal ini mempunyai temperatur antara 250 - 270 derajat Celcius dan merupakan liquid-dominated system. Dari Gunung Wayang, mengalir air yang mengisi Sungai Ciliwung yang berasal dari Situ Cisanti.
Situ Cisanti
Natupala alias Naik Turun Paling Lama
Dieng
Lokasi panas bumi ini berlokasi di Jawa Tengah, di sebelah Utara kota Wonosobo. Lapangan panas bumi ini menghasilkan daya sebesar 60 MW dengan temperatur berkisar antara 280 - 330 derajat Celcius. Di lokasi, terdapat beberapa kawah, antara lain Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Kawah Sinila, Kawah Sikendang, Kawah Timbang dan Kawah Candradimuka. Di plateau Dieng ini, terdapat wisata komplek Candi Dieng (Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Gatotkaca, dsb) dan Telaga Warna, serta Gunung Sikunir yang terkenal dengan pemandangan di ketika pagi hari.
Telaga Warna, Dieng
Arjuno -Welirang
Lapangan panas bumi yang berlokasi di Utara Malang, Jawa Timur, mempunyai potensi sumberdaya 180 MW, dengan temperatur reservoir mencapai 260 derajat Celcius (Wardana dkk, 2016). Beberapa Manivestasi solfatar dan fumarol ditemukan di sekitar Gunung Welirang, serta ditemukan beberapa manivestasi air panas seperti di Padusan, Coban dan Cangar.
Disclaimer
Foto koleksi pribadi penulis.
Referensi:
1. Fauzi, A., Bahri, S., & Akuanbatin, H. (2000, May). Geothermal development in Indonesia: an overview of industry status and future growth. In World Geothermal Congress.
2. Layman, E. B., & Soemarinda, S. (2003, January). The Patuha vapor-dominated resource West Java, Indonesia. In Proceedings of the 28th Workshop on Geothermal Reservoir Engineering, Stanford University (pp. 56-65).
3. Schotanus, M. R. J. (2013). The Patuha geothermal system: a numerical model of a vapor-dominated system (Master's thesis).
4. Sriwana, T., Van Bergen, M. J., Varekamp, J. C., Sumarti, S., Takano, B., Van Os, B. J. H., & Leng, M. J. (2000). Geochemistry of the acid Kawah Putih lake, Patuha volcano, west Java, Indonesia. Journal of Volcanology and Geothermal Research, 97(1-4), 77-104.
5. Wardana, A., O’Sullivan, J., & O’Sullivan, M. (2016, November). Natural State and Future Production Modelling of Arjuno-Welirang Geothermal Field, Indonesia. In Proceedings 38th New Zealand Geothermal Workshop (Vol. 23, p. 25).
6. http://www.slideshare.net/SugengWidodo/geothermal-system-7688546, Saptadji, 2010
Bannyak juga daerah panas bumi di Jawa ya, baru tahu
ReplyDelete