Conversations with the Earth

Thursday, June 15, 2023

Sentilan Halus, Tanda Kasih Sayang

Pertengahan Juni 2023, jam 3.45 waktu lokal di Tashkent, di ketinggian entah berapa

Sekitar Juli 2022, saya dikenalkan oleh salah seorang Dosen dengan seorang pengusaha Indonesia keturunan Arab. Pengusaha ini memberikan saya tugas untuk melakukan review di beberapa lokasi tambang di Kazakhstan yang ditawarkan kepada beliau. Keputusannya: data eksplorasi perusahaan ini sudah cukup atau tidak.


Iterasi hampir 10 bulan sejak Juli 2022 sampai sekarang, tiap bulan ada dokumen yang di review, saya diminta untuk mengerjakan hal yang sama untuk tambang beliau di Kalsel, sampai akhirnya di bulan April, saya dikontak.
"Pak Andy, apa bisa kita kunjungan lapangan dan meeting di Almaty? Kira-kira awal Juni kita berangkat."

Saya yang tidak tahu menahu dimana itu Almaty, mengiyakan saja, mumpung  jadwal memang sedang tidak padat.
Qodarullah, akhirnya saya pertama kali merasakan terbang ke Tashkent, Uzbekistan, lanjut ke Almaty, Kazakhstan dengan Uzbekistan Airways. Seumur-umur, baru kali ini naik pesawat di kelas bisnis. 1E, kursi terdepan. Yang awalnya kami pergi berdua, ternyata rekan beliau, mantan Menteri, juga ikut serta. Wakil pemerintah.

Sore nanti, di jadwal kami bakal meeting dengan salah satu perusahaan emas: masih eksplorasi, ditawarkan ke Bapak pengusaha ini untuk diakusisi. Sebelum terbang tadi malam, beliau cerita sudah tanda tangan NDA, semua.data boleh saya review. Beberapa dokumen saya paham, terutama yang berbahasa Inggris. Yang tertulis Kazakh, nyerah. Pakai google translate membantu namun ga banyak.

4.02 waktu Tashkent, pesawat siap-siap landing

Sempat nanya kapan waktu landing ke pramugari, ternyata engga ada yang muslimah. Mungkin nanti kalau sudah landing, menunggu pesawat ke Almaty, saya baru solat subuh. Sambil menunggu landing, Bapak pengusaha ini membuka tabletnya, mengaji. Alif Lam Ro'.

Jegerr... di langit ga ada hujan ga ada petir, diingatkan dengan cara seperti ini: kapan mengaji? Selama ini saya ternyata sibuk urusan duniawi, mengaji terakhir beberapa minggu lalu waktu menunggu waktu sebelum sholat Jumat.
Bohir minyak, mungkin ga lebih 1% dari komunitas di Indonesia, yang memberikan saya dan keluarga nafkah, sampai hari ini masih mengaji. Lha saya, yang masih belum jadi apa-apa, mengajinya baru saat sempat saja. Ampun ya Allah... Terima kasih remindernya ya Allah... Ternyata ada nikmat yang jauh lebih mulia yang diberikan Allah: masig disayang Allah dan diingatkan dengan cara lembut.

Share:

1 comments:

Komentar akan dimoderasi oleh penulis sebelum tayang. Terima kasih

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *