Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Showing posts with label hmt itb. Show all posts
Showing posts with label hmt itb. Show all posts

Friday, July 31, 2015

Nyumbang Lagu Buat OSD HMT ITB "Pilihan yang Kedua"


Awal cerita lagu ini, ada mahasiswa angkatan 2013 yang sudah keterima SNMPTN di salah satu fakultas favorit di ITB (sebut saja FTTM), tapi menolak masuk ke jurusan yang "katanya" tidak favorit dan ospek nya menakutkan (nama disamarkan, Teknik Pertambangan). Dia inginnya masuk ke jurusan buat jualan minyak, tapi karena ketatnya persaingan, akhirnya dia terlempar dari jurusan yang dia harapkan dan malah masuk ke jurusan yang bukan favorit. Dia kemudian ikut SNMPTN untuk kedua kalinya, dan diterima di fakultas yang sama (sebut lagi FTTM). Padahal mendaftar di jurusan yang sama untuk kedua kalinya di jurusan yang sama di tahun berikutnya itu pelanggaran, dan saya penasaran kok bisa ya lolos dari proses screening. Ckckck... Akhirnya menulis surat ke Dekan untuk minta diberikan kesempatan untuk ikut penjurusan kedua kalinya di ITB. Aneh-aneh aja.

Kami pun yang sudah masuk jurusan dibuat gregetan sama si kawan ini (sampe saya lupa namanya, hehe). Kalau yang lain dibuat penasaran dan masih bisa berinteraksi di kaderisasi (alias ospek), saya jadi keinget kenangan tahun 2007 dulu, ketika saya start ospek dari bulan Juni 2007, baru berakhir 16 Februari 2008. Walhasil, selama itu pula, saya akhirnya banyak tahu kisah teman-teman saya, yang terhyata banyak yang salah jurusan, dan malah jadi bulan-bulanan oleh senior. Belum lagi kalau kita dapat bonus, dipanggil ke warbel (Warung Belakang - sebuah warung di di jalan tamansari di seberang taman segitiga jalan dayang sumbi), yang isinya senior-senior ganas dengan logat batak yang angkatannya terpaut 2 hingga 6 angkatan. Kalau udah duduk di kursi pesakitan, resmi udah, bakal pulang malam. Pertanyaannya yang paling saya inget tentang cewek paling cantik di angkatan. Jiah, ternyata masih jomblo ya bang, hahaha.

Kembali ke si kawan angkatan 2013 tadi. Akhirnya, saya buatkan satu lagu yang nge gambarin kondisi tahun 2007 dulu yang ternyata masih sama dengan kondisi tahun 2013. Edan pisan lah, ga ada perubahan. Judul lagu nya "Pilihan yang Kedua."

Silahkan bos dangdut, menikmati suara indah saya dengan mengklik link ini



Leoben, 
Juli 2015
Ini ceritanya angkatan atas pedekate sama juniornya :D
Jaman saya diospek
Jaman masih kribo :D

Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain




Share:

Monday, June 16, 2014

Memori Indonesian Students Mining Competion 7 yang Terwujud 4 tahun Berselang

 Jepretan saya waktu rock drilling,,, situasi hujan rintik-rintik (2010)

Tulisan ini diperbaharui pada 16 Juni 2014, 4 tahun setelah tulisan pertama dibuat. Dan, harapan yang dipanjatkan semenjak pertama, akhirnya terwujud, yaitu pelaksanaan ISMC yang diselenggarakan oleh ITB dengan berskala Internasional. Memang masih banyak kekurangan, namun selamat karena telah melangkah untuk maju lebih baik dari waktu ke waktu. Dulu saya pernah menulis tentang harapan tentang ISMC ke-8, tepat setelah LPJ Kepengurusan dan LPJ ISMC pada tahun 2010. Dan setelah 4 tahun kemudian, saya bisa tersenyum simpul karena cita-cita itu terwujud juga




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
[2010] Salah satu acara akbar yang dimiliki oleh Himpunan Mahasiswa Tambang ITB adalah Indonesian Students Mining Competition, yang sampai saat ini sudah berjalan untuk ke 7 kali nya (tahun 2010). Acara ini diadaptasi dari kontes serupa, yang diadakan di Australia, 14 atau 15 tahun yang lalu. 



Seingat saya, tahun 1996 HMT ITB pertama kali turut serta dalam perlombaan tersebut, dan banyak yang menceritakan kepada saya, bahwa ketika itu, mahasiswa yang ikut perlombaan tersebut sampai harus menggembel dan dititipkan di beberapa rumah WNI yang sedang belajar di Australia. Saya menjadi terbayang, betapa hebatnya perjuangan mahasiswa tambang ketika itu. Dan akhirnya setelah sekian lama ISMC berjalan, the first prize berupa keturut sertaan pemenang utama dalam kegiatan serupa di Australia akhirnya dihapuskan, yang artinya pemenang utama ISMC tidak akan diikutkan dalam kejuaraan yang serupa di Australia. Memang kontes tersebut tidak hanya dimiliki oleh ITB dan Australia, beberapa kampus juga melakukan hal yang sama, seperti USMC yang digagas oleh Unisba, Dinamite yang digagas oleh UPN Veteran Jogjakarta, dan kontes serupa oleh Colorado School of Mines. 





















Dari tahun ke tahun, banyak perubahan yang telah dilakukan, seperti dengan menambahkan atau memodifikasi konten acara, meningkatkan kualitas pertandingan, "menggonta ganti" syarat calon peserta (mula-mula untuk semua mahasiswa Tambang se Indonesia, kemudian diperbolehkan untuk mahasiswa Geologi, mahasiswa Metalurgi, dan ISMC yang terakhir, hanya diperbolehkan mahasiswa S1 Teknik Pertambangan se-Indonesia), namun yang menjadi concern saya saat ini, kapan ISMC bisa bersanding di tingkat Asia, bahkan Asia Pasifik. Ingin sekali saya mendengar adik-adik saya melakukan sesuatu yang lebih baik dari yang telah saya dan teman-teman lakukan. Karena perubahan itu pasti terjadi, dan mau untuk berubah, itu pilihan.



Mungkin terkesan mengkhayal atau "menerawang", namun kalau saya berani bermimpi, saya yakin suatu saat nanti hal tersebut pasti akan bisa terjadi. Ya memang saya tidak bisa lagi membantu mengkonsep semua dari awal, tapi saya yakin, adik-adik saya pasti akan lebih terpacu untuk meningkatkan kualitas dari ISMC tersebut, tentunya dari berbagai aspek. Karena sadar atau tidak. tiap generasi telah membuat suatu standar yang cukup tinggi untuk dicapai, dan penerus-penerusnya tentu tidak akan mau untuk kalah dibandingkan senior-senior mereka (tapi jangan digeneralisasikan juga sih). Jadi, ini adalah waktu kalian untuk bangkit, menjawab tantangan tersebut, dan membuktikan, bahwa kalian mampu untuk berbuat lebih baik daripada yang kami dan teman-teman lakukan. Kalau saat ini pendahulu kalian hanya bisa melakukan sampai sejauh ini, aku yakin kalian bisa lebih baik dari kami semua. Semangat HMT-ku, aku yakin kalian bisa... Maju(kan) Pertambangan untuk Pembangunan..


------------------------------------------------------------------TAMAT-----------------------------------------------------

*) semua foto dokumentasi ISMC 8 dan ISMC 9 diambil dari dokumentasi panitia ISMC-9 SEAMC-1 HMT ITB, dari website Yudha Bumi HMT ITB



foto saya dan Galang (TA-09) ISMC 9 (foto diambil tahun 2014)
Foto saya tahun 2010, Ini lagi sarapan di CC setelah pembukaan ISMC (foto diambil tahun 2010)

 Wah, ini foto saya dengan mantan pacar saya tahun 2010, yang sekarang sudah menjadi istri saya.. :D InsyaAllah bakal awet sampai kapan pun

Jepretan Kahim Trisakti 2009-2010, Willy (tahun 2010)




Share:

Saturday, April 12, 2014

Asrinya Situ Cisanti


Untuk mencapai kaki Gunung Wayang dengan tinggi 2.182 m ini, sebenarnya tidak terlalu jauh dari Bandung, hanya sekitar 50 km dari Bandung ke arah Selatan. Namun karena memang hobi saya untuk menikmati indahnya alam dari atas sepeda, saya berangkat sore hari dari Dago sekitar jam 4 sore, berharap 6 jam, paling lama 7 jam saya bisa sampai di Situ Cisanti. Saya mulai kayuh sepeda tua saya, Federal Mt Everest dengan gembolan di rak belakang saya.



Prediksi salah, karena ternyata banyak sekali faktor teknis yang saya jumpai selama perjalanan. Bersepeda malam hari memang tidak dilarang, namun saya sempat mendapat masalah karena salah satu baut rak sepeda saya yang terlepas selama menanjak, yang ternyata membuat beban di pannier belakang saya tidak berimbang, sehingga perjalanan saya kurang efektif karena pannier yang menempel di ban, yang baru saya sadari kurang dari 10 km mencapai lokasi. Belum lagi saya sempat diminta untuk menginap di Polsek Kertasari karena saya memakai jaket warna orange di malam hari, yang dipikir saya mewakili ormas tertentu dan akan melancarkan serangan fajar di desa tersebut.



Walhasil dari 00.30 hingga jam 01.00 saya diinterogasi di kantor polisi tersebut, selagi ke-9 teman yang lain menunggu di luar. Memang, semenjak tragedi Almarhum Joan Tobit, adik angkatan saya yang meninggal ketika mendaki Gunung Kendang, nama ITB di Polsek Kertasari sempat mencuat. Hal ini yang menjadi kami "dilarang" neko-neko lagi, apalagi kalau mengaku sebagai pencinta alam, bisa-bisa jauh-jauh saya mengayuh sepeda dari Bandung, harus berakhir menginap di Polsek. Setelah negosiasi yang cukup panjang, akhirnya berhujung dengan ditahannya kartu identitas saya, alias SIM A, sehingga saya bisa melanjutkan kembali perjalanan ke Situ Cisanti.





Mari kita lupakan celotehan tentang urusan non teknis selama perjalanan ke Situ Cisanti, mari kita gali lebih dalam tentang Situ Cisanti. Situ merupakan istilah bahasa Sunda dari Danau, terbentuk akibat adanya tujuh mata air yang ditemui di sekitar daerah tersebut. Mata air Pangsiraman, Cikoleberes, Cikahuripan, Cisadane, Cihaniwung dan Cisanti. Saya memang tidak bisa menjumpai semua mata air tersebut, namun saya hanya terfokus akan Mata Air Pangsiraman, yang sangat jernih, jernih dan sangat jernih. Warna hijau dan biru, merupakan warna yang menyegarkan mata, ketika saya dan kawan-kawan melihat langsung mata air tersebut. Mata air tersebut berlokasi di sebelah petilasan Dipati Ukur, seorang wedana yang memimpin pasukan untuk menyerang Belanda di Batavia pada tahun 1600-an.



Mata air ini, jika di plot ke Peta Geologi Garut berlokasi di Formasi yang terbentuk pada masa Quarter, dengan kode Qopu, yang merupakan Endapan Rempah Lepas Gunungapi Tua Tak Teruraikan. Penjelasan dari Peta Geologi, Qopu adalah tuf hablur halus kasar dasitan, breksi tufan  mengandung batuapung dan endapan lahar tua bersifat andesit basalan. Mata air ini terbentuk akibat adanya kontak dengan Formasi Qwb, yang berumur lebih tua yang merupakan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua. Adanya kontak antara batuan yang impermeabel dari Formasi Andesit Waringin-Bedil (Qwb), dengan Endapan Rempah Lepas Gunungapi Tua Tak Teruraikan (Qopu), diperkirakan menjadikan di sekitar daerah ini ditemukan banyak mata air, yang akhirnya membentuk mata air yang mengalir ke sungai-sungai di sekitarnya, yang salah satunya mengalir hingga Laut Utara Jawa di Muara Gembong, Bekasi. Belum lagi di daerah tersebut, banyak struktur yang memotong Gunung Wayang dan Gunung Windu, yang selain membawa air melalui media-media yang porous, juga membawa fluida lain sehingga membawa mineralisasi dari logam berharga dan panas bumi ke dekat permukaan. Mengenai penjelasan geologi tentang mata air, saya dulu pernah mengulasnya ketika saya berkunjung ke Situ Sangkuriang, yang berlokasi di Bandung Utara melalui tulisan "Indahnya Situ Sangkuriang di Kaki Gunung Bukit Tunggul"

Yap, di daerah itu, memang lokasi dari Pembangkit Listrik Panas Bumi yang menghasilkan daya terbesar di Indonesia, mencapai 200 MW, yaitu pembangkit Wayang Windu yang dikelola oleh Star Energy. Pembangkit listrik panas bumi, pernah saya ulas sebelumnya di web "Serba-serbi Tentang Geothermal: Gunung Ciremay yang "katanya" dijual ke Chevron" , kala itu saya sempat terbingung-bingung, karena banyak sekali pemberitaan yang salah mengenai pemanfaatan panas bumi di Ciremay, yang katanya Gunung tertinggi di Jawa Barat itu akan dijual kepada Chevron. Hal ini yang memicu pencinta alam di Indonesia banyak termakan info yang tidak bertanggung jawab, yang menggelitik saya untuk menulis tulisan saya di link di atas.


Di Situ Cisanti, yang terletak di Desa Cibeureum, Kecamatan Kertasari, danau ini masih terjaga dengan asri. Kabut di pagi hari yang menyeruak di antara Pegunungan di Malabar ini, membuat daerah ini semakin indah dan eksotis yang banyak dicari oleh orang-orang yang ingin melupakan penatnya kota besar. Banyak orang yang menghabiskan waktu untuk memancing ikan nila ataupun ikan mas. Kebanyakan dari mereka pada hari libur menghabiskan waktu dari malam hingga pagi menunggu joran untuk mendapatkan ikan tersebut. Tidak terlepas dengan keempat teman saya yang juga memancing sejak pagi hingga siang di Situ Cisanti, yang hanya mendapat 1 ikan mas berukuran besar, dan 1 ikan mas yang berukuran sangat kecil. Tidak mudah memang mendapatkan ikan di daerah tersebut, karena saya juga melihat, pemancing lokal yang memancing pada hari libur itu tidak banyak membawa banyak ikan dari jaring tempat menyimpan ikan mereka.





Sangat disayangkan, tak jauh dari mata air tersebut, banyak warga lokal yang mempunyai sapi untuk diternakkan, yang limbahnya dibuang ke sungai, sehingga bahkan kurang dari Situ Cisanti, air dari Situ Cisanti yang bersih sudah berubah menjadi kecokelatan. Hal ini diperparah dengan sampah yang dibuang oleh warga ke sungai yang melintas sepanjang 300 km dari hulu hingga muara. Kalau ingin melihat lebih jelas tentang Citarum, ada sebuah organisasi yang bernama Cita Citarum, yang bertujuan untuk menjaga sungai yang termasuk tercemar di dunia. Detail tentang Citarum, mampir saja ke web sebelah, yang bisa diakses disini (foto : Keterangan foto: Foto udara di Situ Cisanti. Photo by: Saleh Sudrajad and team/Doc. Cita-Citarum) .


Kelak, ingin sekali saya mengajak orang-orang terdekat saya untuk mengunjungi danau ini, supaya mereka juga sadarm bahwa alam ini adalah milik kita bersama, supaya nantinya, kita tidak hanya bisa menikmati dan merekam indahnya Situ ini, namun juga ikut menjaga alam, dan melestarikannya untuk anak cucu kita.

A short story from Natupala HMT ITB

Baca Juga














Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *