Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Friday, March 17, 2023

Logam kritis dari Meratus

Sebelum puasa tahun 2023!

Dari dulu, saya memang ingin sekali untuk datang ke Meratus, alasannya ga jauh-jauh dari mineral dan pengen tahu bentukan karstnya. Oke, kita obrolkan dulu yang pertama: mineral. Di Kalsel, kita sudah banyak dengar penambangan intan di endapan plaser nya, tapi seberapa banyak yang tahu, ada komoditi yang disebut dengan Platinum Group Minerals (PGM). Mineral ini, tersusun oleh 6 unsur utama yang digolongkan dalam precious metal: Pt-Pd-Rh-Ru-Os-Ir ; kadang-kadang digabung dengan Au-Ag.

PGM sudah beberapa kali dilaporkan keterdapatannya di Meratus, terutama berhubungan dengan endapan plaser hasil pendulangan warga. Mereka menjumpai mineral mempunyai densitas lebih berat dari emas, namun masih ada di bagian tengah dulang mereka. Mineral ini kemudian dipelajari oleh peneliti Badan Geologi Jerman (BGR) dan peneliti dari Kanada, dan mereka sudah mendeskripsikan nama mineralnya, sebelum tahun 1990an. Indonesia terlambat jauh sekali untuk urusan seperti ini.

Akhirnya tahun 2022 lalu saya menulis proposal, mengajak partner dari Belanda dan Austria, karena mengidentifikasi PGM tidak bisa dilakukan di Indonesia. Akhirnya sebelum masuk puasa, akhirnya saya bisa ke lapangan untuk mengumpulkan data. Alasan lainnya, kalau sudah masuk atau lewat bulan puasa, mengatur keuangan di kampus ini susah betul. Akhirnya di sela-sela minggu UTS, saya dan 1 mahasiswa S2 saya pergi ke sebuah tambang emas yang berlokasi di pegunungan Meratus, Kalsel. 

Perjalanan ke perusahaan ini lebih cepat ditempuh dari Balikpapan, dibandingkan dari Banjarbaru. Dari Balikpapan, kita menyeberang Teluk Balikpapan dengan speedboat, dilanjutkan dengan perjalanan darat ke site. Perusahaan yang saya datangi saat ini sedang melanjutkan kegiatan eksplorasi yang sudah diiisiasi sejak 1988 yang lalu, dan sudah mengantongi izin tahap operasi produksi. Seperti inilah karakteristik eksplorasi, perlu dana yang tidak sedikit dan memerlukan waktu yang lama. Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk mengurangi aspek kegagalan yang lebih besar saat dilakukan penambangan. Ibarat kalau langsung hajar tambangnya, itu sudah mirip dengan judi: bisa untung besar sekali atau rugi besar. 

Penelitian saya kali ini berfokus pada mineral PGM dan yang mungkin ikut di batuan-batuan ultrabasa. Perusahaan ini cukup kooperatif dan penyambutannya juga sangat hangat. Makan siang dan malam di coreshed sudah jadi keseharian, makanannya enak-enak juga. Beristirahat dan makan di camp eksplorasi pun ga kalah enaknya. Flora dan fauna nya juga berkesan.  

Hal yang saya lakukan ini bertujuan untuk mendokumetasikan kemungkinan keterdapatan logam PGM yang ada di Meratus, karena biasanya endapan PGM akan berhubungan dengan batuan ultrabasa dan ofiolit. Sampling nya sudah, makan enaknya sudah, mari kita lanjutkan risetnya!!!

Burung yang saya engga tahu jenisnya bertengger di atas pohon setelah turun hujan. Saya suka perpaduan warnanya. Camp Haraan

Pelabuhan Semayang, Teluk Balikpapan
Belalang tempur

Dilarang menambang secara illegal
Bekas penambangan emas illegal di area Meratus yang sudah dibubarkan oleh aparat
Saya bersama tim eksplorasi Pelsart Tambang Kencana. Ki-ka: Aji, Irwandi, Satya,Gunawan, Iman, Bang Jon, saya, Kang Nano, Galih, Kemal, maaf Pak saya lupa namanya, Tofan
Usulan logam kritis yang dirumuskan oleh ESDM. Lihat, ada PGM disana
Judul penelitian yang didanai pihak Belanda melalui Bandoengse Technische Hoogeschool Fonds (BTHF Grants) Tahun 2022
Tulisan yang menjadi penyemangat untuk ke Meratus


Share:

Tuesday, November 8, 2022

Menceritakan Dunia kepada yang Tak Sempat Melihat

Manusia adalah makhluk pembelajar: dia tidak tahu, dia belajar. Di 2022 ini, saya jadi belajar tentang teman-teman yang ada di sekitar kita, mereka yang belajar tanpa menulis.

Paling tidak ada dua jenis: low vision dan total blind. Mereka yang low vision masih dapat melihat cahaya yang datang, terang gelap, ada juga yang mulai mengalaminya ketika sudah beranjak dewasa karena penyakit atau penyebab lain. Total blind, tidak bisa sama sekali, mendapatkan informasi dari penjelasan yang diberikan: suara, meraba, indra penciuman atau membaca dari Braille.

Tahun 2022 ini jadi kesempatan saya bisa berinteraksi lebih dengan penyandang disabilitas sensorik netra karena mendapat dana pengabdian masyarakat dari LPPM ITB. Ada kesempatan membuat Braille, video dengan text untuk disabilitas tuna rungu dan wicara, serta beberapa koleksi yang dapat disentuh. Pada 31 Oktober 2022, pekerja sosial dari Sentra Wyata Guna, memberikan pelatihan kepada pemandu Museum Geologi. Beberapa koleksi seperti Gajah Blora, Ametis, globe dan koleksi di ruang sumber daya mineral juga dibuatkan Braillenya.
Acara yang dihadiri 102 peserta ini memberikan kesempatan untuk kita, yang diberi anugerah yang sempurna, untuk mengetahui bagaimana memperlakukan rekan-rekan yang disabilitas netra. Cara mengajak berjalan, menaiki anak tangga, duduk di kursi juga diajarkan di kesempatan itu. Kesetaraan dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan yang baik, moga2 bisa terus membaik dari waktu ke waktu, terutama untuk para teman-teman di sekitar kita yang tak melihat.

Share:

Wednesday, March 2, 2022

Kalender Konferensi Geologi dan Geosciences 2022

Geoscience events 2022

sumber: https://www.iugs.org/calendar2022 akses 2 Maret 2022


January

26 January 2022
IUGS Energy Transition Series: Geothermal, online
Website: https://iugs60.org/energy-transition-series/

​26 January 2022
Inaugural Geodiversity Workshop - celebrating the International Geodiversity Day, online
Hong Kong Time (UTC+8:00): 19:15 – 19:30pm Registration, 19:30 – 21:50pm Presentations, Q&A
Registration form: https://forms.gle/PSD3B4dqc23X7Tyf7 (For those who can’t enter the registration form, please email your name, email address, wechat no(if any) and affiliated organisation to talk@rocks.org.hk)


February

11 February 2022
UN International Day of Women and Girls in Science 2022
IUGS interviews to women in geosciences to celebrate the day
Video interviews: https://iugs60.org/iugs-women-in-geoscience-event/


28 February - 4 March 2022
International Geomorphology Week
Website: http://www.geomorph.org/international-geomorphology-week-2022/


March

16 - 18 March 2022
77th IIUGS Executive Committee Meeting, Paris, France

20 - 22 March 2022
36th IGC - International Geological Congress, online
Website: https://36igc-virtual.in/

22 - 23 March 2022
International Mining Geology Conference 2022, Brisbane, Australia and online
Website: https://www.ausimm.com/conferences-and-events/mining-geology/

28 - 31 March 2022
16th SGA Biennial Meeting 2022
The critical role of minerals in the carbon-neutral future
Website: https://confer.eventsair.com/sga2022/ 

30 - 31 March 2022
Virtual Conference on Geoconservation by ProGEO SW Europe Regional Working Group, online
Website: http://www.progeo.pt/SW-Conference

31 March 2022
Global Rare Earths Summit 2022, online
Website: https://www.cityandfinancialconferences.com/event/97534b23-43a2-43af-a776-7926e5b735c9/summary

April

7 - 9 April 2022
New Mexico Geological Society Annual Spring Meeting & Ft. Stanton Cave Conference, Socorro, New Mexico, USA
Website: https://nmgs.nmt.edu/meeting/

May

1 - 5 May 2022
XX ICSMGE - International Conference on Soil Mechanics and Geotechnical Engineering 2022, Sidney, Australia
Website: https://icsmge2022.org/

