Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Wednesday, March 25, 2020

Mikroskopi bijih - Sifat fisik dan optik, skema identifikasi mineral [Minggu-2]

Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB

Subbab
  • Sifat fisik dan sifat optik dari mineral bijih, skema identifikasi mineral bijih  

Outcomes
  • pengenalan sifat fisik dan sifat optik dari mineral bijih, sebagai dasar untuk mengidentifikasi berbagai macam mineral bijih.
  • pengetahuan tentang bentuk, morfologi dan habit mineral, belahan, parting, kembar, 
  • pengetahuan sifat optik mineral meliputi pengamatan tanpa analisator (nikol sejajar) meliputi: warna, reflektivitas, bireflektans dan pleokroisme; serta pengamatan mikroskopi dengan analisator meliputi sifat anisotropik, internal refleksi  
Link materi
Durasi
  • +- 30 menit, interaktif dengan video dari beberapa kanal terbuka serta contoh penerapan kasus


Share:

Wednesday, March 18, 2020

Mikroskopi Bijih - Metode preparasi, cahaya polarisasi dan preparasi sampel [Minggu 1]

Mineragrafi [TA4213] - Teknik Pertambangan ITB

Subbab
  • Pengenalan mikroskopi bijih dan preparasi sampel 

Outcomes
  • review tentang komponen mikroskop dan prinsip cahaya polarisasi yang digunakan pada mikroskop
  • mengetahui cara melakukan preparasi sampel dan membedakan kualitas sayatan poles 
Durasi
  • 30 menit, interaktif dengan video dari beberapa kanal terbuka serta contoh penerapan kasus
Link materi
  • Materi bisa diunduh di link ini , narasi dan presentasi tersedia di youtube.

Tugas
Share:

Wednesday, February 5, 2020

Kawan Baik yang Kaya Hati

Siang ini saya mendapat banyak pengalaman berharga dari dua orang: Pak Daud adalah sopir dan Pak Dhe Frans adalah petugas bengkel di tambang emas di Katingan, Kalteng. Pak Daud dan Pak Dhe Frans sudah jadwal cuti dan pulang ke Tator, Tana Toraja. Kami bertiga naik mobil yang sama dari pedalaman Kalimantan Tengah menuju bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya. Perjalanan dari site sekitar 4 jam, di salah satu segmen masih harus menyeberang sungai Katingan dengan kapal Ferry karena jembatan belum diresmikan. 
Sesampai di dermaga Ferry, Pak Dhe Frans menraktir saya bakso yang digoreng dengan tepung. Belum cukup bakso, sesampai di Palangkaraya, semua penumpang di mobil, termasuk saya dan Pak Daud berhenti makan siang di Warung makan mba Sum (Cabang Sampit). Menunya enak, prasmanan.
Ketika aku ingin membayar, ternyata semua sudah dibayar Bapak yang kerja di workshop itu. Belum cuma itu, di sepanjang jalan menuju Bandara, mereka banyak tertawa senang di mobil karena akhirnya ketemu istri mereka lagi. Sama- sama tahulah, apa yang dirasakan laki-laki yang sudah menikah dan pulang setelah beberapa bulan.

Saya diberi Pak Daud beberapa potong kayu. Yang awalnya saya pikir kayu ternyata adalah akar Bajakah (awalnya saya dengarnya akar perjaka). Karena namanya seperti itu, saya pikir ini obat untuk pria, maklum obrolan mereka di mobil ga jauh-jauh dari topik 18++. 
Pak Daud berkata seperti ini, "siapa tahu ada keluarga atau orang yang membutuhkan obat kanker payudara, tolong dikasihya Pak. Obatnya suku Dayak, kalau di hutan seperti rotan dan berongga. Titip ya Pak" Saya mengangguk mengiyakan.

Saya, yang datang ke lapangan untuk mengantar  mahasiswa penelitian di riset yang didanai perusahaan, banyak dibantu dan dibaikin sang orang yang baru kenal tidak lebih dari 5 Jam. sewaktu saya sampai di Bandara, saya coba tanyakan berapa harga akar Bajakah ini, ternyata cukup mahal buat ukuran saya. 
There are many good people out there in the world. Pak Daud dan Pak Dhe Frans adalah dua orang yang kaya hatinya, mereka berbuat baik dan tidak menganggap saya orang baru buat mereka. Buat beberapa orang cerita remeh remeh ini terkesan biasa, buat saya benih kebaikan harus dikenang dan disebar luaskan, supaya tumbuh dengan subur. 

Tjilik Riwut,
5-2-2020
Share:

Tuesday, January 28, 2020

Membaca untuk bisa menulis

Pagi tadi saya menonton berita dari TVRI. Ada liputan sebuah kegiatan di Nusa Tenggara Timur yang mengulas tentang minat baca dan literasi di sana. Satu kalimat yang membuat saya akhirnya menulis blog ini: "bagaimana bisa anak-anak kita suruh untuk menulis, kalau mereka tidak pernah membaca."

Saya jadi mikir, apa yang dikatakan Bapak di TV tadi itu benar. Bagaimana mau membaca kalau tidak ada bukunya? Kalau sudah ada bukunya, apa sudah ada semangatnya?

Kemarin lusa saya membaca tulisan founder Bukalapak, Achmad Zaky.

Berkunjung ke perpustakaan jadi salah satu favorit warga Paman Sam di waktu senggangnya. 

Saya tahu stigma orang tentang membaca, CAPEK, BOSAN. Membaca buku, jurnal buat mahasiswa, atau koran, membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Banyak orang yang udah penat dengan pekerjaan atau tugas sehari-harinya, ga mungkin lagi mengambil sisa waktunya untuk membaca. 

Banyak orang yang juga lebih suka untuk skimming bacaan, yaitu membaca cepat dan mencari kata-kata kunci dalam suatu bacaan. Sayangnya, disaat itu pula banyak informasi penting ga sempat ikut terbaca. Banyak juga yang karena skimming (bahkan beberapa hanya melihat judul besar saja), akhirnya banyak mendapatkan informasi yang salah, apalagi kalau yang dibaca adalah tulisan media yang click bait, dimana judul dan konten bisa berbeda jauh.

Bisa karena biasa
Membaca kan susah banget? Baru baca 10 menit, langsung ngantuk, atau terdistraksi dengan kondisi sekitar. Inget Bapak Ibu Saudara Saudara sekalian, semua yang bermanfaat itu pasti berat dijalani. Memulai jogging supaya sehat, buat sebagian orang itu berat. Memulai bersepeda supaya tubuh berkeringat, udah dikompor-komporin banyak asap. Apalagi mengurangi makanan rendang, sate kambing, bakso, opor ayam, yang semuanya kalo ga dikontrol tentu ga baik buat kesehatan. 

Kalau buat saya, mulai membaca itu sama seperti mulai bersepeda atau mendaki gunung. Pesepeda atau pendaki pasti bakal menemukan tanjakan. Saya sering kok, waktu nyepeda udah maleeees banget pengen balik kanan putar balik. Tanjakannya tinggi beneeer? Nyampe ga ya??? Ini bukunya tebel amat, bahasanya dewa bangeet? Paham ga ya? 

Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, saya mulai belajar sabar, ngayuh sepeda pelan-pelan, ntar juga lama-lama juga sampe di tempat yang dituju. Sama seperti membaca, dibiasakan saja dulu membaca yang ringan-ringan, lama-lama juga kita bakal bisa fokus ketika dihadapkan dengan tulisan yang menuntut konsentrasi tinggi.
Naik dulu, turun kemudian. Grossglockner (2016)

Bagaimana bisa memulai? Ya awalnya memang harus dipaksa dulu. Sulitnya membaca sama dengan sulitnya menulis. Ada yang pernah bilang ke saya kalau si Fulan pengen menulis tentang A, pengen nyepi di tempat B supaya tenang dan seterusnya. Si Fulan ini ga bakal dapat itu semua kalau kalimat pertama dalam tulisannya belum dimulai. Kata Aa' Gym, mulailah yang kecil, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari sekarang. Kalau pengen bisa menulis, ya hayuk ditulis kalimat pertama. 

Lah, bagaimana bisa menulis, kalau tidak ada ilmunya? Ya jangan males dong. Sekolah yang bener, trus resapi judul tulisan di atas: membaca dulu, baru bisa menulis!

Buku itu old style? 
"Om Om, kalau misalkan baca bukunya dari handphone, boleh ga? Bawa buku males, berat"

Jadi begini Kakak-kakak, membaca itu baik, asal niatnya juga lurus. Awalnya pengen praktis, baca buku dari handphone, tablet, eh belum lama baca, jempol udah gatel ngebuka aplikasi lain lagi, ngecek Whatsap lah, notif ini itu lah, akhirnya batal sudah membacanya.

Kalau memang suka membaca eBook, saran saya membaca lah dari kindle, paperwhite dan sejenisnya. Beberapa cuma dilengkapi WiFi, beberapa lain sudah dilengkapi SIM Card. Kindle berbeda dengan tablet, karena Kindle didesain supaya pembaca bisa nyaman membaca dalam kondisi terang maupun gelap, karena memang teknologi LED yang digunakan oleh tablet vs. kindle memang berbeda. 

Aqila, bolpen dan kertas
Kalau suatu saat mampir ke rumah saya, di kamar Aqila banyak sekali tempelan gambar dan tulisan hasil coret-coretan dia. Coret-coretan itu jarang dibuang, biasanya kami simpan di map, beberapa kami tempel di tembok. Saya dan Vidya memang membiasakan Aqila buat rajin coret-coret kertas (selama bukan coret-coret tembok), bisa gambar, bisa tulisan. 

Karena menulis dan menggambar, Aqila jadi lebih mudah diarahkan, bisa berkonsentrasi, lebih fokus dan ga gampang bosen. Sejak Aqila berumur 2 tahun, saya mulai bawai dia kertas dan bolpoin, saya biarkan dia mencorat coret buku sketch book saya, terserah dia, buat mengalihkan dia dari hp dan youtube. Alhamdulillah kebiasaan itu terbawa sampai sekarang (umur dia sekarang 5,5 tahun). Kalau kita menghabiskan waktu di luar rumah, di kereta, pas mampir di ruangan saya di kampus, atau nganggur di rumah, cukup dibawain bolpoin, spidol dan kertas, dia sudah senang.
Aqila coret-coret sewaktu hiking di Polster-Eisenerz (2017)
Aqila mewarnai di Situ Sangkuriang (2019)

Dengan membaca, kita bisa jadi lebih fokus, dan suatu saat nanti ketika kita menulis, kita jadi paham apa yang ingin ditulis. Dengan membaca, kita bisa tahu cara pikir orang lain, dan dengan menulis, kita bisa menuangkan apa yang ada di pikiran kita sehingga orang lain bisa memahami jalan pikir kita. Tulis aja dulu, draft pertama, kedua pasti kualitasnya jelek. Ntar ketika udah komplit semuanya, pasti kita bakal puas sama usaha kita. 

Membaca dan menulis itu perlu pembiasaan, semuanya berat kalau tidak dimulai. Penulis favorit saya (Mbah Pram) bilang gini: "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

Bicara tanpa ilmu adalah membual. Dan ilmu yang paling jujur serta apa adanya hanyalah BUKU. Yuk, membaca buku! Kalau sudah membaca, yuk menulis juga!

Share:

Monday, December 16, 2019

Curve fitting dengan freeware Fityk

Data yang didapat dari analisa difraksi sinar-X, Raman spektroskopi atau data lain dapat dimodifikasi dengan menggunakan freeware Fityk. Berikut langkah-langkahnya

1. Download aplikasi Fityk pada https://fityk.nieto.pl/ . Versi yang saya download dan install adalah versi Fityk 1.3.1.
2. Saya berikan 2 contoh data set:

3. Untuk memunculkan garis pada data, klik "line" di bagian samping kanan Fityk
4. Pertama, kita potong "background" data dengan menggunakan fitur:
  •  baseline mode (F3) > pilih linear di bagian tengah > tentukan 3 titik untuk memotong background

5. Klik strip background
6. Tentukan peak utama dengan menu add-peak mode [F4] , saya menggunakan opsi PseudoVoigt. Setelah opsi dipilih, uat peak dengan menekan tombol klik kiri pada mouse dan mengikuti lebar dari peak yang akan diidentifikasi. 

7. Peak dapat juga ditambahkan secara otomatis dengan auto-add yang berada di sebelah menu PseudoVoigt
8. Lakukan start fitting untuk mendapatkan kurva terbaik.
9. Jika akan mengambil data dalam format .xyz, klik Data > Export Point
10. Aplikasi fitting ini salah satunya untuk mendapatkan kurva baru. Contoh sebagai berikut.
Aplikasi curve fitting pada Raman spektroskopi dan inklusi fluida pada artikel saya

Aplikasi curve fitting pada data Raman spektroskopi dan mineral pada artikel saya tentang aplikasi Raman dan eksplorasi mineral


Selamat mencoba!

Share:

Monday, December 9, 2019

Talk and Training

last update: 23 Desember 2020
Materi kuliah daring: Akses channel youtube (update periodik)

Materi Training, kuliah, dan Talk (pdf/ pdf+youtube)
  1. Mineralogi dan pengujian slag abrasives - Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T)
  2. Mineral Ikutan Timah (MIT) dan Elemen Tanah Jarang (REE): Metode Eksplorasi dan Identifikasinya (Depati Amir Mining Competition, Himpunan Mahasiswa Tambang Univ Bangka Belitung, 6 November 2020)
  3. Mineral bijih dan cerita dibaliknya (petrografi dan mineragrafi - Training Society of Economic Geologist Student Chapter UNPAD Indonesia, 21 September 2020)
  4. Logam Tanah Jarang: Dari Eksplorasi Skala Regional hingga Analisa In-Situ Mineral (Webinar HMTGF UPN, 1 Augustus' 2020, pdf)
  5. Presisi, akurasi, error pada metode analitik: training untuk UII (9 Desember 2019, pdf)
  6. Dasar XRD: training untuk UII (9 Desember 2019, pdf)
  7. Dasar XRF: training untuk UII (9 Desember 2019, pdf)
  8. Geokimia dan metode analitik pada eksplorasi panas bumi: training Gada Energi dan PT PLN GG (4 Desember 2019, pdf)
  9. Workshop XRD-XRF oleh FTTM ITB dan PT Lab Sistematika Indonesia (18 September 2019, pdf)
  10. Prinsip mikroskop optik dan preparasi sampel batuan untuk analisa mikroskopi (pdf+youtube)
  11. Identifikasi mineral dengan menggunakan mikroskop optik refleksi (pdf+youtube)
  12. Analisa mineral butir dengan mikroskop dan aplikasi untuk geometalurgi (pdf+youtube)
  13. Mikroskop elektron dan automated mineralogy (pdf+youtube)
  14. Endapan mineral Central Lapland: Finlandia dan Swedia (15 April 2020)
  15. Gold in the world and Indonesia (video)(21 September 2015)
  16. Metallogenic Provinces of Indonesia: Society of Economic Geologists Student Chapter Montanuniversitaet Leoben Austria (9 December 2015)



x
Share:

Thursday, December 5, 2019

Jatuh, bangkit dan berlari

Sudah dua hari ini saya sempatkan tidur siang di kampus, walau cuma 10 hingga 20 menit. Dengan beralaskan plastik bubble sisa bungkus buku saya dulu, saya jadi lebih fresh dan bisa bekerja lebih fokus. Pelan-pelan saya mulai kenal diri saya, kalau capek, istirahat dulu sebentar, jangan terlalu diforsir.

Proses mengenali diri sendiri itu cukup lama. Setelah mengenal diri sendiri, kita bisa lebih tahu, apa kekurangan kita dan apa kelebihan kita. Kita bukan superhero yang bisa terus menerus berjuang membela kebenaran tanpa kenal lelah. Kadang kita ada di bawah, terjatuh, dan beberapa orang mungkin perlu menghilang untuk menghilangkan kejenuhan. Sangat sangat wajar.

Yang tidak wajar adalah orang yang selalu gas pol tanpa kenal lelah, meraih kesuksesan tanpa pernah jatuh terlebih dahulu, ibarat kalau judi, menang lotere terus.

Alhamdulillah saya masih normal.

Tahun 2018 dulu, setelah saya lulus saya mendapat kesempatan untuk bisa melanjutkan postdoc di Austria, tidak saya ambil karena ada lowongan pegawai di Indonesia. Setelah menunggu 1,5 tahun, ternyata lowongan itu baru ada di 2019. Di masa penantian itu, saya coba kesana-sini apply postdoc di Australia dan Finlandia, tapi belum rejeki. Saya juga apply proposal riset di Austria, sama juga belum berhasil. Mirip sama cerita saya mencari sekolah untuk S3. Hampir 2 tahun saya habiskan. Saya apply ke Kanada, Jepang, Australia, ternyata rejeki nya di Austria. Screenshoot di bawah cuma beberapa email yang saya terima ketika saya gagal, masih banyak lagi aplikasi yang ditolak.

Apa saya sedih? Alhamdulillah saya masih normal, sedih beberapa saat, tapi saya sudah tahu caranya buat bangkit lagi. Saya sudah mulai mengenali diri saya: jatuh itu sudah biasa, bangkit dan melanjutkan berlari itu WAJIB bisa. Kita perlu bersyukur, ujian itu tanda cintanya Allah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu ber husnudzon (berbaik sangka), dan yakin kalau seberat-berat ujian pasti ada jalan keluarnya.

Hari ini, 2 tahun yang lalu di Leoben, Austria, saya menelepon Abah dan Umi saya di Malang. 30 detik setelah telepon sudah terhubung, saya hanya bisa diam sambil menangis, setelah menenangkan diri saya baru bisa bilang "Alhamdulillah, saya lulus." Saya menangis karena ingat berapa puluh kali saya jatuh, orang tua saya lah yang membuat saya harus bangkit dan melanjutkan perjuangan saya. Semangat untuk bisa membahagiakan orang tua lah yang membuat saya bisa bangkit ketika jatuh dan melanjutkan untuk berlari lagi.

Belum lagi istri dan anak saya, Vidya dan Aqila yang menemani saya ketika sekolah, kepada mereka berdua lah saya harus banyak berterima kasih. Di saat saya sekolah dulu, orang tua kami berdua di Wonosobo mendapat musibah, dan saya tidak bisa memulangkan Vidya karena saya tidak mempunyai uang di rekening saya. Untuk pulang dari Austria pun, saya harus meminjam uang ke teman saya di Wina, karena memang tidak ada dana untuk kami bisa membeli tiket pulang ke Indonesia. Saya lupakan cita-cita membawa pulang sepeda, tas gunung, mainan anak dan beberapa barang pribadi yang sebenarnya sudah saya tunggu-tunggu untuk bisa dibawa pulang ke Indonesia.

Saya jatuh, saya bangkit, saya lanjutkan berlari.

2019 ini agak berbeda. Pertama kali saya mendapat mahasiswa bimbingan yang spesial. Ketika saya share cerita saya di twitter, saya kaget dengan respons yang didapat. Belum pernah twitter saya dibanjiri retweet atau likes dari orang lain

Mahasiswa saya, yang bekerja sambilan sebagai tukang cat rumah, akhirnya bisa lulus dari ITB. Alhamdulillah 2 minggu lalu dia datang ke saya dan bilang kalau sudah diterima kerja di Lahat, Sumatera Selatan. Banyak kisah yang membuat motivasi itu muncul, ada di sekitar kita, kita cuma bisa harus lebih peka dan banyak mendengarkannya.

 2 minggu yang lalu juga, saya dapat notifikasi, penelitian saya yang saya ajukan akhirnya didanai oleh ITB. Hal lain, kemarin saya dapat kabar kalau saya dapat full support untuk datang konferensi di India bulan Maret tahun depan. Banyak kejutan yang kita tidak pernah tahu, dan swing mood itu memang ada. Buat saya, biarkan saja, roda itu berputar. Ga selamanya kita di bawah, ga selamanya juga kita di atas. Kita cuma perlu berusaha, apa pun hasilnya nanti.

Semua tergantung bagaimana caranya kita tahu, dimana kelemahan kita, dan apa kelebihan kita. Saya, Mas-Mbak yang lagi baca tulisan ini, semuanya bakal diuji, dengan kesenangan maupun kesusahan. Bersabar lah ketika diuji, dan jangan besar kepala ketika mendapat kesenangan.

Jatuh satu kali, dua kali, sepuluh kali, seribu kali, itu sudah biasa. Istirahat dulu, ambil nafas, setelah cukup, lakukan hal yang luar biasa. Bangkit, bangkit dan bangkit, untuk kemudian melanjutkan berlari lagi, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Seperti anak saya yang paling kecil, Kamila, yang lagi belajar berjalan. Dia jatuh, menangis, tertawa, seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Pesan saya:
Jutaan orang bahkan tidak menyadari,
seberat-beratnya ujian,
masih lebih berat ujian untuk Dobleh, Jamal, Taufik, dan kabur.
Harap bersabar, ini ujian.

AYAH

Share:

Tuesday, July 30, 2019

Menambahkan skala gambar dengan ImageJ

Tutorial ini bertujuan untuk membubuhi skala pada gambar. 
1. Install software ImageJ yang dapat di download secara gratis di laman ini 
2. Buka gambar yang akan diberikan skala dengan menggunakan menu File > open.



3. Kita harus mendefinsikan skala terlebih dahulu untuk gambar akan kita proses. Pada gambar di bawah, saya membuat garis lurus yang dari angka 0 hingga 1 cm pada penggaris, dengan cara mengklik gambar garis (straight line). Setelah garis lurus selesai dibuat, klik ""Analyze > measure

4. Akan keluar menu box yang menunjukkan nilai mean, median, max, angle dan length. Kita hanya akan fokus pada Panjang garis, sehingga hanya akan menggunakan menu "length." Jika tampilan dalam tutorial ini, maka pembaca dapat mengeluarkan opsi lain pada "analyze > set measurements." Saya biasanya menggunakan opsi perimeter untuk mengukur keliling dari suatu obyek (biasanya bermanfaat untuk studi saya pada inklusi fluida --> detail ada link laman ini  )

5. Setelah mengetahui Panjang dalam satuan pixels, kita konversi Panjang 1 cm pada penggaris tersebut ke dalam pixel. Kita gunakan menu "analyze > set scale"

6. Kita tahu bahwa 1 cm = 1020 pixel, sehingga kita masukkan data pengukuran tersebut ke dalam kolom. Jika kita ingin menunjukkan satuan panjang dalam ukuran centimeter, kita cukup tulis cm. Jika akan menampilkan skala dalam meter, cukup tulis m pada kolom unit of length. 

7. Langkah sudah hampir selesai, kita munculkan skala dengan menggunakan opsi "analyze > tools > scale bar"

8. Atur posisi skala, angka yang akan ditunjukkan, ukuran huruf, tebal atau tipis skala.

9. Jika kita akan menggunakan satuan micrometer pada skala gambar, cukup tuliskan micron pada unit of length.

10. Jika ingin mengkonversi perbesaran mikroskop menjadi skala, mula-mula foto obyek yang kita ketahui panjangnya (misalkan penggaris, kotak milimeter block, dll), kemudian konversi panjang x lebar foto atau gambar mikroskop dengan langkah-langkah di atas. Saya ambil contoh konversi lensa obyektif mikroskop yang pernah saya pakai (Olympus BX40) yang menggunakan kamera Canon EOS450D. Selamat mencoba!



Share:

Monday, May 20, 2019

Resensi Buku Mineralogi oleh Penulisnya Sendiri

Judul: Mineralogi
Penulis: Dr.mont. Andy Yahya Al Hakim
Jumlah halaman: 212 halaman
Penerbit : ITB Press
Harga: normal Rp 135.000,-; promo untuk pre-order Rp 115.000,- (s.d. 21 Juni 2019) 
Pemesanan: bit.ly/bukumineralogi
Pembelian toko: Toko Buku ITB

Aqila, anak saya, ketika dia berumur 3 tahun sangat suka bermain dengan mineral koleksi saya. Suatu waktu dia mengambil magnet dari kulkas kemudian mendekatkannya ke dua mineral: satu berwarna hitam, yang lain berwarna ungu. Seketika magnet tertarik kuat ke mineral berwarna hitam. Dia tertawa senang dan terus mengulanginya. Berbeda ketika dia mendekatkan magnet ke mineral berwarna ungu, magnet tidak menarik mineral itu. MAGNETIT! Itulah mineral berwarna hitam tertarik oleh magnet, dan AMETIS adalah mineral kedua yang tidak tertarik magnet. Semenjak saat itu hingga buku ini selesai saya tulis, 2 mineral itu masih diingat Aqila. Dia selalu ingat cara membedakan magnetit dan ametis. Secara tidak sadar, dia mempraktekkan cara mengidentifikasi mineral, yaitu menggunakan warna dan sifat kemagnetannya.





Ilmu mineral sangat menarik untuk dipelajari karena mineral mempunyai warna dan bentuk yang beragam. Ketika mineral diamati dengan menggunakan mikroskop optik mineral akan nampak lebih indah karena adanya efek optis yang membuat mineral menjadi berwarna-warni. Ilmu mineral sangat berharga karena menjadi fondasi ilmu untuk berkarir di dunia pertambangan maupun di bidang non-pertambangan, seperti di bidang lingkungan, perminyakan, farmasi maupun sains material.


Buku ini bermaksud untuk menjembatani luasnya ilmu mineral. Dasar yang kuat tentang atom, ion, serta kristal akan menjadi fondasi untuk mempelajari lebih dalam tentang mineral. Penjelasan buku ini berlanjut tentang macam-macam kristal, sumbu kristalografi, pengertian mineral, sifat fisik dan kimia, sifat optik, serta cara untuk mengidentifikasi mineral. Pembaca nantinya akan dapat mengidentifikasi mineral berdasarkan warna, sifar kemagnetan, warna gores, bentuk/ habit kristal. Pembahasan tentang batuan disinggung secara umum dalam buku ini. Pada bagian akhir, akan dijelaskan tentang klasifikasi mineral secara sistematis serta contoh beberapa kelas (grup) mineral utama yang sering dijumpai. Buku ini tersusun dari 11 bab dalam 212 halaman.



Ilustrasi dalam buku ini saya gambar sendiri, dan saya pastikan berulang-ulang kualitas gambar dapat dibaca jelas dan cukup sederhana untuk pembaca awam. Foto mineral kebanyakan berasal dari koleksi mineral saya, beberapa yang lain saya foto ketika saya berkunjung ke lapangan atau ke museum mineral.



Pembaca buku ini saya harapkan tidak hanya dari kalangan akademisi maupun praktisi, namun juga untuk khalayak awam yang ingin mempelajari cabang ilmu geologi. Dalam buku terdapat box yang berisi informasi geologi umum yang sifatnya populer.


Semakin dalam saya mempelajari ilmu ini, semakin saya melihat banyak keteraturan yang ada di alam ini. Batuan tersusun oleh satu oleh lebih mineral, dan mineral tersusun oleh atom-atom yang teratur yang mempunyai konfigurasi berulang yang akan terus sama hingga susunan terkecil. Hampir 5000 spesies mineral telah diketahui, dan semua keteraturan yang ada pada mineral dan batuan tidak mungkin ada tanpa ada campur tangan Allah Yang Maha Kuasa. Mineral dan batuan inilah yang mengajarkan saya tetap tawadhu’ akan kebesaran Ilahi. 

Makasih kepada yang sudah membaca resensi bukunya, ditunggu pesanannya ya!

AYAH
Hari Kebangkitan Nasional 2019


Share:

Sunday, May 5, 2019

Hewan endemik Sulawesi dan eksplorasi panas bumi

Cerita kali ini datang dari kegiatan ekspIorasi panas bumi di ujung paling utara pulau Sulawesi. Dari Kota Manado, perjalanan darat dilanjutkan dengan menggunakan mobil selama 1-1,5 jam menuju kelurahan Dua Saudara, Kota Bitung. Saya tidak menyangka, di sela-sela kegiatan eksplorasi panas bumi di sini, saya bisa melihat keragaman fauna dan budaya Indonesia.

Di Sulawesi banyak hewan endemik yang belum pernah saya jumpai Burung Maleo yang lari - lari ketika menyeberangi jalan aspaI, ada Macaca nigra (monyet hitam besar yang mempunyai pantat berwarna merah), babi rusa (babi dengan tanduk di mulut), burung Rangkong. Sayang, saya belum berkesempatan melihat hewan kecil Tarsius di kesempatan pertama saya masuk ke taman nasional. Hewan karnivor ini hanya muncul di malam hari dan sangat sulit dijumpai ketika siang hari. Hewan ini adalah sumber inspirasi karakter Star Wars, Master Yoda .
Tiket masuk taman nasional

Ketemu Macaca nigra sewaktu cari manivestasi
 Ada yang melihat sesuatu?

Ternyata saya salah, tidak semua Tarsius begadang (nocturnal), di kali kedua saya masuk ke taman nasional untuk mengambil sampel air, saya menjumpai Tarsius. Tarsius ukurannya kecil, seperti genggaman kedua tangan orang dewasa. Tidak hanya Tarius, saya juga sempat melihat bekas sarang Maleo yang berjarak hanya berjarak kurang dari 10 meter dari manivestasi panas bumi.
Pulang dari manifestasi panas bumi, saya beruntun bisa sedekat ini dengan Tarsius
Tarsius berpindah dari 1 pohon ke pohon dengan melompat
Ada yang menebak lemon? Ini buah pala (Myristica fragrans) di dalamnya ada fuli berwarna merah dan buahnya yang keras

Berkat ke lapangan kali ini, saya sering sekali menjumpai Maleo. Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMDP - singkatan terpanjang yang bisa saya ingat dari nama kantor) pernah menulis artikel tentang Maleo yang mengerami telurnya di dekat manivestasi panas bumi. Walaupun medan nya berat, tapi saya selalu terhibur tiap melihat hewan-hewan endemik itu melintas. Maleo mengerami telur di tanah yang hangat  di kedalaman 60 cm dari permukaan. 

Sarang Maleo di Tangkoko
Di dalam hutan ada larangan mengambil sarang, telur dan burung Maleo

Hiburan bisa melihat berbagai hewan endemik Sulawesi ini yang membuat saya betah dengan pekerjaan saya saat ini, walaupun pekerjaan di lapangan sekarang bersamaan dengan puasa. 

Tahun 2013 yang lalu saya berpuasa ketika di quarry gamping, 2014 saya berpuasa di tambang emas di Halmahera, tahun 2015-2017 di Austria, dan 2018 yang lalu di tambang batubara di Kalimantan Tengah. Saya bersyukur pekerjaan sekarang yang saya tekuni adalah passion saya (untung dulu waktu SPMB saya ga masuk Sekolah Teknik Elektro dan Informatika STEI). Menjadi seorang ekspIorer dan mineralogis, sambil berkeliling melihat tempat baru yang belum pernah saya datangi, itu nikmat yang berulang-ulang saya syukuri.

Sebuah tulisan ketika masuk di area Taman Nasional Tangkoko- Dua Saudara 

Leave nothing but footprints,
Take nothing but pictures,
Kill nothing but time

Mungkin peribahasa di atas sering teman teman dengar. Disini saya banyak melihat hewan tetap terjaga karena kita ikut menjag habitat mereka. Sayang ketika anak cucu kita hanya mendapat cerita tentang indahnya Indonesia, tanpa bisa melihat lagi wujud aslinya.

Kembali lagi, apa kerjaan saya di sini? Pindah haluan jadi Zoologis atau botanis? Alhamdulillah gagal, saya masih ngutek batu dan mengoleksi sampel air untuk mengetahui zona upflow- outflow-reservoir dari panas bumi disini.
Kiri Gunung Tangkoko, kanan Gunung Dua Saudara
Quantab adalah satu alat untuk mengetahui kandungan klorida dari sampel air. 
Klorida adalah salah satu unsur indikator penting pada eksplorasi panas bumi. 
Bentuknya seperti test pack kehamilan. warnanya akan berubah dan menunjukkan konsentrasi klorida

Bicara tentang batuan, di daerah prospek panas bumi ini terdapat tambang emas yang telah berproduksi, Toka Tindung (sekarang di kelola oleh MSM-TTN, berproduksi di pit Araren dan Kopra). 
Urat Jasper- kuarsa banyak dijumpai sebagai float di sekitar manifestasi
Diorit dengan fenokris plagioklas (tak berwarna, ukuran kasar) dan biotit (hitam kecil)
Biotit tufa, mineral hitam mengkilap adalah mika- biotit

Saya, 5 geologis, 1 hidrogeologis dan geofisisis, lain tinggal di rumah yang kami sewa sebagai basecamp. Siang ke lapangan, malam membuat report. 



Jadi wahai mahasiswa kebumian (dan mahasiswa jurusan lain, kesuksesan sebuah proyek atau pekerjaan bergantung dari kerjasama Tim, bukan ego atau kemampuan perorangan. 

Jadi, jangan takut pergi ke tempat baru, perbanyak jam terbang dengan belajar, dengan terus belajar di tempat baru, jangan egois dan bekerja dalam tim. 

Kata orang sih gini, semakin banyak kita melihat, semakin kita terus belajar dan paham.

The best geologist is the one who has seen the most rocks (Herbert Harold Read, 1940)



Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *