Conversations with the Earth

Endapan mineral di Finlandia dan Swedia

Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara

Atlas of ore minerals: my collection

Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia

Sketch

I always try to draw a sketch during hiking

Apa itu inklusi fluida?

Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.

Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung

50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum

Showing posts with label motivasi. Show all posts
Showing posts with label motivasi. Show all posts

Monday, September 15, 2014

And So The Story Begins.. Let Me Introduce, Aqila Vanda Nusantara

Ketika saya dikabari oleh istri saya bahwa dia hamil, saat itu saya berada di kota Jambi, sedang ada tugas negara untuk survey potensi batubara di provinsi yang terkenal dengan sungai Batanghari-nya. Pagi-pagi ketika saya diberi tahu oleh istri melalui sms, senang tak terduga mendapat amanah dari Allah, setelah 2 bulan sebelumnya saya menunggu-menunggu, ternyata masih kosong. Dihitung mundur, ternyata "calon" bayi nya sepertinya jadi pas sebelum saya ke Fukuoka. Alhamdulillah, tokcer juga ternyata saya. Ga terbukti mitos banyak bersepeda bikin mandul. Hehehe

Setelah usia kehamilan mulai beranjak, saya rutin mendampingi istri saya untuk cek up. Memang bukan hal yang mudah masuk ke rumah sakit ibu anak. Saya masih belum biasa dengan teriakan bayi-bayi kecil hampir di semua ruangan, dan akhirnya saya membayangkan bagaimana rasanya ketika harus mendampingi ketika akan melahirkan. 
Ketika beranjak usia kehamilan 40 minggu, akhirnya waktu itu tiba. Saya menemani istri ketika dia harus meronta kesakitan karena induksi obat yang diberikan untuk merangsang pembukaan, kemudian betapa istri menahan hingga waktu yang ditentukan oleh dokter kandungan untuk menahan "ngeden" alias "mengejan", dan betapa saya dibuat lemas ketika melihat sendiri proses kelahiran secara normal. Huah, saya bisa merasakan bagaimana beratnya melahirkan anak.
Sejak kelahiran si jabang bayi, muncullah rasa hormat yang teramat sangat untuk kaum wanita, terutama untuk seorang Ibu, yang bersusah payah mengandung dan melahirkan sang bayi. Saya langsung teringat ketika saya masih belajar di bangku Madrasah, tentang ayat di Al Quran mengenai Ibu di QS Al Ahqaaf dan QS Luqman, yang setelah saya telusuri bunyinya sebagai berikut,

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al Ahqaaf : 15).

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14).

Tak kuasa saya mengucurkan air mata ketika saya melantukan adzan dan iqomah di telinga si mungil. Teriring doa yang indah untuknya, . 

"Asyhadu Anlaa Ilaa Ha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammad Dar Rasulullah.. AlhamdulillahI Rabbil Alamin telah lahir putri pertama kamI pukul 10 pagi ini, yang kami beri nama Aqila Vanda Nusantara, teriring doa di balik namanya, kelak menjadi Putri Vidya Sari dan Andy Yahya (VANDA) yang cerdas (AQILA) dan cantik seperti anggrek Vanda dari tanah Jawa, yang akan menyinari negara yang disebutkan oleh Gajah Mada dalam Sumpah Palapa, Ki Hajar Dewantara, dan Pramoedya Ananta Toer, NUSANTARA"
Tepat ketika lahir, anak harus dihangatkan karena BBLR (Berat Badan Lahir Rendah, seharusnya 2,5kg, Aqila hanya 2,4kg )

Aqila umur 2,5 minggu, cantik ya..
Aqila umur 3 minggu, the smiling baby :D

update Agustus 2017





Share:

Thursday, July 17, 2014

Siapa sih di balik blog ini?


"Nama saya Andy Yahya Al Hakim, panggil saja saya Mas Andy atau Mas Yahya kalau anda lebih muda" 

Cita-cita awal dari blog ini adalah memberikan gambaran tentang ilmu geologi, terutama bagi orang-orang yang memang "awam" dengan geologi. Saya coba menulis dalam bahasa yang sederhana supaya bisa dicerna oleh berbagai kalangan. Beberapa bagian dari blog ini menceritakan kehidupan sehari-hari saya tentang pengalaman bersepeda, tulisan untuk memotivasi (minimal buat diri sendiri, syukur-syukur bisa untuk orang lain), serta beberapa koleksi foto.

Museum batubara, Fukuoka (2013)

Saya lahir di sebuah desa kecil di kaki Gunung Kelud seperempat abad yang lalu, besar di kota bunga, Malang, dan akhirnya pindah dan menetap di Bandung. Saya menamatkan program sarjana di Tambang Eksplorasi ITB, melanjutkan di tempat yang sama untuk program magisterSejak lulus magister tahun 2013, saya bekerja menjadi Asisten Akademik di Kelompok Keahlian Eksplorasi Sumberdaya Bumi, Teknik Pertambangan ITB.

Sejak awal tahun 2015, saya menempuh program Doktor di bidang economic geology di sebuah sekolah tambang bernama Montanuniversität Leoben, Austria di kaki Alpen untuk mendalami ilmu mineralogi bijih. Mimpi besar saya adalah menjadi seorang mineralogis Indonesia yang handal, yang kelak bukan hanya berkarya di bidang kebumian, tapi mengintegrasikan dengan ilmu yang lain. Mengapa? Karena mineral dan batuan tidak hanya selalu berkaitan dengan geologi tentang dongeng pengantar tidur, namun sebagai media untuk memahami aspek lingkungan, kebencanaan, material, rekayasa sipil dan lain-lain. Saya merampungkan studi doktorat saya pada Desember 2017.
Saya diberi kesempatan memberikan kuliah lapangan saat ekskursi di Genesa Bahan Galian oleh Teknik Pertambangan ITB di Tasikmalaya (2013)

Hobi saya adalah membaca, menulis, dan menghabiskan waktu di alam dengan bersepeda atau dengan hiking. Saya sangat menyukai karya Pramoedya Ananta Toer, dan terinspirasi oleh orang-orang hebat yang tumbuh dekat dengan alam, seperti Soe Hok Gie, Norman Edwin dan legenda pesepeda jarak jauh Indonesia yang masih aktif hingga saat ini, Bambang "Paimo" Hertadi Mas. Baru-baru ini, saya menambah lagi tokoh favorit saya karena kejujurannya, tokoh Max Havelaar-karya Douwess Dekker, dan  juga Pak Hoegeng Imam Santoso, Kapolri tahun 1970an, polisi jujur yang semoga bisa ber-reinkarnasi menjadi polisi-polisi jaman sekarang.
Situ Cisanti, Bandung (2014)

Apoteker dan istri hebat saya, Vidyasari dan ketiga anak saya adalah semangat hidup saya. Adik saya, Achmad Rofi Irsyad baru saja mendapatkan gelar magisternya dari Tokyo Institute of Technology, Jepang. 
Umi Anis, Vidya dan Aqila (2014)
Motivasi hidup? Saya ingin membagi sebanyak-banyaknya apa yang saya punya, karena kelak saya ingin bermakna bukan hanya untuk generasi ini, namun juga untuk generasi berikutnya. Guru bukanlah dewa yang selalu benar, dan murid bukan kerbau. Saya bukan guru yang tahu semuanya, karena anda mungkin jauh lebih paham dan kelak bisa jadi guru saya.
Satu lagi, bekerja lah untuk dunia seakan-akan kita hidup seribu tahun lagi, dan beribadah lah untuk Tuhanmu seakan-akan kita akan mati besok.
Grossglockner Highway, Alpen, Austria (2015)
 “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian" - Pramoedya Ananta Toer
Mineralogy and Petrology Conference, Leoben, Austria (2015)
Tambang besi "siderit" Erzberg (SEG field trip, 2016)
Drei Zinnen, Alpen di sisi Italia (2016)
Eisenerz, Alpen sisi Austria (July 2017)
Levi, Finlandia (Sept 2017)
Left to right: Frank Melcher, me, Werner Paar, Reinhard Sachsenhoffer (Dec 2017)
Pulau Obi, Halmahera Selatan (2018) 
Kyoto (2018)
Penangkaran burung Maleo di Taman Nasional Tangkoko, Sulawesi Utara (2019)
Gunung Jayagiri (2020)
Bersama keluarga di Wonosobo (2021)
Kebun teh di sisi Barat lapangan panas bumi Patuha (2022)
Field work di Bizhe, Almaty, Kazakhstan (2023)
Trainer di workshop penulisan karya ilmiah ABM-Cipta Kridatama (2024)
Share:

Thursday, July 3, 2014

Nasionalisme di Perbatasan Indonesia

Kesempatan yang cukup langka, bisa berkesempatan mengeksplorasi potensi Kabupaten termuda di Kalimantan Timur, Kabupaten Mahakam Ulu. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kutai Barat, pada tahun 2012. Kabupaten ini memang belum lama berdiri, dan saat ini pun masih dipimpin oleh Pejabat Sementara, dimana pemilihan Bupati baru akan dilaksanakan pada tahun 2015. Selama akhir Juni hingga awal Juli, saya sedikit mengubek-ubek pedalaman yang dilintasi oleh sungai Mahakam, sungai terbesar di Provinsi Kalimantan Timur.

sumber: Peta Dasar - BNPB, 2009

Selamat datang di Mahakam Ulu. Nadi perekonomian Mahakam Ulu sangat bergantung pada keberadaan sungai Mahakam. Untuk mencapai Ibukota Kabupaten ini, yaitu Ujoh Bilang, kita perlu datang ke Melak, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tering, yaitu dermaga yang berada di sebelah Barat kota Melak. Perjalanan menuju Ujoh Bilang ditempuh dengan menggunakan speed boat, mengingat jalan darat hingga ke ibukota kabupaten tersebut belum sepenuhnya tersambung dengan jalan raya. Perjalanan dengan menggunakan speed boat ditempuh selama 4 jam, karena speed boat harus melawan arus menuju hulu Mahakam. Di tengah perjalanan, kami berhenti di “rest area” di Datah Dawai, dan saya mencicipi makanan setempat, gule daging rusa dan tempoyak, alias fermentasi durian, yang rasanya tidak terlalu kuat dibanding tempoyak yang pernah saya coba di Jambi.




Kabupaten ini mempunyai 5 kecamatan yang cukup besar, yaitu Laham yang berbatasan dengan Kalimantan Tengah dan Kalbar, Long Hubung , Long Bagun yang menjadi ibukota kabupaten Mahakam Ulu, Long Pahangai yang berada di Utara berbatasan dengan Malinau dan Serawak, dan serta Long Apari yang berada paling jauh dan berbatasan dengan Serawak dan Kalbar. Saya tergabung dalam tim, dimana kami harus memetakan potensi mineral dan batubara di Kabupaten yang mempunyai luas mencapai 18rb meter persegi.
 
Sebenarnya, bukan hanya mineral dan batubara yang berada di lokasi ini. Banyak potensi lain yang dapat dikembangkan oleh pemerintah daerah sebagai potensi dan asetnya. Eksplorasi minyak bumi pernah dilakukan oleh Belanda pada tahun 1930-an, namun rig, kompresor dan peralatan lain terpakasa harus ditinggalkan karena adanya pendudukan oleh Jepang. Dilaporkan juga oleh penduudk, adanya gas yang keluar dari tanah, yang saya perkirakan itu adalah gas metana, yang berada di Formasi pembawa batubara.


Foto Eksplorasi Mahakam Ulu oleh Belanda 
(sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat#mediaviewer/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Groepsportret_van_controleur_J.P.J._Barth_met_zijn_reisgevolg_tijdens_de_bestuursvestiging_in_het_Dajakgebied_aan_de_Boven_Mahakam_Midden-Borneo._TMnr_60010382.jpg

Sebelum kita masuk ke Ujoh Bilang, kita akan menjumpai singkapan batugamping yang sangat tinggi di tepi kanan darii arah Tering, yang disebut sebagai batu dinding. Batu dinding merupakan batu gamping yang menunjukkan adanyafosil yang berukuran mikro, namun sebenarnya tidak semuanya berukuran mikro. Beberapa di antaranya masih bisa kita lihat dengan mata telanjang. Menurut legenda, batu dinding ini adalah akibat adanya pesta adat yang dilanggar, karena hewan ikut serta dalam pesta  adat dayak tersebut. Dewa pun marah, dan menjatuhkan batu hanya di satu kampung tersebut, yang sekarang disebut sebagai batu dinding.






Jika menilik potensi mineral, memang kabupaten Mahakam Ulu ketiga kriteria yang diperlukan untuk terbentuknya endapan. Adanya sumber, perangkap, dan media, membuat potensi mineral, terutama yang berhubungan dengan emas alluvial sangat mudah ditemukan di sepanjang sungai Mahakam. Namun, bukan kegiatan eksplorasi jika tidak menemukan sumber-nya. Intrusi sintang yang  berada di sekitar sungai Mahakam, serta adanya granit Era, diperkirakan menjadi sumber adanya potensi emas yang melimpah di sepanjang sungai. Hampir semua anak sungai bermuara ke Sungai Mahakam, sebut saja sungai Boh, sungai Meraseh, sungai Oga, sungai Alan, sungai Ratah, dan sungai Nyerimbungan, semua nya menjadi media transportasi emas yang terbawa ke sungai. Mencari sumber emas bukan pekerjaan yang mudah. Tutupan lahan yang didominasi oleh semak belukar dan pepohonan, serta kemiringan lereng yang cukup ekstrim, membuat eksplorasi potensi mineral, terutama emas menjadi tantangan tersendiri. Namun, saya cukup menikmati kegiatan eksplorasi ini, mengingat insting kita sebagai seorang eksplorer benar-benar diasah, karena kita berada di perbatasan dengan Negara lain, yang harga komoditinya sangat jauh lebih mahal di banding lokasi lain.






Sebagai gambaran, untuk sekali makan nasi dengan lauk dan sayur, anda memerlukan 30rb rupiah. Mash normal? Mungkin ini yang membuat anda tercengang. Air mineral gelas 2rb rupiah, bensin bervariasi dari 10rb rupiah di Ujoh Bilang, 15rb rupiah di Long Pahangai, dan mencapai 20rb rupiah di Long Apari.  Hmmmmm, cukup mencengangkan bukan? Selamat datang di daerah perbatasan.  Orang-orang disini mungkin sudah terbiasa dengan harga yang cukup mencengangkan untuk kebanyakan orang-orang yang terbiasa hidup di kota dengan segala kemudahannya. Yap, kita harus banyak bersyukur, bahwa di tempat yang kita diami, harga komoditasnya mungkin tidak akan semahal ini. Sehingga, boleh saja saya berpendapat, bahwa seharusnya dengan harga yang seperti ini, subsidi bahan bakar dan pembangunan harusnya diutamakan ke penduduk di daerah perbatasan seperti ini, bukan terpusat di Jawa.Jika harga bensin naik, selalu orang-orang di perkotaan yang demonstrasi. Wong yang di perbatasan dari dulu harga sudah membumbung tinggi juga tidak pernah protes. Yah yah, Indonesia belum merdeka juga ternyata…


Untuk potensi batubara, memang ada potensi batubara, karena memang di daerah ini sedikit termasuk ke dalam Cekungan Kutai. Potensi batubara di sungai Medang, sungai Betunuung  dan sungai Mahakam, terutama berlokasi di Kampung Mamahak. Jumlahnya memang harus di eksplorasi lebih lanjut dengan eksplorasi yang lebih detail, namun saya sangat tertarik pada struktur geologi yang ada di lokasi ini. Memang, lokasi yang saya jumpai berada di zona lipatan, batubara seperti kue lapis yang sudah diacak-acak saja. Belum lagi saya sempat merenung, bagaimana bisa ada batubara dengan rank yang rendah, gambut mungkin, berada di antara dua seam batubara yang sudah lebih mature. Periode pembatubaraan yang berbeda saya rasa, yaitu ketika batubara seam tengah terbentuk, belum sepenuhnya menjadi batubara, sehingga hanya menjadi  dirty coal.




Dari 5 kecamatan, saya sudah cukup banyak berinteraksi dengan potensi Long Bagun, dan sedikit saja melihat dari dekat Kecamatan Long Pahangai. Ingin rasanya saya kembali lagi ke Long Pahangai yang berada di Utara, terutama ingin melihat lagi riam pernah saya lalui, dan membuat saya menganga, mengingat motoris, atau nahkoda speedboat sangat cekatan melewati riam atau jeram yang berbahaya, karena kami melawan arus. Konon katanya, setiap tahun ada saja kecelakaan yang meminta korban nyawa di riam-riam tersebut, sehingga tidak sembarang orang berani melewati riam menuju Long Pahangai, maupun Long Apari. Saya sendiri sempat mengabadikan, betapa ganasnya riam yang diterjang oleh speedboat. Memang, alam bukan untuk di lawan, namun untuk dipahami.




Semoga saja, nanti saya bisa kembali lagi ke tempat ini, entah kenapa ada satu potensi yang banyak dibicarakan dan diteliti oleh peneliti sebelumnya, namun selalu berakhir dengan cerita yang kurang menyenangkan, potensi uranium. Hmmmm, uranium dalam granit membuat saya ingin belajar lebih dalam tentang endapan ini. Di salah satu riam itulah, yang secara tidak sengaja saya lewati ketika saya menuju Datah Dawai, ternyata batuannya adalah granit yang mengandung uranium. Damn, saya tidak sadar, dan baru tahu setelah saya di basecamp lagi.Disana saya hanya terlongok, kenapa ya batuan yang besar-besar ini berwarna hitam kemerah-merahan. Semoga saja saya masih bisa mampir kesana. Sampai jumpa Mahakam Ulu, semoga kelak resmi menjadi Kabupaten baru. 



Ada beberapa foto lapangan, edisi dibuang sayang, warnanya menarik seperti mangga, harum juga,, ternyata, aseeeem buanget... selamat menikmati buah Pangin dari pedalaman Mahakam


Tangkapan lokal, namanya ikan jelawat,,, bukan jerawat ya... :D

Mejeng setelah bos-bos koordinator lapangan diinterview untuk siaran di RRI perbatasan

Share:

Blog Archive

Kontak ke Penulis

Name

Email *

Message *