5 - 6 May 2022
EUROGEO Conference 2022, Mytilene, Greece
Website: https://www.eurogeography.eu/conferences/lesvos-2022/

23 - 25 May 2022
16th International Congress of the Geological Society of Greece, Patras, Greece
Website: https://gsg2022.gr/

23 - 27 May 2022
EGU General Assembly 2022, Vienna, Austria
Website: https://www.egu22.eu/

29 May - 1 June 2022
7th World Conference on Research Integrity, Cape Town, South Africa
Website: https://wcri2021.org/

June

6 - 9 June 2022
Oxford Geoheritage Virtual Conference
Website: https://www.oxgvc.co.uk/

12 - 17 June 2022
COV11 - Cities on Volcanoes, Heraklion, Greece
Website: https://pcoconvin.eventsair.com/volcanoes11

​13 - 17 June 2022
NSS Convention 2022, Rapid City, South Dakota, USA
Website: https://nss2022.caves.org/

19 - 24 June 2022
3ECEES - 3rd European Conference on Earthquake Engineering & Seismology, Bucharest, Romania
Website: https://3ecees.ro/

20 - 23 June 2022
Energy and Climate Transformations: 3rd International Conference on Energy Research & Social Science, Manchester, United Kingdom
Website: https://www.elsevier.com/events/conferences/international-conference-on-energy-research-and-social-science

20 - 23 June 2022
5th Symposium of the Macedonian Association for Geotechnics, Ohrid, North Macedonia
Website: https://mag.net.mk/v-mag-symposium-28-30-5-2020/

27 June - 1 July 2022
FORAMS 2022 - International Symposium on Foraminifera, Perugia, Italy
Website: http://www.forams2022.it/

July

4 - 8 July 2022
ReSToRE 2 - Researching Social Theories, Resources, and Environment International Summer School, Dublin, Ireland
Website: https://www.icrag-centre.org/restore/

5 - 7 July 2022
DRT (Deformation mechanisms, Rheology, and Tectonics) International Meeting, Catania, Italy
Website: https://drt-society.org/catania-2021/

16 - 24 July 2022
COSPAR 2022 - 44th Scientific Assembly of the Committee on Space Research (COSPAR) and Associated Events, Athens, Greece
Contact: cospar@cosparhq.cnes.fr
Website: https://www.cospar-assembly.org/assembly.php

24 - 31 July 2022
18th International Congress of Speleology - UIS, France Savoie Mont-Blanc, France
Website: https://uis2021.speleos.fr/

August
14 - 26 August 2022
International Summer School "Madygen – 2022", South Tian-Shan, Kyrgyzstan
Website: https://geotianshan.org/en/expeditions/international-summer-school/

September

4 - 9 September 2022
3ECEES - 3rd European Conference on Earthquake Engineering and Seismology: a joint event of the 17th European Conference on Earthquake Engineering and the 38th General Assembly of the European Seismological Commission, Bucharest, Romania
Website: https://3ecees.ro/

​5 - 9 September 2022
WMESS 2022 - 8th World Multidisciplinary Earth Sciences Symposium, Prague, Czech Republic
Website: https://mess-earth.org/index.html

12 - 16 September 2022
10th IAG International Conference on Geomorphology, Coimbra, Portugal
Website: https://www.icg2022.eu/

12 - 17 September 2022
Man and Karst Conference, Custonaci, Sicily, Italy
Website: https://cirs-ragusa.org/blog/man-and-karst-2022/

17 - 21 September 2022
12th International Conference on Geosynthetics, Rome, Italy
Website: https://www.12icg-roma.org/

17 - 21 September 2022
47th INHIGEO SYMPOSIUM 2022, Les Eyzies in the Périgord region (France)
Website: http://www.inhigeo.com/france2022

19 - 20 September 2022
Global Conference on Geology And Earth Science, Hybrid Event | Paris, France
Website: https://geology.magnusconferences.com/

19 - 21 September 2022
Joint congress of the Italian Geological Society (SGI) and the Italian Society of Mineralogy and Petrology (SIMP), Turin, Italy
Website: https://geoscienze.org/torino2022/index.php/en/

28 September - 1 October 2022
5a Conferenza Alfred Rittmann, Catania, Italy
Website: https://www.conferenzarittmann.it/

October

23 - 28 October 2022
IAGS2022 - 29th International Applied Geochemistry Symposium, Viña del Mar, Chile
Website: https://iags2022.cl/

November

16 - 18 November 2022
3rd Triennial Congress of the Federation of Indian Geosciences Associations (FIGA), Dehradun, Uttarakhand, India
Download brochure: http://indiangeosciences.org/wp-content/uploads/2021/12/3rd_Triennial_Congress_FIGA.pdf

December

12 - 16 December 2022
AGU Fall Meeting 2022, Chicago, USA
Website: https://www.agu.org/Fall-Meeting/Pages/AGU22
Share:

Sunday, December 19, 2021

Annual Convention MGEI 2021: selesai sudah

Lega....

3 bulan bekerja bareng buat nyiapin Annual Convention nya MGEI, akhirnya berakhir 16 Desember yang lalu. Selama 3 bulan di masa pandemi, praktis komunikasi dilakukan secara virtual. Posisi saya di Bandung, dan teman-teman panitia yang tersebar di Jakarta atau di site di beberapa tempat di Kalimantan. Lega, soalnya kebetulan tahun ini saya diminta tolong buat jadi ketua panitia. Kuliah di semester ganjil cukup padat, jadi kudu bisa ngebagi2 waktu dengan pekerjaan dan keluarga. Selama 3 bulan ini, saya usahakan untuk rapat sebelum Maghrib, karena setelah Maghrib biasanya energi sudah habis, dan saya juga harus bantu membantu dengan istri untuk nyiapin makan malam dan beres-beres rumah.  
Buat yang penasaran, ini teasernya...

Acara ini sebenarnya rangkaian acara mulai dari Student Research Poster Contest, dilanjutkan dengan Workshop, virtual seminar dan  diakhiri dengan field trip. Kelihatannya sepele, acara webinar plus beberapa rangkaian acara, tapi bisa ngebuat saya tumbang sepulang dari ikut bantu teknis acara di Jakarta. Saya ga bekerja sendiri, karena tim yang bantuin banyak banget, dan saya bersyukur mereka mau meluangkan waktu saling back up ketika yang lain berhalangan.


Selain rangkaian acara di atas, diadakan juga rangkaian pemilu MGEI, untuk memilih ketua yang baru untuk tahun 2021-2024. Calon ketua di tahun ini cuma ada 1 orang, sehingga dengan aklamasi akhirnya ketua MGEI masih dilanjutkan oleh Pak STJ Budi Santoso untuk 3 tahun berikutnya. Tentang pemilu ini, kita harus mencalonkan orang lain untuk bisa menjadi calon ketua. Ada  yang menulis nama saya menjadi calon, tapi dengan kesibukan utama di pekerjaan dan keluarga, saya minta izin mundur dari proses pemilu.
 
Di webinar kali ini, panitia MGEI (terutama berkat bantuan dari Pak Zardi Dahlius) bisa menghadirkan salah seorang menteri. Banyak yang senang karena menteri tersebut hadir sebentar. Memang jadi lebih tricky berurusan dengan birokrasi, perubahan jadwal berlangsung secara mendadak, bahkan sampai H-5 menit dari acara. Bagaimanapun itu, inilah suka duka berkegiatan di bumi pertiwi. 


Selain menjadi ketua Annual, saya juga diminta untuk menjadi moderator di sesi Jeffrey Hedenquist dan Zhaoshan Chang. Buat yang berkutat dengan dunia pertambangan emas dengan komoditi epithermal dan porfiri, nama pertama sangat dikenal. Saya sendiri pernah bertemu dan berbincang sebentar waktu konferensi dari SGA diadakan di Quebec City, Kanada di tahun 2017. Waktu itu saya masih menjadi mahasiswa S3 dan mempresentasikan penelitian saya disana.
Waktu saya sedang aktif-aktif mencari sekolah S3 dulu, Zhaoshan pernah mengumumkan bahwa dia sedang mencari mahasiswa untuk meneliti Far South East di Filipina. Saya baca lowongan itu, namun ragu untuk mengapply lowongan itu. Zhaoshan, yang saat ini bekerja di CSM (Colorado School of Mines), dikenal karena keahliannya di bidang skarn. Ketika berkomunikasi dengan keduanya melalui email, kesan yang saya dapat, keduanya sangat sederhana dan tertata, terutama Jeff. Sampai sebelum manggung, Jeff masih mengemail saya secara personal untuk memastikan semua acara berjalan dengan lancar. 
Setelah sesi keduanya, moderator berhalangan, sehingga saya diminta untuk menggantikan. Sesi dari NHM (Pak Denny Lesmana, Pak Tomy Octaviantana), Agincourt (Pak Janjan) dan UGM (Pak Ferian Anggara) membahas tentang konservasi mineral dan keterdapatan REE di fly ash dan batubara. Istilah konservasi mineral, buat saya ambigu. Kalau dilihat dari bahasa, saya anggap turunan dari conservation, artinya menyimpan. Menurut turunan dairi UU, konservasi mineral artinya memanfaatkan yang berkadar rendah, sehingga tidak ada yang "mubadzir". Terlepas dari itu semua, maksudnya baik, menggunakan sehingga tidak dibuang. 

Buat yang ketinggalan mengikuti webinar, masih bisa menonton acaranya di Youtube MGEI di laman ini. Semoga tahun depan bisa offline, biar waktu coffee break bisa ngobrol2 dengan peserta lain. Kebetulan setelah acara, Mas Gayuh, ngontak saya, katanya ada foto2 lama waktu di Sentul. Waktu itu saya sempat mengisi acara dan membawakan tentang aplikasi Raman spektroskopi (bisa di download disini) untuk eksplorasi mineral. Setelah acara itu, saya akhirnya sadar, tidak semua teknologi terkini bisa digunakan untuk eksplorasi. Perusahaan, tentunya akan memilih asalkan 2 syarat terpenuhi: 1, murah, syarat kedua, murah. Hehe..



Behind the show, foto panitia di sekre dan the after party.




Share:

Sunday, May 30, 2021

Brunton Axis 5012: review dan perbedaan dengan kompas lain

Saya pernah menggunakan kompas: Silva, Freiberg, Brunton transit (tipe 5006, 5008, 5010),  dan sekarang saya coba memakai Brunton axis (tipe 5012). Keperluan saya, sebagai seorang eksplorer adalah penentuan kedudukan, azimuth, pengukuran sudut (klinometer, kemudian menentukan ketinggian dari suatu obyek), menentukan arah dan kemenerusan urat (misal pada urat kuarsa yang membawa emas). 

Untuk yang awam tentang penggunaan kompas geologi, tulisan saya yang ini mungkin dapat membantu membayangkan apa yang kami lakukan dengan kompas.

Kesulitan kompas Silva (bagi saya) adalah perlunya pemutaran pembacaaan derajat untuk pengukuran jurus dan dip. Saat ini banyak yang menggunakan kompas Silva, terutama di belahan dunia bagian Utara karena bahan kompas ini berbahan dasar akrilik dan tidak berbahan dasar logam. Karena ringan, biasanya kompas ini menjadi pilihan untuk mendaki gunung. Karena berbahan akrilik, sehingga tidak dingin saat dipegang di musim dingin, terutama ketika ski. 

Kompas Silva saat mengukur kemiringan lereng

Kompas Freiberg saya gunakan waktu saya kuliah di Austria, namun tidak digunakan di Indonesia. Kompas ini compact dan akurat, cuma harganya cukup mahal dan waktu yang digunakan untuk pengukuran lebih lama (buat saya, karena saya tidak terbiasa). Kompas Freiberg kadang disebut juga dengan kompas Breithaupt. 

Kompas Freiberg
(sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:FPM_compass_with_annotation_en.svg)

Kompas Brunton tipe 5006 dan 5008 mempunyai bagian yang sedikit menonjol di bagian bawah sisi kompas, sehingga pengukuran strike agak sulit pada kemiringan (dip) yang landai. Permasalahan ini bisa dengan mudah terselesaikan pada kompas Freiberg dan Brunton 5010 (kompas Brunton yang memiliki hinge inclinometer (bentuk membundar di bagian belakang kompas yang digunakan untuk pengukuran sudut). Sampai akhirnya, tipe baru Brunton keluar di pasaran, yaitu Brunton 5012 dengan fitur yang menurut saya optimal, terutama untuk keperluan eksplorer atau geologis di lapangan.

Brunton transit 5006. Foto almh Neli Iklima, sewaktu saya mengukur perlapisan di serpentinit di Pulau Obi. Perhatikan arah Utara yang sejajar dengan arah azimuth kompas ini. Bandingkan dengan foto berikutnya, dimana penunjuk arah Utara berubah di Brunton Axis 5012.

Perubahan bentuk kompas pada Brunton Axis: cermin tidak lagi digunakan, arah Utara penunjuk kompas berpindah ke sisi kanan dari kompas
Pengukuran strike dan dip pada bidang dengan kemiringan yang besar

Pengukuran strike dan dip pada lapisan dengan kemiringan yang rendah

Brunton 5012 ini sesuai dengan kebutuhan saya, dan perhitungan struktur dapat dilakukan dengan cepat. Pada tipe Brunton lama (5006, 5008, 5010), untuk mengukur strike kita perlu membuat garis pemandu dengan menggesekkan kompas atau menggores dengan pena/ pensil pada kertas yang ditempelkan pada clipboard. Hal ini memerlukan waktu dan ketelitian tinggi. Hal ini kemudian dimodifikasi pada tipe Brunton 5012, yang menurut saya menyerupai fitur dari kompas Freiberg.

Pengukuran pada struktur yang menggantung sangat menarik, karena hal ini tidak bisa dilakukan di tipe kompas geologi lain. Pada tipe lain, kita harus berhati-hati, karena kemungkinan menentukan arah strike dan dip dapat keliru. Dengan Brunton Axis, kita bisa menggunakan punggung kompas dan membentuk sudut lancip: strike dan dip langsung dapat diukur.

Pengukuran struktur pada bidang yang menggantung. Ilustrasi dari tanah liat dan blok kayu ini saya buat untuk menggambarkan lipatan, dimana dip dari perlapisan akan berubah secara bergradasi dari landai hingga terjal

Eyesight di Brunton 5012 dan menggantikan fitur lubang azimuth (yang menyerupai segitiga) yang biasa ada kompas geologi. Fitur ini digunakan untuk menentukan azimuth (bearing direction) dan klinometer. Masalah harga, kompas ini lebih mahal dibanding Brunton tipe biasa, namun masih di bawah kompas Freiberg. Saya sendiri puas dengan Brunton 5012 ini. Semoga bisa bertahan sampai saya pensiun. 

Ini ada beberapa video yang saya buat. Enjoy!

1) Mengukur azimuth dan sudut lereng

2) Mengukur sudut lereng dengan kompas geologi


3) Membandingkan kompas Brunton Transit, Brunton Axis, dan Silva untuk mengukur jurus dan dip
Supaya terbayang apa yang saya amati selama di lapangan, ini ada beberapa koleksi foto lama.
Perselingan batupasir dan batulempung di Kalikudu, Karangsambung
Perlapisan batunapal dan batupasir arenit (?) di Kalikudu

Perselingan napal dan batulempung, Karangsambung
Perlipatan pada lapisan batubara. Lihat di bagian kiri dip tegak, di bagian kanan terlipat hingga mendatar. Mahakam Ulu.
Perlipatan pada batulempung dan batupasir. Bantarujeg
Batu dinding, Mahakam Ulu.
Share:

Friday, May 7, 2021

Lebih baik terlambat daripada belum memulai

7 Mei 2021, jam 00.15. Malam ini saya terbangun, karena ada hewan kecil yang lewat di atas kepala saya. Karena reflek, langsung kebangun dan akhirnya tidak bisa tidur lagi.

Akhirnya saya wudhu, mencoba i'tikaf di masjid. Hal yang baru 1x saya lakukan di puasa tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya sudah pernah mencoba juga, tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Seingat saya, pertama kali mencoba waktu umur 28 atau 29an, ketika saya pulang dari Austria.

Jujur, sampai dulu saya masih bingung, kenapa hal yang bisa dilakukan di rumah, seperti solat tahajud, tadarus, berdzikir harus dilakukan di masjid. Akhirnya saya sadar, iman itu kadang di atas, kadang di bawah. Perlu waktu untuk saya buat memahami pertanyaan yang saya kemukakan sendiri di atas. Kurang lebih seperti ini mungkin yang dialami para Anbiya, Nabi, orang-orang lain untuk menjawab pertanyaan tentang ketauhidan, ke-Tuhanan, dan masalah kepercayaan akan ke-Esa an Allah.

Saya jadi teringat, iman saya pernah di naik turunkan oleh Allah. Kadang saya merasa dekat sekali dengan Allah, kadang saya jauh. Hal yang saya alami, selama saya tinggal di Austria adalah fase terendah iman saya. Khutbah Jumat sangat jarang saya pahami karena keterbatasan bahasa, mengingat khotib menyampaikan khutbah dalam bahasa Turki, bukan dalam bahasa Jerman yang sedikit saya pahami.

Bukan pembenaran memang untuk hal ini, di era digital semua bisa dilakukan dengan streaming. Akhirnya dulu saya coba dengarkan kultum dari beberapa masjid, tapi tetap saja, fase 2015-2017 adalah fase terkosong dari keimanan saya.

2021 apa kabar? Kenapa baru 1x i'tikaf? 3 anak membuat energi terkuras. Sulit sekali untuk bangun malam. Tapi lagi-lagi, bukan waktunya untuk mencari pembenaran atas hal yang belum saya kerjakan selama ini. Beruntung akhirnya ada hewan yang lewat di kepala saya, yang membuat saya ingat. Keimanan itu harus dipupuk, waktu di bawah harus di naikkan lagi. 

Belum terlambat untuk memulai hal baru. Ditemani secangkir teh yang dibawa dari rumah, akhirnya mulai terjawab, kenapa i'tikaf, kenapa di masjid, dan kenapa-kenapa yang lain. Masih banyak yang harus saya pelajari tentang Islam. Ayo, bareng-bareng belajarnya. Ga ada kata terlambat untuk memulai kebaikan.

ayah
Share:

Wednesday, November 18, 2020

Lithium: biar sedikit tapi dicari-cari


Lepidolit, mineral mika yang kaya akan litium. Kadang berwarna pink, kadang keunguan. Foto penulis.

Lithium adalah logam alkali pertama yang terletak di tabel periodik di golongan I. Lithium merupakan salah satu logam primadona dalam beberapa decade terakhir. Mengapa harus lithium? Bukan hanya lithium sebagai logam kritis yang diperlukan oleh masyarakat modern, lithium juga dapat menjawab pertanyaan untuk peneliti saat ini.

Lithium dijumpai pada baterai peralatan elektronik dan moda transportasi masyarakat modern kendaraan listrik atau hybrid. Lihat tulisan Li-ion, yang menunjukkan hampir semua elektronik membutuhkan lithium. Foto penulis.

Lithium ditemukan dua ratus tahun yang lalu, mempunyai nomor atom 3, mempunyai keterdapatan yang sangat rendah di kerak bumi mencapai 21 µg/g. Nama lithium berasal dari Bahasa Latin dari batuan “lithos” karena awalnya unsur ini diisolasi dari mineral, berbeda dengan alkali lain seperti sodium (Na) dan potassium (K) yang didapatkan reaksi elektrolisis [1]. Lithium adalah logam penting yang digunakan dalam kehidupan modern kita sehari-hari. Saat anda membaca tulisan ini, sangat besar kemungkinan bahwa pembaca akan menggunakan peralatan elektronik (laptop, tablet, smart phone) yang dilengkapi dengan baterai lithium-ion. Ketika kita mengendarai kendaraan elektronik atau kendaraan hybrid (walaupun belum banyak di Indonesia), kendaraan tersebut juga dilengkapi dengan baterai yang mengandung lithium. Dalam ilmu Kesehatan, lithium dimanfaatkan dalam pengobatan bi-polar disorder.

Lithium tidak dijumpai secara natural di alam, umumnya terdapat bersama-sama mineral lain. Terdapat sekitar 124 mineral yang membawa unsur lithium (120 sudah disetujui oleh IMA, International Mineralogical Association, 4 merupakan potensial spesies mineral), yang tersebar pada beberapa lingkungan pembentukan: (1) lithium-caesium-tantalum pada endapan pegmatit granit dan batuan yang mengalami metasomatisme, (2) batuan pegmatit peralkalin, (3) batuan metasomatic yang tidak berhubungan dengan pegmatit, (4) endapan mangan, (5) brines pada salar atau fluida geothermal. Mineral utama yang membawa endapan lithium adalah spodumen (LiAlSi2O6), petalite (LiAlSi4O10), lepidolite dan zinnwaldite. Pegmatit adalah sebutan untuk batuan yang mempunyai ukuran kristal yang sangat besar dibanding kristal pada umumnya. Lihat saja mineral spodumen di bawah ini, dengan manusia sebagai komparator.
Kristal spodumen yang berbentuk meniang pada Etta Mines, Black Hills, Pennington County, South Dakota. Sudah lihat, ada manusia disana? Sumber: USGS dan https://geology.com/minerals/spodumene.shtml

Mineral lepidolite, yang merupakan salah satu mineral pembawa lithium yang termasuk grup mika. Mineral dan foto penulis.

Saat ini produksi lithium dunia dari batuan utamanya berasal dari Australia (endapan Greenbushes, Wodgina), Brazil (Minas Gerais), Kanada (Tanco, Whabouci), dan Zimbabwe (Arcadia). Salar, yang merupakan sebutan dari dataran luas yang kering dan tersusun oleh endapan garam, mengandung sekitar 70% dari sumberdaya lithium dunia berada di endapan brines yang berada di Amerika Selatan (Bolivia, Chile, Argentina). Beberapa lokasi penting yang menghasilkan brine antara lain Salar de Atacama (Chile), Salar de Uyuni (Bolivia), Zhabuye (Tibet), dan Centenario (Argentina). Penghasil Li-brine juga didapat dari daerah Amerika Serikat bagian barat laut, Cina, dan Israel.


Warna biru tosca kehijauan ini adalah brine dari Salar de Atacama, tempat memproduksi lithium (https://www.theatlantic.com/photo/2015/07/viewing-earth-from-above/398999/ )

Cornish Lithium, salah satu perusahaan independent yang beroperasi di Skotlandia sedang melakukan eksplorasi lithium dari fluida panas bumi dan brine di Cornwall. Cornwall merupakan salah satu daerah yang mempunyai sejarah panjang terkait penambangan, mengingat penambangan bijih timah telah dilakukan sejak 2150 sebelum Masehi. Keterdapatan mataair panas di Cornwall sudah diketahui sejak 1800-an, dan menjadi target eksplorasi dari Cornish Lithium, untuk kemudian dapat diekstrak untuk diambil dengan teknologi saat ini. Diduga tingginya lithium pada fluida berasal dari interaksi fluida dengan salinitas yang tinggi yang berasal dari cekungan sedimen dan granit Cornwall. Beberapa granit di Cornwall mengalami pengayaan lithium, dan mengalami pelindian selama puluhan juta tahun sehingga terbawa dalam fluida panasbumi dengan salinitas yang tinggi.


Di Indonesia, keberadaan lithium merupakan hal yang menarik untuk ditindak lanjuti, salah satunya brine yang berhubungan dengan fluida panas bumi, serta pada beberapa granit dengan tipe-S (sedimentary granite), batuan peraluminous (Al2O3 lebih tinggi dari Na2O+K2O+CaO), pegmatit yang berasosiasi dengan orogenesa kolisional merupakan lokasi ideal untuk mencari potensi litium di Indonesia.

Bandung, 18 Nov 2020
Penulis: Andy Yahya Al Hakim, KK Eksplorasi Sumber Daya Bumi - FTTM ITB

Sumber:
1. Lithium: Less is More. 2020. Elements. Agustus 2020 Vol. 16 No. 4.
2. https://www.cornishlithium.com/cornish-lithium-secures-rights-to-explore-for-lithium-in-cornwall/ akses 2 November 2020
3. World Mining Data 20204. Mineralogic Notes, Series 3: Waldemar Schaller, Gigantic Crystals of Spodumene, United States Geological Survey, Bulletin 610, 1916.
5. https://www.theatlantic.com/photo/2015/07/viewing-earth-from-above/398999/ akses 18 Nov 2020



Share:

Tuesday, September 1, 2020

Garam laut, garam gunung, dan bersepeda di Salar de Uyuni-Bolivia


Garam merupakan mineral yang kita jumpai sehari-hari di kehidupan kita. Mineral utama adalah halit (NaCl), yang kalau dijilat rasanya akan asin. Garam di Indonesia umumnya diproduksi dari hasil penguapan air laut, di negara lain seperti Austria, Jerman, atau di Himalaya, garam diproduksi dari endapan yang disebut endapan evaporit. Kedua jenis garam itu mempunyai persamaan: keduanya sama-sama terbentuk dari proses evaporasi, namun perbedaan yang cukup drastis adalah salinitasnya. Salinitas garam gunung jauh lebih tinggi dibanding garam laut.

Di Amerika Selatan, salah satunya di Bolivia, terdapat playa Salar de Uyuni, yaitu dataran tinggi yang sangat datar yang berada di ketinggian 3600 meter di atas permukaan laut. Seorang pesepeda dari Bandung, Mas Paimo, pernah melewati playa tersebut dan menceritakan pengalamannya di buku yang terbit pada tahun 2012 dulu. Dalam 3 menit kita bahas cerita seru di atas!



Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *