Di luar salju belum mencair semua, jadi biar hangat, mari kita olahraga jari di depan keyboard. Hehe.. Tulisan ini saya buat ketika banyak orang demam batu mulia. Dulu selama masih di Bandung, hampir tiap hari ketika berjumpa dengan orang, hampir tiap hari ada yang nanya, "Mas Andy, nanti kalau ke lapangan, saya nitip batu akik ya!". Saya hanya bisa ngempet ngguyu, alias nahan ketawa, sambil membayangkan saya pergi ke padalarang, kemudian mengambil marmer, kemudian saya poles dan diberikan sebagai oleh-oleh. Jangan sampai karena saking ngebetnya punya batu mulia, batu bacan dari Maluku bisa ketuker dengan batu marmer... Hehehe..
Batuan ini asalnya dari Maluku, namun ini adalah urat kuarsa, yang mengandung emas. Gambar selengkapnya ada di judul blog saya yang lain tentang tambang emas di Halmahera. Berminat karena emasnya? Atau malah ingin dijadikan batu mulia?
Tulisan ini saya kombinasikan beberapa tulisan dengan analogi gerakan anti tambang, karena isu yang saya angkat memang sangat berdekatan, antara eksploitasi batu mulia dengan kegiatan penambangan. Tidak untuk memancing kontroversi dengan orang-orang yang saat ini sedang aktif di dunia per-batu mulia-an, namun untuk sekedar mengingatkan, bahwa segala informasi yang ada, tidak boleh kita telan mentah-mentah, namun harus dipikirkan masak-masak, termasuk ketika kita menyikapi demam batu mulia ini.
Ilustrasi reklamasi dan revegetasi setelah kegiatan tambang berakhir: Penjelasan
tentang reklamasi ada di halaman blog saya yang lain tentang kegiatan penambangan dan reklamasinya
Memiliki satu, dua, atau lima batu mulia untuk sebagian orang tidak ada masalah. Namun, bagaimana untuk orang-orang yang tidak berkecukupan, namun karena saking inginnya mempunyai batu mulia, akhirnya malah mengorbankan segala cara, yang malah nantinya lebih banyak mudhorot daripada manfaatnya. Jangan-jangan anak istrinya belum makan di rumah. Jangan-jangan uang yang dipakai seharusnya untuk bayar spp, atau bayar cicilan.
Jangan-jangan, kita belum tentu mengenal batu yang kita beli lo, dan kita hanya membeli karena bentuk yang indah, atau warna yang menarik. Kalau di universitas saya, ada pelajaran khusus tentang batu mulia, nama kuliahnya Gemology - Geology untuk batu mulia (terjemahan dari Gemmology - Geology of precious minerals). Saya berikan beberapa gambar yang menjelaskan jenis-jenis batu mulia, dan asal mula bagaimana bisa berwarna-warni. Perbedaan warna itu disebabkan adanya ion dari unsur lain, yang masuk sebagai pengotor ketika batu pertama kali terbentuk. Warna itu sifatnya sangat alami, bukan diberi warna tambahan supaya menarik. Hal itu sekarang sangat umum dijumpai, seperti menambahkan warna pada kuarsa, seperti pada contoh drusy quartz di bawah. Beberapa tahun yang lalu, saya sempat memberikan ulasan tentang batu mulia yang sangat terkenal di Tasikmalaya yang sudah banyak diekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan, bernama jasper atau batu merah hati, di halaman ini.
http://www.geologyin.com/2015/01/the-chemical-composition-of-various.html
Tulisan ini saya buat, karena kadang, banyak orang Indonesia yang tersesat, ketika harus menjustifikasi, apakah tambang itu merusak lingkungan atau tidak, padahal mereka seperti yang saya bilang, hidup sangat dekat dengan bahan tambang. Rata-rata ketika ditanya pertanyaan tentang akibat penambangan terhadap lingkungan, pasti akan banyak yang menjawab merusak lingkungan. Padahal, ada hal-hal positif dari dunia tambang yang kadang tidak di ekspos karena media, hanya akan mengekspos sesuatu yang sedang booming.
Apakah dengan menghentikan tambang, maka masalah akan selesai? Hmmm...
Begitu lah saya analogikan dari judul tulisan ini, Orang-orang yang anti tambang, pada pakai akik engga ya? Semua orang menjadi buta, lupa diri, bahwa mungkin, orang-orang yang anti terhadap aktivitas penambangan, mereka sendiri juga memakai produk tambang, misalnya batu mulia. Ada cerita ketika saya harus membawa batu untuk penelitian dari Makassar ke Bandung, saya merasakan sendiri dipersulit oleh banyak pihak. Sampel batuan yang sudah saya packing, hampir dibongkar oleh petugas bandara karena dipikirnya batu itu adalah batu mulia. Pengalaman itu saya tuliskan disini.
Entah benar atau tidak, orang Indonesia termasuk tipikal orang yang reaktif, yang kebanyakan hanya melihat judul besar, namun tidak mendalami sampai ke dalam pokok permasalahan. Memang sih, sangat banyak orang sibuk, sehingga tidak perlu membaca konten beritanya. Namun sadarkah kita, kalau ternyata kita bisa salah menafsirkan berita, karena tidak didukung dengan informasi yang cukup? Apa hubungannya dengan batu mulia dan tambang? Coba kita telaah dari referensi di mining journal tentang investasi di Indonesia. Selama ini kita merasa bahwa potensi sumberdaya alam di Indonesia itu sangat menarik, namun apakah Indonesia tujuan satu-satunya Untuk berinvestasi? hmm, tunggu dulu,,, Sistem dan perijinan di Indonesia sangat ruwet, sehingga hal ini sangat tidak terlalu disukai banyak investor. Negara ini adalah negara kontradiksi. silahkan baca disini . It is hard to believe, but, we should know about it.
Singkapan krisopras di Garut
Ingin tahu bagaimana reaktif dan latahnya bangsa kita? Dulu saya pernah menulis sebuah tulisan, dimana ada rumor, bahwa di Gunung Ciremay, akan dilakukan eksploitasi geothermal, dan Gunung Ciremay akan dijual kepada swasta. Semua pendaki gunung, pecinta alam, aktivis lingkungan, langsung menolak kegiatan panas bumi. Tidak sadarkah mereka, bahwa mereka sedang membaca berita yang sesat? Berita tentang penjualan Gunung Ciremay di blog ini. termasuk juga ketika kita menyikapi demam batu mulia ini, hampir semua orang, kebanyakan hanya ikut ikutan dan akhirnya membuat pasar batu mulia di Indonesia langsung gegap gempita. Padahal banyak dampak yang terjadi, dengan permintaan yang naik ini, yang kalau ditarik ke ujung, akan sangat berdampak pada kgiatan eksploitasi bahan galian.
Drusy quartz, alias kuarsa yang menunjukkan tekstur seperti gula (saccharoidal). Kuarsa diberi pewarna tambahan supaya terlihat menarik
Di tengah demam batu mulia ini, marilah kita bersikap wajar, semua yang berlebihan itu tidak baik. Apa harapannya? Supaya demam batu mulia yang saat ini sedang melanda kota, bisa perlahan-lahan kita netralkan kembali, supaya terjadi keseimbangan antara permintaan pasar, dengan aktivitas penambangan batu mulia ini. Mata rantai itu tidak bisa kita putus begitu saja, karena yang terjadi saat ini, memang karrna adanya pasar yang mendukung terjadinya lonjakan tersebut. Saya sempat berceloteh di twitter tentang ke gusar an saya tentang orang orang yang sedang mengalami demam batu mulia ini, kutipan lengkap twit saya ada di chirpstory ini.
Semoga kita bisa bersikap bijak di tengah demam batu mulia ini. Salam dari Leoben yang suhu nya masih berkisar di bawah 5 derajat.. brrrrr
Jasper, berwarna merah hati hingga hitam, sedang diburu oleh banyak pecinta batu mulia. Saya pernah menulis tentang batu merah hati ini di batu merah delima dari Pancatengah, Tasikmalaya
Sistem penambangan bawah tanah. Ini adalah contoh yang baik, karena sudah diberi penyanggaan secara permanen
Klik gambar untuk melihat museum tambang Sawahlunto
Topaz, yang mempunyai skala kekerasan 8, lebih keras dibandingkan kaca/ kuarsa yang mempunyai kekerasan 7
Emerald, varian dari mineral bernama beryl, yang berwarna hijau karena adanya pengaruh ion kromium menggantikan ion aluminium, yang mengakibatkan adanya perubahan warna
Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain